Tiga

Keesokan harinya Yenni berniat mengunjungi rumah orang tua Fauziah. Sebelum langsung kerumahnya, Yenni berhenti di warung dekat rumah Fauziah untuk bertanya terlebih dahulu. Sambil memesan es diwarung tersebut.

"Bu, es sis*i satu ya rasa cincau."

"Iya mbak. Minum sini atau bungkus?"

"Minum sini aja Bu."

Yenni memainkan HP, tak lama si penjual mengantarkan pesanannya. Sambil menikmati es Yenni pun mulai bertanya-tanya dengan si penjual es.

"Bu, Ibu kenal Fauziah? Katanya rumah nya di gang ini." tanya Yenni hati-hati.

"Kenal. Kenapa mbak?"

"Saya mau berkunjung kerumahnya Bu."

"Oh , itu rumahnya yang ada Ibu-ibu mandi di depan mbak. Itu mamanya Fauziah."

"Boleh saya tanya-tanya sedikit tentang keluarganya Fauziah gak bu?

"Boleh Mbak. Memang sering ada Ibu-ibu nyari rumah Fauziah mbak. Katanya suami mereka ada main dengan Fauziah. Udah beberapa kali ada Ibu-ibu ngamuk-ngamuk, marah-marah nggak terima mbak."

"Oh. Keluarganya gimana bu?"

"Sama aja Mbak, Mbak. Lha wong itu si Fauziah juga gak jelas siapa bapaknya." jawab ibu tersebut santai. Tapi malah membuat Yenni terkejut.

"Oh begitu Bu. Kalau saya mau bertemu keluarganya kira-kira ketemu sama siapa ya bu yang enak di ajak ngobrol?"

"Oh.. Coba mbak ketemu sama pamannya aja. Ada itu di sana namanya pak Bujang. Sebenarnya mbak ada masalah apa sama keluarga Fauziah?"

"Saya mau bertabayyun Bu. Saya curiga suami saya juga ada main sama Fauziah."

"Ya Alloh mbak, baru kali ini ada Ibu-ibu yang nyari Fauziah nggak marah-marah. Malah datang baik-baik. Kemarin aja sampai ada yang ngamuk-ngamuk jambak Fauziah pas kesini." ucap ibu itu menggebu-gebu.

"Saya kan mau bertabayyun dulu bu. Mau memastikan."

"Ya sudah Mbak tanya sama pak Bujang aja sana mbak, biar jelas. Biar di nasehatin tu si Fauziah. Biar Jerak."

"Iya Bu Terimakasih ya bu." ucap Yenni sambil pamit pergi menuju rumah Pak Bujang.

Akhirnya sampailah dirumah Pak Bujang. Yenni di sambut dengan ramah dan baik, dan Yenni pun ceritakan semua kecurigaannya kepada Fauziah, dan Pak Bujangpun mengerti dan berjanji akan menasehati Fauziah.

"Yen, nanti siang jam 2 aku ada tugas di luar kota." tiba-tiba Yoga menghampiri Yenni yang tengah menyiapkan sarapan untuk Yoga dan Syifa.

"Loh kok mendadak Yah? Biasanya kamu nggak pernah dinas ke luar kota?" tanya Yenni kaget. Kini sudah mulai tak ada lagi panggilan Bunda untuk Yenni.

"Iya kebetulan ini sama teman-teman kantor juga." jawabnya sambil melahap roti di atas meja makan.

"Ya sudah Yah, kalau begitu aku sama Syifa ikut aja ya Yah? Aku izin ke kantor hari ini sama besok." pinta Yenni menggebu-gebu ingin ikut bersama Yogi.

"Eh gak usah. Mau ngapain ikut kesana? Aku kan bukan jalan-jalan, aku mau kerja ya setelah itu baru jalan-jalan kalau waktunya sempat." jawabnya gugup.

"Aku janji kok Yah, aku sama Syifa gak bakal ganggu kerjaan Ayah disana. boleh ya Yah?"

"Kalau aku bilang tidak ya tidak. Kamu ini kok suka membangkang!" teriaknya sambil meninggalkan meja makan.

Yenni hanya bisa mengelus dada. Mau pergi kemana Yogi? Bersama siapa? Perasaan Yenni tak karuan, ntah akan pergi bersama siapa suaminya ini hingga membuatnya marah ketika Anak dan Istrinya hendak ikut. Selama beberapa tahun mereka menikah tak pernah Yenni melihat Yogi di tugaskan ke luar kota.

Siang harinya, Yenni melihat Yoga berkemas pakaian menggunakan ransel besar.

"Aku pergi dulu ya. Jaga Syifa baik-baik. Aku pakai motor dari rumah. Nanti di simpan di kantor. Kita perginya naik mobil kantor."

"Hati-hati ya Yah. Kok perasaan aku gak enak ya?"

"Iya. Kamu jangan curiga terus sama aku. Dosa kamu. Tahu dosa?" bentaknya sebelum ia pergi meninggalkan rumah.

Yenni pun merelakan kepergian Yogi, meski berat tapi ia berusaha berhusnudzon.

Tiba-tiba sore itu hujan sangat deras, seolah hujan tau apa yang sedang Yenni rasakan kesedihan yang mendalam, curiga terhadap Yogi tapi tidak tahu harus mencari kebenarannya dimana. Pikiran Yenni kosong menerawang, Yenni melihat gadis kecilnya masih asik mewarnai gambar hello kitty kesukaannya. Yenni melihat Hp nya yang berdering.

'Ayah?' Gumam Yenni dalam hati lalu ia mengangkat telpon dari Yogi.

"Assalamualaikum ada apa Yah?"

"Mana Syifa?"

"Ini dia lagi mewarnai gambar."

"Berikan telponku padanya." Yenni membisikkan ke Syifa bahwa Ayahnya ingin berbicara dengannya.

"Halo Iya Yah. Ada apa?"

"Syifa sayang. Syifa sayang sama Ayah kan?" tanyanya aneh

"Iya Yah, Syifa sayang sama Ayah kok. Kenapa Yah?"

"Syifa sayang sama Ayah kan?" tanyanya di ulang sampai berkali-kali membuat pikiran buruk Yenni menari-nari di otak. Sebenarnya ada apa dengan Yogi. Tidak biasanya dia seperti ini.

Akhirnya Syifa marah karna selama menelpon Yogi hanya menanyakan itu, akhirnya Yenni menganbil alih HP nya dari Syifa.

"Yah. Ini hujan deras banget Yah. Aku khawatir perjalanan Ayah terganggu. Bahaya ini Yah."

"Tidak bisa ini sudah keputusan dari kantor."

"Ya sudahlah Yah, kalau memang tidak bisa di tunda. Ayah hati-hati di jalan ya?"

"Ya." sahutnya sambil mematikan telepon.

Ntah perasaan apa yang berkecamuk di dada Yenni kala itu. Yang jelas Yennu merasa ada yang aneh dengan tingkah Yogi. Kali ini Ka beranikan diri untuk mencari tahu lewat teman kami, Berry.

Yenni hubungi Berry awalnya dia tidak ingin menceritakan kebenarannya dia hanya bilang bahwa tidak ada tugas keluar kota. Yogi masih di kota ini. Karna kurang detail info yang Yenni dapatkan. Akhirnya Yenni bertanya lagi kepada teman kami Dion. Dari Dionlah Yenni mendapatkan petunjuk bahwa Yogi sekarang sedang berada di salah satu diskotik di Kota Kami.

Dengan modal nekat Yenni pergi meninggalkan Syifa ketika dia tidur. Yenni keluar rumah tanpa izin dengan mertua ku. Saat itu Yenni pergi kurang lebih sekitar pukul 23.20 menuju diskotik tersebut.

"Maaf Mbak, di sini tidak bisa wanita pakai kerudung masuk ke dalam Mbak." tegur satpam saat melihat Yenny datang, Apalagi kala itu Yenni memakai kerudung panjang.

"Ya sudah Pak. kalau tidak boleh saya tunggu di luar saja." pinta Yenni dengan santai.

Hampir lima belas menit Yenni menunggu tiba-tiba, Ia melihat Dion dan Berry datang bersama beberapa temannya. Berry yang ketakutan langsung gugup menarik tangan Dion yang lebih tenang.

"Yen. Lu ngapain kesini? Pulang Yen. Gak bagus perempuan pakai kerudung kayak kamu di tempat ini." Berry menghampiri Yenni dan langsung menyuruhnya pulang.

"Nggak. Aku cuma nungguin Yogi. Di luar aja Ber. Nggak bisa masuk.”

"Nggak ada Yogi disini Yen, ayo pulang pulang. Gue antar lu pulang ayo dah." paksanya sambil mengambil motornya.

Akhirnya Yenni pun mengikuti perintah Berry yang menyuruhnya pulang. Mungkin benar kata Berry, kalau Yogi tidak ada di tempat ini. Berry mengantar Yenni pulang dengan motor masing-masing. Di tengah perjalanan, Yenni merasa sudah tidak perlu di antar akhirnya Yenni menyuruh Berry pulang karena sudah dekat dengan rumah Yenni.

"Ya sudah Ber, kamu pergi aja deh. Aku berani kok. Udah deket."

"Yakin lu Yen?"

"Iya."

"Ya sudah, gua langsung pulang ya?"

Berryberputar arah kembali ke diskotik.

Dan aku pun langsung....

Terpopuler

Comments

💞🌜Dewi Kirana

💞🌜Dewi Kirana

lanjutkaaan thor

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!