...Pertempuran Di Jalan...
Malam telah berlalu, Sang bulan telah kembali tertidur dan tibalah sang matahari yang telah terbangun.
Di kamar Nara.
“Tuan muda, sudah waktunya untuk Anda bangun.” Ucap Tiara membangunkan Nara.
“Iya.” Jawab Nara.
Setelah itu Tiara menyiapkan baju Nara. Dan meletakkannya di meja rias.
“Tuan muda, baju Anda sudah saya siapkan di atas meja rias Anda.”
“Emm.” Jawab Nara yang masih mengantuk.
“Kalau begitu saya permisi.”
Beberapa saat kemudian, Nara telah selesai mandi dan berpakaian. Lalu ia keluar kamar.
Di luar kamar Nara.
Nara melihat Tiara yang sudah menunggu kedatangannya.
“Tiara, dimanah Lisa? Seperti aku tidak melihatnya pagi ini.” Tanya Nara.
“Lisa, sedang memesankan sarapan, Tuan muda.”
“Kalau begitu ayo kita ke lantai satu.”
Di lantai satu penginapan.
“Tuan muda!” suara teriakan dari jauh.
Nara melihat asal suara tersebut. Terlihat gadis cantik Elf yang datang menghampirinya.
“Lisa, tunjukkan mejanya.” Ucap Nara.
“Baik, Tuan muda.” Ucap Lisa sambil menuntun Nara dan diikuti Tiara.
Setelah itu mereka sampai di salah satu meja. Di meja tersebut telah tersedia makanan dan minuman yang sesuai dengan selera Nara.
“Baiklah, ayo kita makan!” Ucap Nara sambil duduk di salah satu kursi. Di ikuti oleh Tiara, sementara Lisa terlihat agak tidak enak.
“Kenapa?” tanya Nara.
“Saya tidak enak, jika duduk satu meja dengan Tuan muda.” Jawab Lisa dengan nada takut.
“Sudahlah duduk saja!”
“Baik, Tuan muda”
Setelah selesai sarapan.
“Tiara, kapan dimulainya upacara kebangkitan beast?” tanya Nara.
“Menurut surat edaran, upacara kebangkitan beast akan diadakan pada jam 10 nanti.” Jawab Tiara.
“Begitu. Level berapa jiwamu sekarang?”
“Level jiwa saya masih di level 3,5.”
“Ooo, kalau begitu levelmu cukup tinggi jika dibandingkan dengan orang biasa.”
“Lisa, apakah kau sudah melakukan upacara kebangkitan beast?” tanya Nara pada Lisa.
“Saya belum melakukannya, Tuan muda.”
“Kalau begitu ikutlah denganku”
“Ta-tapi apakah tidak merepotkan?” tanya Lisa.
“Tentu saja tidak, itu akan menguntungkan karena aku memilih pelayan yang kuat.”
“Kalau begitu terima kasih, Tuan muda.” Jawa Lisa sambil menunduk.
“Baiklah setelah selesai sarapan, temani aku pergi ke toko untuk membeli kebutuhan kebangkitan beast Lisa.” Ucap Nara.
“Baik, Tuan muda.” Ucap Tiara.
“Terima kasih, Tuan muda.” Ucap Lisa dengan nada hormat.
Setelah selesai sarapan. Nara dan para pelayanan pergi meninggalkan penginapan.
Di luar penginapan.
Nara dan para pelayannya, berjalan-jalan melihat-lihat apakah ada toko perlengkapan beast yang bagus.
Di tengah perjalanan. Nara melihat salah satu toko yang cukup ramai. Terlihat banyak orang yang lalu-lalang di depan toko. Toko tersebut bernama “Toko Mawar Hitam”.
Nara memutuskan untuk melihat ke dalam toko tersebut. Ketika mereka memasuki toko mereka langsung disambut oleh salah satu pelayan.
Di dalam Toko Mawar Hitam.
“Ada yang bisa dibantu?” tanya pelayan yang menghampiri Nara.
“Aku mau mencari telur beast.” Ucap Nara.
“Kalau begitu ikuti saya Tuan.”
Setelah itu mereka langsung dibawa ke salah satu etalase yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis telur beast. Telur beast yang ada di dalam etalase itu tidaklah banyak hanya beberapa.
“Ini dia persediaan telur beast kami. Maaf bila terlalu sedikit, karena permintaan sedang naik karena akan diadakan upacara kebangkitan beast.” Ucap pelayan dengan nada bersalah.
“Tidak apa-apa. Lisa pilihlah mana yang akan kau ambil.” Ucap Nara sambil melihat ke arah Lisa.
“Baik, Tuan muda” Setelah itu Lisa maju melihat-lihat telur beast yang berada di etalase.
Selagi Lisa masih melihat-lihat. Nara bertanya kepada pelayan.
“Apakah di sekitar sini terdapat toko perlengkapan senjata?” tanya Nara.
“Ada Tuan. Di depan berjarak beberapa meter dari sini terdapat sebuah toko senjata.” Jelas pelayan.
“Ooo, terima kasih.”
Setelah itu terdengar suara Lisa yang memanggil Nara.
“Tuan muda, saya sudah memilih.” Ucap Lisa sambil menunjukkan salah satu telur yang terlihat berwarna hijau terang dengan sedikit lilitan akar.
“Baiklah, pelayan tolong ambilkan telur yang dia tunjuk.” Ucap Nara.
“Baik, Tuan.” Ucap pelayan sambil mengambilkan telur yang Lisa tunjuk.
“Ada yang lain Tuan?” tanya pelayan.
“Tidak, itu saja.”
“Harga telur tersebut adalah 1.200 koin emas hitam.” Ucap pelayan sambil menyerahkan telur yang dipilih Lisa pada Nara.
“Tiara simpan telurnya dan berikan uangnya.” Ucap Nara pada Tiara.
“Baik, Tuan muda.” Ucap Tiara sambil menyerahkan kantong berisi koin emas hitam.
“Terima kasih Tuan.” Sambil menerima kantong tersebut.
Setelah itu Nara dan para pelayannya. Pergi dari toko tersebut. Menuju toko senjata yang direkomendasikan oleh pelayan toko.
Di tengah perjalanan menuju toko senjata yang direkomendasikan. Nara melihat ada banyak orang berkerumun di pinggir jalan. Nara memutuskan untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Di tengah kerumunan tersebut terlihat dua pria orang sedang bersiap untuk bertarung. Penampilan kedua orang tersebut sanggatlah kontras, yang satu terlihat berbadan kecil dan satunya berbadan kekar.
Tidak lama mereka langsung memulai pertarungan. Pria berbadan kecil mengeluarkan pisau dan memanggil seekor tikus tanah hitam. Dan pria berbadan kekar mengeluarkan pedang besar dan memanggil seekor monyet rambut api.
Pertarungan dimulai dengan serangan sambutan dari pria berbadan kecil dengan tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan muncul di depan pria berbadan kekar sambil memberikan serangan.
Serangan tersebut menghasilkan goresan tipis pada tangan kanan pria berbadan kekar. Setelah terkena serangan, pria berbadan kekar langsung melancarkan serangan pedang besar yang dilapisi dengan api pada pria berbadan kecil.
Tetapi serangan tersebut berhasil ditahan oleh pria berbadan kecil dengan pisau berlapis tanah hitam. Mereka berdua melancarkan berbagai serangan demi serangan. Alhasil kedua belah pihak menerima luka yang cukup banyak.
Pada akhirnya pertandingan diakhiri dengan kemenangan pria berbadan kecil dengan terjatuhnya pria berbadan kekar ke tanah. Setelah itu para penonton yang mendukung pria berbadan kecil mulai mengambil hasil taruhan mereka. Nara yang tadi memasang taruhan pada pria berbadan kecil menerima beberapa puluh koin emas.
Setelah pertarungan itu, terlihat pria berbadan kecil mulai pergi menjauh dari kerumunan. Melihat itu Nara mengikuti pria berbadan kecil tersebut.
“Hai, berhentilah!” panggil Nara pada pria tersebut.
“Ada apa?” ucap pria berbadan kecil tersebut sambil membalikkan badannya.
“Terimalah!” ucap Nara sambil melemparkan kantong koin.
Pria berbadan kecil melihat apa yang dilemparkan Nara lalu bertanya.
“Apa ini?” ucap pria tersebut.
“Koin emas hasil taruhan pertempuranmu.”
“Kenapa memberikannya kepadaku?”
“Karena aku terhibur dengan pertempuranmu.” Ucap Nara sambil pergi meninggalkan pria berbadan kecil yang terlihat kebingungan.
“Aneh.” Ucap pria berbadan kecil.
“Tuan muda, kenapa memberikannya koin emas tersebut?” tanya Lisa pada Tuannya.
“Hanya ingin saja.” Ucap Nara sambil melanjutkan perjalanan menuju toko senjata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ベルゼブブ
.
2022-01-28
0