Maya akhirnya sampai juga di lantai empat, dia melangkahkan jejak kaki nya memasuki ruang kantor yang terlihat lebih meriah dari pada lantai tiga tadi.
Maya melangkahkan kaki jenjang nya untuk menyusuri lantai marmer putih kantor tersebut. Untung saja hari itu dia memakai sepatu flat jadi langkah kakinya tidak menimbulkan suara ketukan yang nanti mungkin akan mengganggu karyawan lainnya.
"Eemm kak, kalau pegawai magang harus melapor ke siapa ya?" Tanya Maya pada salah satu karyawan cowo berparas manis.
"Sudah lapor ke HRD?"
"Sudah kak."
Maya tersenyum kecil kearah cowo itu, bukan senyuman menggoda namun itu senyuman ramah Maya sebagai karyawan magang di sana.
"Kenalin gue Bayu, dan lo__?" Tanya cowo manis tadi, senyuman menawan nya pun tertarik jelas di sudut bibir Bayu.
"Saya Maya kak." Jawab Maya dengan uluran tangannya, dalam sedetik Bayu meraih jabatan tangan lembut Maya.
"Gak usah pake aku kamu segala, dan panggil aja gue Bayu gak usah pake sebutan kaka." Ucap Bayu kemudian, Maya masih tersenyum kecil menanggapi ucapan sang cowo manis tersebut.
"Ya udah lo lapor aja dulu ke CEO perusahaan ini, namanya Samuel Perdana."
"Oh gitu ya kak___ eh maksud gue, Bayu__" jawab Maya salah tingkah, maklum mungkin belum terlalu kenal dan masih rada-rada asing dengan Bayu.
Maya melangkah meninggalkan Bayu, namun sedetik kemudian kembali Bayu memanggil gadis itu.
"May__"
"Iya?"
"Lo tau gak dimana ruangan Pak Sam?"
Maya menggeleng pelan.
"Lo salah arah, tuh ruangan pimpinan disebelah sana."
Bayu menunjukkan arah yang berlawanan dari langkah Maya tadi.
Gadis itu cengar cengir sendiri ke arah Bayu, dia menggaruk tengkuk nya yang tentu saja saat itu tidak gatal.
"Heee makasih Bay, oh kesana ya?? Oke."
Maya masih cengar cengir ke arah Bayu, membuat cowo itu tersenyum geli.
"Hhmm lumayan lucu juga." Desis Bayu pelan, senyuman kecil nya pun kembali dia tarik.
Maya melangkahkan kaki kembali guna mencari ruangan Chief Executive Officer alias CEO perusahaan Advertising itu, hingga akhirnya dia menemukan sebuah pintu bertuliskan CEO Samuel Perdana yang terpampang nyata di badan pintu ruangan itu. Maya membuang nafas sebentar sebelum dia memasuki ruangan tersebut.
Tok...tok..
Maya mengetuk pelan pintu ruangan CEO, tak ada jawaban dari orang yang mendiami kantor tersebut.
Tok... tok...
Kembali Maya mengetuk untuk kedua kalinya, dan masih tidak ada jawaban apa-apa dari pemilik perusahaan periklanan bonafit itu.
Gadis itu mendengus kesal hingga hilang kesabaran nya, Maya memberanikan diri membuka knop pintu tersebut. Tentu saja bukan bermaksud tidak sopan, gadis itu merasa sudah mengetuk pintu namun tidak ada balasan dari sang empunya ruangan.
Dan Maya juga berfikir tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi menunggu perintah dia memasuki ruangan tersebut.
Mungkin lebih tepatnya Maya tidak ingin menunda lagi pekerjaan pertamanya hari ini.
Klek __
Maya membuka perlahan knop pintu ruangan CEO itu. Seketika netra Maya membola melihat sosok cowok berambut kecoklatan yang tengah menelungkupkan kepala nya di atas meja kerja nya, kedua lengan kekarnya dia lipat guna menjadi bantalan kepalanya.
Maya mendesis pelan, bibirnya dia cibirkan kesal melihat tingkah pimpinan tertinggi perusahaan tersebut. Ish__ CEO apaan, molor di jam kerja kayak gini, orang macam ini bisa jadi CEO?!, batin Maya.
"Ehemm___!!!" Maya berdeham.
Spontan saja sang CEO tersebut tersentak kaget mendengar suara dehaman yang terdengar begitu dekat dengan telinganya.
CEO tersebut mendongak dengan iris mata yang masih sedikit tertutup. Dia memicingkan sedikit kelopak matanya.
"Siapa lo?! Berani-berani nya masuk ke ruangan gue tanpa ijin?!"
"Saya __ Ma_ya_ Pak." Bola mata Maya kembali membola lebar. 'Cowo itu__ yang di lift tadi kan?' Lirih nya dalam hati.
"Kenapa lancang masuk ke ruangan saya tanpa ijin dari saya?" Bentak CEO itu lagi.
"Tadi saya sudah ketuk pintu kok Pak, Bapaknya aja yang gak denger." Bantah Maya tanpa ragu.
Sam seketika melotot mendengar ucapan gadis dihadapannya itu.
"Lo__ lo yang di lift tadi kan?!" Kali ini Sam kembali merasa geram setelah mengingat kejadian di lift beberapa jam yang lalu.
"I_yyaa_ Pak."
Maya sedikit tersenyum kikkuk. 'What__ jadi dia CEO disini? Mati deh gue harus kerja sama cowo menyebalkan macam dia, Oh My God!!' Ucap Maya dalam hati.
"Heh__!! Ngapain bengong?! Mana berkas kamu, sini!!!"
"Eh_ iinnii Pak__"
Dengan ragu Maya menyodorkan beberapa berkas nilai akademis dan surat panggilan nya.
Sam dengan serius membaca semua berkas yang tadi disodorkan Maya, sesekali mata nya membola melihat tulisan yang tertera di berkas tersebut. 'Pinter juga ni cewe__' batin Sam.
"Lo jadi asisten gue mulai hari ini." Ucap Sam tiba-tiba, dia tutup kembali semua berkas dalam map merah tersebut.
Maya masih tidak bergeming, rasanya dia masih sedikit syok dengan keputusan yang CEO itu katakan.
"Hey__!!! Lo denger gak apa gue bilang tadi?"
"Iihh iiya Pak."
"Lelet amat sih jadi cewe. Sekarang lo jadi asisten gue, lo urus semua kerjaan gue. Memeriksa file, laporan keuangan, kontrak kerjasama trus satu lagi project dengan klien perusahaan minuman energi lo cek lagi detil pemasaran nya." Jelas Sam, Maya melotot spontan ketika mendengar semua tugas yang harus dia kerjakan. "Sialan__ kalo itu semua gue yang kerjain, lalu kerjaan dia apaan?" Gerutu Maya kesal, tentu saja gerutuan dalam hati.
"Hey__ ngapain diem disitu?! Cepet sana kerjain." Bentak Sam lagi.
"Lha meja saya dimana Pak?" Tanya Maya tanpa basa basi, gadis itu sedikit mendengus kesal melihat sikap arogan CEO muda itu.
"Tuh meja lo, lo gantiin asisten gue yang cuti hamil. Semua berkasnya ada di atas meja." Tunjuk Sam dengan tatapan mata tajam nya.
Kembali Maya sedikit mendengus geram melihat tingkah sok atasan nya itu.
"Gue harus satu ruangan lagi sama si rese itu. Oh my God__ mimpi apa gue semalam hiks__!!" Maya bermonolog pelan.
"Kerja__!!! Gak usah banyak gaya lo!"
"Ssiiiaap Pak." Jawab Maya gugup. "Untung bos, kalo gak udah gue timpuk pake sepatu nih orang!" Lagi-lagi Maya bermonolog.
Maya terlihat sibuk dengan semua file yang menumpuk di meja kerjanya, lebih tepatnya meja kerja asisten lama sang bos yang kini menjadi meja kerja Maya. Sebenarnya dalam hati Maya, dia merasa tidak adil dengan semua kerjaan yang CEO itu serahkan.
Lagipula dia kan cuma pegawai magang disini, yang cuma beberapa bulan bekerja di perusahaan itu untuk mendapatkan nilai tambahan akademis nya. Tapi kenapa malah dia diberikan tugas yang begitu banyak? Lagi-lagi gadis itu membuang nafas kasar, bibirnya dia majukan beberapa senti saat melihat Sam sang CEO yang berada tepat di seberang meja nya.
Maya kembali mendengus kesal saat Sam terlihat hanya memandangi serta scroling layar ponsel pipih berwarna hitam di genggaman cowo itu.
"Ish__ CEO pemalas." Decih Maya pelan, mata nya dia picingkan samar.
.
.
Sam masih sibuk melihati galeri ponsel nya. Berkali-kali dia menscrolling layar panjang ponsel pipih nya. Tentu saja cowo itu masih sibuk memandangi beberapa foto dirinya dan Freya dulu.
Mata Sam tak jarang terlihat sendu saat ingatan dalam benak nya kembali ke detik dimana dia mengalami semua moment dalam foto tersebut. Namun sedetik kemudian mata kecoklatan itu meluapkan kemarahan saat dia mengingat adegan Freya bersama cowo lain dalam sebuah kamar hotel.
Brak__!!!
Sam tiba-tiba membanting ponsel nya ke lantai hingga kocar kacir berserakan, membuat Maya bergidik kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Kastinah
lah si bos sewot amat
2021-12-24
0
Felisitaz😇
semnagat
2021-12-19
0