waktu merubah segalanya II

Sedikit melotot Vani tidak percaya Yudha berpikir seperti itu. Akhirnya dia mengalah untuk memulai cerita.

"Baiklah aku ceritakan. Percaya atau tidak nanti jadi urusan mas Yudha sendiri".

"Ya.. ya . Nanti kita lihat seberapa besar aku bisa percaya dengan ceritamu" balas Yudha.

"Sebenarnya tadi pagi aku kesini bersama temanku...

"Laki-laki atau perempuan?" tanya Yudha spontan.

"Ish.. diamlah dulu mas..." vani merengut.

"Iya . Iya. Maaf" ucap Yudha sambil melakukan gerakan seperti mengunci mulutnya.

" Jadi temanku itu laki-laki, lebih tepatnya mantan pacarku dulu. Aku percaya saja padanya karena dia dulu adalah orang yang pendiam, perhatian, dan terlihat tulus saat pacaran denganku. Bahkan di usia belia kami dulu, yang seharusnya ingin tahu tentang banyak hal, dia malah terkesan biasa saja, dan tidak pernah melakukan hal-hal yang jauh saat kita bersama. Sampai beberapa bulan yang lalu kita bertemu lagi di facebook. Dia tetap ramah dan kami sering berkomunikasi. Dan aku jujur cerita kalau aku ingin kembali bekerja, karena anak-anakku juga sudah sekolah dan suamiku sendiri kerja diluar kota. Jadi aku ingin kerja agar bisa mengisi waktu yang banyak luangnya ini. sampai akhirnya dia berkata bahwa di tempat kerjanya sedang butuh karyawan, dia katanya kerja di hotel ini. Aku percaya saja padanya, dan tadi pagi dia jemput aku untuk interview kerja disini. Setengah 9 kami sampai disini, katanya interview dimulai jam setengah sepuluh pagi, jadi dia bawa aku ke cafetaria dulu sebelumnya agar tidak gugup." Cerita Vani jujur dan panjang lebar.

"Segitu gampangnya kamu percaya pada orang lain? Kamu tidak pernah berubah" ucap Yudha geram .

"Diamlah mas Yudha... Aku lanjutin atau nggak usah nih" kata Vani mulai jengkel.

"Iyasudah lanjutkan ceritamu" akhirnya Yudha mengalah.

"Lalu dia memesankan aku jus jeruk, tapi anehnya dia ambil sendiri. Katanya karena sudah kenal dengan pelayan disini makanya dia bisa begitu. Akusih percaya saja padanya. Tapi lama kelamaan setelah minum jus itu, aku jadi merasa aneh. Panas dan gimana gitu rasanya. Akhirnya dia bawa aku ke sebuah kamar, katanya disitu interview nya. Setelah masuk kamar, ternyata dia mulai kurang ajar sama aku. Berusaha cium-cium aku. Aku yang setengah sadar masih kuat bertahan dengan menggigit bibirku kuat agar aku tidak terbuai.

Tapi karena aku terlalu pasif, dia segera berusaha mengambil kesempatan untuk berbuat kurang ajar.

Aku kan kaget mas, yaudah aku tendang aja burungnya kuat-kuat. Sampai dia kesakitan dan guling-guling di lantai.

Setelah mengambil tas, aku lari keluar kamar. Sampai aku ketemu mas Yudha tadi. Aku bersyukur masih diberi keselamatan" kata Vani menyudahi ceritanya.

"Tapi dengan begitu aku bisa ketemu lagi sama kamu van" kata Yudha. Aku serius dulu sebenarnya juga ada perasaan sama kamu. Tapi aku nggak berdaya. Aku seperti boneka yang tidak bisa menolak semua keinginan keluargaku van, Yudha membatin mulai sendu.

"Kamu pikir aku tidak syok dengan semua ini? Aku tidak habis fikir, orang sebaik dan selugu itu bisa diubah oleh waktu. Sangat berubah. Mungkin efek dari lama belum menikah ya mas. Jadi dia seperti itu?" Kata Vani jujur.

"Ya, kamu benar. Waktu bisa merubah segalanya. Dari sebongkah batu bulat menjadi berlobang dengan tetesan air yang rutin. Begitu juga manusia, entah apa yang sudah mereka alami, bisa membuat watak dan cara pandang menjadi berubah." Kata Yudha mantap.

Vani malah terbengong tidak sadar berkata "ucapan orang tua sangat menyentuh hati".

Reflek Yudha menjitak kepala Vani. Yang dijitak hanya mengaduh karena memang tidak terlalu sakit, sambil memegang kepalanya bekas jitakan tangan Yudha.

"Tidak usah bawa-bawa tua segala" ucapnya dongkol.

Vani hanya mencibir sambil tertawa. "Memang mas Yudha sudah tua. Seingatku dulu mas Yudha pernah bilang kalau selisih usia kita sepuluh tahun. Kalau sekarang, di tahun ini aku saja sudah umur 30tahun, berati mas Yudha kan sudah umur 40tahun kan??" Kata Vani memperjelas.

Yudha hanya melengos sambil berkata, "meskipun sudah tua tapi aku masih tampan kan? Kamu pasti masih terpesona dengan ketampananku!" Ucap Yudha bangga.

Vani hanya geleng-geleng kepala dengan kenarsisan Yudha.

"Yasudah ,iya.. iya .. masih ganteng.. tapi ini sudah siang, itu sudah mau setengah dua siang. Aku mau solat dhuhur mas. Terus abis itu mau pulang." Kata Vani mengalah.

Beranjak dari kasur, Vani bergegas ke kamar mandi untuk wudhu. Dan segera solat dhuhur.

Melihat Vani meninggalkannya, Yudha juga beranjak ke luar untuk solat juga tentunya.

Dan dia berencana mengajak Vani makan siang sebelum mengantarnya pulang.

__________________________________________

Setelah urusan ibadah mereka selesai, Yudha menghampiri Vani kembali di kamarnya. Tanpa mengetuk pintu, ia masuk kedalam kamar seperti biasa.

Vani yang sedang merapikan jilbabnya agak sedikit kaget dengan kedatangannya.

"Tau.. tau ini kamar kamu yang sewa. Tapi ya seenggaknya ya ketuk pintu dong. Kalau aku lagi ganti baju gimana?" Kata Vani sewot.

Sambil tersenyum Yudha membalas "ya maaf. Kalau memang kamu lagi ganti baju ya udah lanjutin aja."

Berkata seperti itu, membuat Vani hanya geleng-geleng kepala.

"Perasaan mas Yudha itu dulu jaim yaa... Meskipun sering terlihat buluk karena sering kena sinar matahari. Tapi....." Ucap Vani menggantungkan kalimatnya, tidak mungkin Vani bilang kalau meskipun buluk Vani tetap suka kan... Bisa besar kepala tuh orang, dan Vani hanya membatinkan kelanjutan kata-katanya.

"Tapi apa? Tapi kamu tetap suka gitu?" Canda Yudha yang sebernarnya memang benar.

"Ish... Mas Yudha ini. Sudahlah, aku mau pulang aja deh. Sudah baikan juga kan aku. Lagian mas Yudha juga harus kerja kan." Ucap Vani sambil beranjak merapikan isi tasnya dan membawanya di bahu.

Sedikit pincang dia berusaha berjalan keluar. Tapi Yudha menahan dengan kata-katanya, " aku antar kamu pulang, dan tidak ada bantahan. Sebelumnya kita makan siang dulu, ini sudah hampir sore tapi aku belum makan gara-gara kamu." Yudha merungut sambil bicara.

"Loh kok nyalahin aku sih, aku gak minta ditungguin juga, emangnya aku anak TK kalau sekolah masih ditungguin."balas Vani sengit.

Kenapa orang ini jadi cerewet sekali sih, batin Vani.

"Yaudah ayo kita berangkat" kata Yudha.

Berjalan beriringan menuju lobi, melalui lift yang sudah tersedia. Di dalam lift hanya mereka berdua, sampai di lantai 4, lift kembali terbuka dan masuklah seseorang yang sangat ingin dihindari Vani saat ini.

Vani terkejut, dan beringsut ke belakang Yudha, seperti ingin bersembunyi. Sedangkan Yudha yang melihat keanehan sikap Vani hanya diam sambil melihat suasana.

Pria itu belum mengetahui bahwa ada Vani di dalam lift itu. Setelah pintu lift tertutup sempurna, pria ini mulai mengarahkan pandangannya ke penjuru lift.

Dan tentu saja dia bisa menemukan Vani meskipun telah bersembunyi dibalik badan Yudha yang tinggi sambil menunduk ketakutan.

Akhirnya pria ini membuka suara " Vani... Tidak kusangka bisa ketemu disini. Belum pulang juga kamu? Bagaimana rasanya berhubungan dengan pria lain selain suamimu? Pasti menyenangkan ya? Sampai kau lupa sama anak-anak kamu dirumah?" Kata pria itu jengkel, dan dia tidak tahu bahwa Yudhalah yang telah membawa Vani saat itu.

Belum Vani membuka suara, pria itu berkata lagi" tak kusangka meskipun kamu memakai jilbab tapi kelakuan buruk kamu memang tidak bisa ditutupi bahkan jika kau bercadar".

Vani yang tersulut emosinya marah, "kamu pikir siapa yang bikin aku kayak gini hah? Kamu kasih apa ke minuman aku sampai aku kayak orang gila? Tega kamu Ndra, dari dulu kamu adalah pria pertama yang aku percaya setelah ada yang menyakiti hatiku. Sampai tadi pagi kamu masih tetap kepercayaanku. Tapi ternyata kamu benar-benar sudah berubah. Makanya buruan nikah biar ada yg ngurusin tuh burung pipit kamu, biar gak berkeliaran sembarangan" cerocos Vani.

Yudha yang awalnya penasaran pada pria yang disebut Vani membuatnya sakit hati, malah jadi ingin tertawa mendengar kata-kata burung pipit dari mulut Vani.

Sedangkan Indra, pria yang telah menjebak Vani malah tambah emosi. Telah terangkat tangannya tinggi untuk memukul Vani.

Dengan sigap Yudha mencengkram tangan Indra karena memang postur tubuh Yudha yang jauh lebih tinggi daripada Indra.

"Saya bisa laporkan kamu ke polisi karena tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan rencana tindakan asusila. Juga dengan sengaja melukai orang lain. Kamu belum tahu siapa saya rupanya." Yudha mulai mengancam.

Tapi kepalang malu, Indra menarik kasar tangannya dan melotot pada Yudha.

Tak disangka ternyata Vani telah dilindungi oleh Aryudha, pemimpin sekaligus pemilik hotel tempatnya kerja.

Segera dia meminta maaf pada Yudha, "maafkan saya pak Yudha, sebenarnya memang Vani ini perempuan j*l*ng yang suka menutupi aibnya dengan memakai jilbab. Banyak perempuan seperti dia di jaman ini. Jadi jangan terkecoh dengan sikap sok lugunya ini pak." Indra mulai pembelaan.

Yudha hanya tersenyum tajam mendengar penuturan Indra. Karena siapa Vani, Yudha sangat mengetahuinya.Bagaimana kepribadiannya, Yudha juga sangat paham.

Sedangkan Vani yang telah diintimidasi oleh Indra terus melotot dan tangannya gemetaran, terasa dibagian belakang Yudha karena Vani memegang belakang jas Yudha sambil *******-***** nya.

"Baiklah, jika memang itu pemikiranmu. Akan saya selidiki siapa Vani dan siapa kamu. Jika memang kamu terbukti bersalah, maka siap-siap saja untuk kembali jadi pengangguran" ancam Yudha.

Terpopuler

Comments

Suharnik

Suharnik

Wauu Yudha kuuueereeen👍👍👍

2022-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 AWAL MULA PERTEMUAN
2 Waktu merubah segalanya
3 waktu merubah segalanya II
4 Mengenang masa lalu
5 langkah selanjutnya
6 langkah selanjutnya II
7 langkah selanjutnya III
8 Hari berganti
9 sementara itu
10 terus berlanjut
11 Ayah pulang
12 week end night
13 di rumah mertua
14 jangan tidur siang, nak!
15 jangan gagal lagii, pliisss...
16 sedikit cobaan menuju kenikmatan
17 ayah Jovan pergi, papa Yudha datang!
18 ayah Jovan pergi, papa Yudha datang II
19 Desisan emak-emak berkoloni memang menyakiti hati
20 jangan pergi
21 Isabella
22 Kejujuran yang terlambat
23 sedih
24 not bad
25 Yudha penasaran?
26 Rencana Licik Gina
27 Gerak-gerik Gina terbaca Akbar?
28 Terpancing
29 Aman
30 Hampa
31 Untung
32 I can't wait!
33 Gagal?
34 I'm not ok!
35 Barter
36 Tidak setuju
37 Galau
38 gara-gara video
39 vee hilang
40 keputusan Jovan
41 kakek tua
42 sah
43 ayah
44 Bella datang
45 serangan betina
46 ancaman
47 Dave
48 kembali terluka
49 Vani vs Bella lagi
50 kita cari bahagia sendiri
51 makhluk sempurna
52 tertangkap basah
53 sama-sama berencana jahat
54 awal yang mulus
55 Jogja
56 berlibur
57 Borobudur
58 pantai, dan kenangan
59 satu kali saja
60 khilaf terindah
61 berpikiran buruk
62 dua garis
63 kehamilan simpatik?
64 ingin bertemu
65 langkah awal
66 sedikit lagi
67 kecelakaan
68 rumah terakhir
69 aku lelah
70 Gina juga datang
71 sabar
72 pingsan
73 pengambilan sample
74 dirawat
75 apapun untukmu, Van
76 kenapa ada Gina?
77 dusta
78 mereka sudah beraksi
79 tujuh bulanan
80 penyekapan
81 kejujuran
82 perasaaan
83 Si kecil Sahril
84 harus operasi
85 bukan perpisahan
86 hak milik Gina
87 Rencana hidup baru
88 sebuah akhir
89 novel baru
90 novel nikah muda
Episodes

Updated 90 Episodes

1
AWAL MULA PERTEMUAN
2
Waktu merubah segalanya
3
waktu merubah segalanya II
4
Mengenang masa lalu
5
langkah selanjutnya
6
langkah selanjutnya II
7
langkah selanjutnya III
8
Hari berganti
9
sementara itu
10
terus berlanjut
11
Ayah pulang
12
week end night
13
di rumah mertua
14
jangan tidur siang, nak!
15
jangan gagal lagii, pliisss...
16
sedikit cobaan menuju kenikmatan
17
ayah Jovan pergi, papa Yudha datang!
18
ayah Jovan pergi, papa Yudha datang II
19
Desisan emak-emak berkoloni memang menyakiti hati
20
jangan pergi
21
Isabella
22
Kejujuran yang terlambat
23
sedih
24
not bad
25
Yudha penasaran?
26
Rencana Licik Gina
27
Gerak-gerik Gina terbaca Akbar?
28
Terpancing
29
Aman
30
Hampa
31
Untung
32
I can't wait!
33
Gagal?
34
I'm not ok!
35
Barter
36
Tidak setuju
37
Galau
38
gara-gara video
39
vee hilang
40
keputusan Jovan
41
kakek tua
42
sah
43
ayah
44
Bella datang
45
serangan betina
46
ancaman
47
Dave
48
kembali terluka
49
Vani vs Bella lagi
50
kita cari bahagia sendiri
51
makhluk sempurna
52
tertangkap basah
53
sama-sama berencana jahat
54
awal yang mulus
55
Jogja
56
berlibur
57
Borobudur
58
pantai, dan kenangan
59
satu kali saja
60
khilaf terindah
61
berpikiran buruk
62
dua garis
63
kehamilan simpatik?
64
ingin bertemu
65
langkah awal
66
sedikit lagi
67
kecelakaan
68
rumah terakhir
69
aku lelah
70
Gina juga datang
71
sabar
72
pingsan
73
pengambilan sample
74
dirawat
75
apapun untukmu, Van
76
kenapa ada Gina?
77
dusta
78
mereka sudah beraksi
79
tujuh bulanan
80
penyekapan
81
kejujuran
82
perasaaan
83
Si kecil Sahril
84
harus operasi
85
bukan perpisahan
86
hak milik Gina
87
Rencana hidup baru
88
sebuah akhir
89
novel baru
90
novel nikah muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!