Di dalam kantor Tuan ardiatama nampak sibuk menelpon seseorang setelah kepergian viona. ia mulai meremas satu lembar foto cinta dan adipati yang ia pegang. kemudian merapikan beberapa lembar foto lain dan memasukan ke dalam tas kerjanya.
"Awasi putriku. Cari tahu semua tentang hubungan putriku dengan anak wijaya kusuma. Dan pastikan putriku tidak akan pernah menemui lelaki itu. Aku tidak suka di kecewakan. Jadi kerjakan tugas kalian dengan sebaik mungkin.
"Baik pak."
Sambungan telepon terputus. Tuan Ardiatama melangkah ke arah jendela. Ia kemudian menarik nafas panjang dan mengelurkan secara perlahan. Ia menerawang kembali kejadian 2 tahun silam dimana perusahaan nya di ambil alih oleh tuan wijaya kusuma.
Mereka bersahabat baik. Tuan Ardiatama mempercayakan perusahaannya kepada tua wijaya kusuma untuk di kelola agar lebih berkembang pesat, mengingat masih ada beberapa perusahaan lain yang tidak mampu tuan ardiatama pimpin secara bersamaan.
Namun kebaikan tuan ardiatama di manfaatkan oleh tuan wijaya kusuma. Ia kemudian mencari dokumen penting perusahaan dan membalik nama perusahaan tersebut menjadi nama nya. Tuan wijaya kusuma mendatangi ruang kerja tuan ardiatama untuk meminta tanda tangan. ia yakin tuan ardiatama akan langsung menandatangani berkas tersebut. karena selama ini tuan ardiatama tidak pernah membaca ulang setiap berkas yang tuan wijaya berikan untuk di tanda tangani. ia sangat percaya kepada sahabatnya tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun. benar saja, kala itu Tuan Ardiatama sangat ceroboh. Ia tidak membaca ulang berkas yang ia tanda tangani. Tuan Wijaya terseyum. Ia sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi.
beberapa bulan kemudian saat membereskan file lamanya tuan arditama menemukan sebuah copyan dokumen yang menunjukan kepemilikan perusahaan. Ia tercengang melihat isi dokumen tersebut yang memperlihatkan nama tua wijaya kusuma sebagai pemilik dari Amaris Group. salah satu perusahaan tuan ardiatama yang di percayakan kepada tuan wijaya kusuma. Beptapa terkejutnya tuan ardiatama setelah membaca dokumen tersebut. ia kemudian langsung menemui tuan wijaya kusuma dan meminta penjelasan. Alih-alih menjelaskan tuan Wijaya malah tertawa dengan keras.
"Sudahlah Ardi. Perusahaan ini sudah menjadi milikku." ucap tuan Wijaya tersenyum penuh kemenangan.
"Apa maksudmu ? Aku memintamu mengurusnya bukan mengambilnya." jawab tuan ardiatama geram.
tuan wijaya tersenyum licik.
"Kau pasti memalsukan tanda tanganku bukan? tanya tuan ardiatama penuh selidik.
"tentu saja tidak. lihat ini asli." ucap tuan wijaya sambil menujuk tanda tangan tuan ardiatama di dokumen kepemilikan perusahaan yang asli.
"Kau lupa pada waktu itu aku memintamu menanda tangani surat penting. Tapi karna kau ceroboh kau menandatangani surat itu tanpa membacanya kembali."
Ha ha ha.. tuan wijaya kembali tertawa dengan keras.
"Brengsek kau wijaya."
Tuan Ardiatama hendak melayangkan tangan nya yang mengepal ke arah tuan wijaya. Namun tangan tuan ardiatama langsung di tepis oleh beberapa pengawal tuan wijaya kusuma.
"Cepat usir dia. jangan sampai dia menginjakan kakinya kembali di perusahaan ini." Ucap tuan wijaya sambil menujuk murka ke arah tuan ardiatama.
Tuan Ardiatama di seret keluar oleh para pengawal tuan wijaya yang awal mulanya merupakan para pengawalnya. Ia menatap satu persatu wajah karyawannya untuk terakhir kalinya.
" Kalian, jangan pernah mau di pimpin oleh seorang pengkhianat" .
Tak ada yang berani membalas ucapan tuan ardiatama. Semua memilih tetap sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing karena khawatir akan di pecat jika mengeluarkan suara mengingat saat ini pimpinan mereka bukan lagi tuan ardiatama.
Ini merupakan hari yang paling menyakitkan sepanjang perjalanan hidupnya sebangai seorang pengusaha. Sungguh miris, tuan ardiatama di usir oleh para pengawalnya di perusahan miliknya sendiri. Ia merapikan jasnya lalu memacu memacu mobilnya dengan sangat cepat Meninggalkan perusahaan yang ia bangun dari nol.
tuan Ardiatama mulai tersadar dari lamunannya.
"Akhh... Brengsek.." teriaknya keras.
" aku benci padamu dan pada semua keturunanmu." ucap tuan ardiatama keras.
tuan ardiatama melempar semua berkas yg berada di atas mejanya sehingga lembaran-lembaran kertas tersebut berserakan di atas lantai.
"pak ardi.. Anda kenapa ?"
Sherly yang dari tadi mengetuk pintu namun tak menemukan jawaban akhirnya langsung masuk begitu saja. Ia kaget saat melihat ruangan pak ardi sangat berantakan. Di tambah wajah pak ardi yang terlihat sangat kacau.
" Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu".
"Maafkan saya pak. Saya sudah mengetuk pintunya berkali-kali bahkan menggedornya. tapi bapak tak menjawab. Akhirnya saya memberanikan diri masuk tanpa izin bapak." Terang sherly yang mulai takut melihat ekspresi wajah CEO nya tersebut.
"Ada apa?" tanya tuan ardiatama yang mulai bisa menguasai dirinya.
"Meeting bersama client akan di mulai 5 menit lagi pak."
"Baiklah."
"Saya permisi pak."
"tolong Panggil petugas kebersihan untuk membersihkan ruanganku".
"Baik pak".
Tuan Ardiatama lalu merapikan jas nya dan bergegas keluar menemui client nya. Langkahnya terhenti saat matanya melihat sosok yang tak lain adalah temannya waktu kuliah di jerman.
"Ardiatama... Kau kah itu ?" Ucap laki-laki tersebut lalu berdiri dan menjulurkan tangannya.
"Adam".. jawab tuan ardiatama tak kalah terkejut sambil menjabat tangan lelaki tersebut.
"wahh... Aku tidak menyangka kita akan bertemu kembali setelah sekian lamanya. Ternyata kau yang akan menanam saham dan bekerja sama di perusahaanku." ucap tuan ardiatama.
"Siapa dia?" Mata tuan ardiatama mengekor pada sosok lelaki muda di samping tuan adam.
" owhh iya..perkenalkan ini richi erlangga putraku, calon penerus bisnisku." ucap pak adam.
"Richi, ini tuan ardiatama. Teman masa kuliah ayah dulu. "
" Salam kenal om."
Richi menjabat tangan Tuan ardiatama.
"Tampan sekali putramu, aku fikir dia tertukar di rumah sakit." Ucap ardiatama sambil terkekeh.
"Ha ha ha.. kau tidak pernah berubah ardiatama, selalu saja bergurau." jawab tuan adam sambil tertawa.
"Sudah menikah? Tanya tuan ardiatama pelan sambil menatap richi dengan intim.
" Masih mencari om". jawab richi pelan.
Tuan ardiatam tersenyum. " Sosok wanita seperti apa yang kau cari?" tanya tuan ardiatama kemudian.
"Yang pasti perempuan yang tidak akan meninggalkan saya dalam keadaan apapun." jawab richi singkat.
tuan ardiatama kembali tersenyum.
" Aku berharap perempuan itu adalah putriku."
"Maksud om ?" tanya richi terkejut.
"Hei.. hentikan pertanyaan konyolmu itu ardiatama. Kita di sini untuk membahas perusahaan, bukan untuk membahas sisi kehidupan pribadi putraku." ucap tuan adam memotong pembicaraan mereka.
" Ha ha ha. Adam..bagaimana kalau aku meminta putramu untuk menjadi menantuku.
Aku undang kau datang ke rumahku untuk makan malam bersama." ucap tuan ardiatam sambil menyeruput coklat panasnya.
"Kau serius ?" tanya tuan adam tak percaya.
"Seperti yang kau lihat. Seorang ardiatama tidak pernah bergurau di waktu yang tidak tepat. Satu hal lagi. Aku paling tidak suka di tolak." Ucap tuan ardiatama kembali tertawa renyah.
"Owhh sitt... aku kira setelah kau menikah dan memiliki banyak anak sikap egoismu bisa hilang. Ternyata tidak sama sekali." Ucap tuan adam mencibirnya.
Mereka bertiga kemudian berbincang cukup lama. Alih- alih membicarakan perusahaan mereka malah berbicara tentang kehidupan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Khori Bukhori
semangat thor
2020-10-25
0