Dua

Tiba-tiba suatu malam saat Yogi dan Yenni sedang bercengkerama di kamar untuk melepas lelah setelah bekerja seharian dan sudah menidurkan anak mereka, Yogi seperti biasa menceritakan SPG seksi itu.

"Bun, Alhamdulillah Bun. Akhirnya si Fauziah itu berhenti dari showroom." ucap Yogi dengan perasaan lega. Kini tiada lagi perempuan seksi yang bakal menggoda imannya di tempat kerja.

"Alhamdulillah, Syukurlah Yah. Jadi Ayah tidak perlu resign dari situ." kata Yenni yang tak kalah lega karena tidak ada lagi SPG itu.

"Iya Bun, jadi tenang kerjanya sekarang."

Yenni mengira dengan berhentinya Fauziah dari showroom akan membuat Yenni tenang dan merasa aman karena tidak ada lagi yang mengganggu suaminya di tempat kerja. Ternyata dengan berhentinya dia, malah semakin berani menghubungi Yogi dan terus menerus menghubunginya.

Awal-awal Yogi masih menguatkan imannya, ia tak pernah di gubrisnya chat-chat yang dikirim oleh Fauziah. Bahkan hampir setiap malam Yogi mengeluhkan chat-chat Fauziah yang menggodanya. Hingga suatu malam Yenni memberanikan diri untuk menelpon Fauziah, karena ia khawatir Fauziah akan menghancurkan rumah tangganya dan yogi yang mulai sempurna dengan adanya buah hati kami. Ia juga mulai takut akan hal-hal yang menggoda keimanan Yogi.

"Halo Assalamualaikum. Ini Fauziah?" tanya Yenni.

"Iya. Ini siapa ya?" tanyanya heran.

"Saya Yeni, istrinya Yogi. Fauziah masih ingat Yogi?" Lanjut Yenni lagi.

"Oh mbak Yeni. Ada apa ya mbak?"

"Saya dengar-dengar katanya Fauziah sering chat suami saya ya?"

"Ehm. Nggak kok mbak. Hanya chat biasa aja, sekalian ngumpul-ngumpul sama teman-teman di showroom dulu."

"Oh begitu. Yogi mungkin terganggu dengan chat yang Fauziah kirim. Saya sebagai istri juga merasa terganggu jika ada perempuan lain yang sering chat suami saya."

" Tapi kami gak pernah chatingan kok mbak. Yogi nggak pernah balas, juga nggak pernah ikut ngumpul sama kita."

"Alhamdulillah kalau begitu. Tapi lebih baik Fauziah jangan chat suami saya lagi ya. Saya nggak suka." tegas Yenni kala itu.

"Iya Mbak Yeni. Maaf ya mbak?".

"Ya sudah Assalamualaikum."

Setelah kejadian itu Fauziah memang tak pernah lagi menghubungi Yogi. Tapi itu hanya sekitar 2 minggu, setelah itu ternyata keimanan Yogi mulai goyang. Ibaratkan kucing yang setiap hari melihat ikan menghampiri meski tak laparpun pasti lama-lama ingin dimakan juga. Begitu juga Yogi, yang mulai membalas chat Fauziah diam-diam dibelakang Yenni.

Semenjak sering membalas chat Fauziah sudah tidak pernah lagi dia mengajak Yenni ikut kajian rutin mingguan, tak pernah lagi sholat 5 waktu di Masjid. Yogi yang mengajak Yenni hijrah pun kini ia yang mulai lupa dan meninggalkan semuanya.

Perasaan istri mana yang tidak peka terhadap perubahan suaminya. Meskipun tahu tapi Yenni tak pernah mempermasalahkan itu. Ia hanya ingin tau sejauh mana Yogi akan seperti itu sering chating dengan perempuan yang bukan mahrom, padahal dia sudah tahu hukumnya.

Awal kedekatan Yogi dengan Fauziah hanya lewat chating tapi ternyata lama-kelamaan mereka sering ketemuan, karaokean dan makan bareng. Pernah beberapa kali aku mengungkapkan apa yang aku rasakan atas perubahan Yogi dan kedekatannya dengan Fauziah, tapi Ibu mertuanya tidak percaya. Karena saat itu Yenni memang belum ada bukti.

"Kamu tahu darimana nuduh-nuduh suamimu kayak begitu. Kamu tahu kan menuduh suami selingkuh itu dosa besar Yen. Kalian kan udah pada ngaji, kajian pake kerudung panjang-panjang begitu masak iya nggak tahu hukumnya." cerocos Ibu mertua Yenni ketika ia mengadukan perubahan sikap Yogi padanya.

Yenni melihat mertuanya tidak mempercayainya. Akhirnya Yenni juga menguatkan diri dan berusaha terus berhusnudzon. Mungkin benar kata Ibu mertuanya, Yogi sudah hijrah dan sering kajian tidak mungkin dia melakukan dosa besar seperti selingkuh tanpa hubungan halal.

Kurang lebih hampir sekitar 4 tahun Yenni bertahan, dan percaya sepenuhnya dengan Yogi. Meski Yenni sempat beberapa kali mencari tahu kontrakan hingga rumah asli dari Fauziah. Karena kesibukan Yenni saat itu yang menjadi staff keuangan di KONI membuatnya benar-benar jarang bertemu dengan Syifa anaknya. Ternyata diam-diam Yogi pernah beberapa kali mengajak Syifa ke kostan Fauziah. Mungkin Yogi mengira Syifa yang waktu itu berumur hampir 4 tahun tidak akan mengadu bahwa pernah di bawa kerumah Fauziah itu.

Bukan aku tak pernah mempertanyakan akan hubungan Yogi dengan Fauziah, sudah hampir setiap malam setelah Syifa tidur Yenni selalu menanyakan hubungan mereka. Bukan jawaban yang Yenni terima tapi malah bentakan dan kemarahannya. Selalu begitu jawabannya setiap Yenni mempertanyakan hubungan mereka.

Hingga suatu hari Yenni berazzam pada dirinya sendiri bahwa ia harus bertabayyun dan mencari kebenarannya sendiri. Ia pun mulai mencari-cari info tentang kostan Fauziah dan rumah aslinya. Meski awalnya tidak tau harus bertanya pada siapa akhirnya Allah menunjukkan kuasanya lewat putrinya yang masih polos itu.

"Bun, kemarin syifa diajak ayah jalan-jalan kerumah tante Zee." celetuk polos putri kecil mereka.

"Tante Zee yang mana Nak?"

"Tante Zee teman Ayah yang suka pakai baju pendek-pendek Bun. Tapi dia orangnya baik kok Bun. Syifa waktu itu di belikan coklat."

"Oh Tante Zee yang itu. Syifa ingat nggak nak dimana jalan kerumahnya?"

"Ingat Bun. Nggak jauh kok dari rumah kita."

"Pergi kesana sama Bunda yuk Nak, kita ketemu sama Tante Zee."

Dengan membujuknya akhirnya kami pergi ke kostan Fauziah. Sebenarnya Yenni tak terlalu yakin bahwa Syifa ini benar-benar ingat dimana kostan Fauziah, tapi Bismillah saja ini sebagai salah satu ikhtiar untuk mendapatkan kejelasan dari Fauziah. Ternyata memang benar kata Syifa, kostan Fauziah tidak jauh dari tempat tinggal mereka hanya beda beberapa gang.

Yenni kira setelah masuk ke gang pertama langsung bertemu dengan kostannya ternyata itu adalah jalan tikus, masuk lagi ke gang kecil, dan berbelok-belok, melihat itu pun Yenni mulai tak yakin apakah ini benar-benar yang ditunjukkan Syifa.

Setelah beberapa kali belok-belok masuk keluar gang kecil Syifa menunjuk rumah kost berwarna hijau yang bersebelahan dengan rumah pemilik kostan tersebut. Memang benar ternyata kostan ini bebas, laki-laki dan perempuan bebas masuk. Satu titik terang sangat mungkin kalau Yogi mengunjungi Fauziah kesini. Aku pun segera mencari Ibu Kost dirumahnya.

"Assalamualaikum." ucap Yenni tapi tidak ada jawaban. Oke sekali lagi batin Yenni.

"Assalamualaikum?" terdengar jawaban dari dalam yang kemudian suara semakin mendekat. Dan pintu rumah terbuka.

"Wa'alaikum salam. Iya mbak? Mau cari kost-kostan ya"? Diulangnya lagi jawaban salam Yenni dan bertanya balik kepadanya.

"Oh tidak Bu. Saya mau cari teman saya. Katanya ngekost disini." jawab Yenni berbohong.

"Oh siapa namanya mbak?" tanyanya ramah.

"Namanya Fauziah Bu."

"Oh Fauziah. Yakin kalau Fauziah itu teman mbak?" diperhatikannya penampilanku yang mengenakan pakaian syar'i.

"Iya Bu. Lebih tepatnya teman suami saya. Memangnya kenapa Bu?" tanya Yenni penasaran apa maksud dari ucapan Ibu kost itu.

"Boleh saya lihat mana poto suami Mbak?" tanyanya sambil menengadahkan tangannya di depan Yenni. Yenni pun mengambil HP dari tas kecilnya, Dan mencari poto suaminya.

"Yang ini suami saya Bu." Yenni menyodorkan HP ke tangannya dan menunjuk poto Yogi di Hp nya.

"Oh suamimu yang ini? Iya memang sering kesini. Saya sudah capek nasehatin itu si Fauziah, nggak mau denger gonta-ganti cowok melulu. Kemaren ada yang datang marah-marah ngelabrak si Fauziah. Katanya Fauziah sering chat suaminya. Kalau saya lihat memang suami mbak yang paling sering kesini." ucapnya panjang lebar.

Bagai tertusuk duri tajam omongan Ibu Kost yang ceplas-ceplos ini tidak ada yang ditutupi. Diceritakannya semua tentang kelakuan Fauziah di Kostan. Setelah panjang lebar dia menjelaskan akupun masih tetap tenang dan tidak mau gegabah atau marah-marah dihadapan Ibu ini. Hingga akhirnya aku meminta alamat asli dari Fauziah tersebut.

Tanpa disangka setelah sampai rumah Yogi sudah berada dirumah dengan wajah yang penuh amarah. Ini bukan Yogi yang mengajak Yenni hijrah dan kajian dulu. Sudah banyak pengaruh jahat di dalam dirinya. Baru sempat Yenni memarkir motornya Yogi langsung menghampiri.

"Darimana kamu Yen?" sambarnya langsung penuh emosi tanpa memperdulikan ada Syifa di antara mereka.

"Dari rumah teman Yah."

"Jangan bohong kamu. Barusan Zee menelpon katanya kamu datang ke kostannya, dan dia sempat di tegur lagi sama Ibu Kost."

"Memangnya ada hak apa Fauziah harus mengadu sama kamu Yah? Memangnya dia siapa kamu? Semuanya diadukan denganmu?

"Sudah jangan banyak bertanya kamu. Awas sekali lagi aku dengar Zee mengadu padaku kalau kamu mendatangi kostannya." ancamnya sambil melangkah keluar.

Yenni sebagai istrinya tetapi dia membela perempuan lain dari pada Yenni, dan jelas-jelas di depan anak mereka.

Bagaimana Nasib kisah mereka selanjutnya?

Terpopuler

Comments

💞🌜Dewi Kirana

💞🌜Dewi Kirana

bagus thor ceritanya

2020-05-09

1

Uzwa Chazanah

Uzwa Chazanah

waduh ... Parah si yogi🤗😁😁

2020-04-10

1

Heru Cazura

Heru Cazura

sukaaa

2020-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!