Drtt.. drttt
Selamat pagi cinta
_Richi erlangga_
"dari mana dia tau nomor ponselku. Pasti dari papa." Ucap cinta kesal saat melihat notif pesan masuk di akun whattsapnya.
Cinta lalu meraih tasnya dan turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Sesampainya di sana semua sudah berkumpul sedang menikmati sarapan paginya. Cinta nampak terkejut.
"sepertinya aku kesiangan". batinnya pelan.
Sudah satu minggu ini cinta memilih sarapan lebih awal karns tak ingin bertemu dengan papanya. Cinta sangat menyadari ketika ia berhadapan dengan papanya maka emosi papanya akan kembali naik. Awalnya cinta hendak berlalu meninggalkan ruang makan. Akan tetapi mama kemudian menyapanya
"Sarapan dulu sayang." Ucap mama pelan
"Cinta sarapan di kantin aja ma."ucap cinta sambil tersenyum.
" Mama jarang sekali lihat kamu sarapan akhir-akhir ini. Jangan terlalu sering melewatkan sarapanmu. Nanti sakit maaghmu kambuh bagaiamana?" Ucap mama khwatir.
"Kak cinta ga pernah melewatkan sarapannya. Kakak selalu sarapan lebih awal mah. Iya kan kak?" Ucap keyla membela cinta.
Cinta hanya tersenyum simpul tanpa menjawab apapun.
Sedangkan Tuan ardiatama tengah sibuk dengan sarapannya. Ia sama sekali tidak menghiraukan kehadiran cinta. Ia lalu bangkit dari sarapannya mengelap mulutnya dengan tissu dan pergi meninggalkan ruang makan.
Cinta tertegun melihat papanya yang acuh kepadanya. Matanya sudah berkaca-kaca. Melihat ekspresi cinta ibu ayudia pun bangun dari duduknya dan menghampiri cinta. Ia lalu memeluk cinta sambil mengelus pucuk kepalanya.
" Maafkan papa sayang, suasana hati papa masih panas. Percayalah. Perlahan papa akan seperti dulu lagi sayang." Ucap mama yang terus mengelus pucuk kepala cinta.
Cinta lalu melepaskan pelukan mamanya. Ia melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya menunjukan pukul 06:15 wib.
"Cinta terlambat ma... " ucap cinta kemudian merapikan bajunya.
"keyla kamu sekarang di antar pak hasan ya. Kakak sudah di izinkan bawa mobil sendiri."
"Iya kak." Jawab keyla pelan.
Cinta lalu berlari menuju garasi mobilnya. Saat sudah sampai di depan pintu ruang tamu. Cinta terkejut melihat richi yang sedang berdiri di samping mobil mewahnya yang terparkir di depan halaman dengan kedua tangan yang di silangkan di atas dadanya.
" Selamat pagi cinta .." ucap richi kemudian menghampiri cinta sambil tersenyum.
"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Telingaku seperti terbakar mendengarnya." Ucap cinta sinis.
"Bukankah itu namamu, kalau memang kamu tidak mau aku panggil cinta, lalu aku harus memanggilmu siapa ?" Jawab richi
menyeringai.
"Ya tuhan,,, benar sekali. Namaku kan cinta. Pantas saja dia memanggil aku dengan sebutan itu. Kenapa aku terlihat bodoh sekali di hadapan lelaki ini." Batin cinta pelan.
"Jadi ini alasan kamu tidak mau sarapan bersama. Karna mau sarapan di luar bersama richi." Tanya papa yang tiba-tiba muncul membuyarkan lamunanku.
Richi yang menyadari kehadiran papa langsung menjabat tangan papa sambil membungkuk. Sungguh pemandangan yang indah. Betapa hormatnya ia pada orang yang lebih tua di atasnya. Sebenarnya richi adalah lelaki idaman. selain memiliki wajah yang tampan dengan postur tubuh yang atletis. Richi pun salah satu termasuk pengusaha muda yang sukses dan memiliki segalanya. Hanya saja aku membenci pertemuanku dengannya yang melalui perjodohan. Seandainya aku bertemu dengannya di lain cerita, mungkin aku dengan senang hati mencintainya.
"Aku tidak bilang begitu." Ucapku setengah berteriak.
"Tidak usah malu. Papa mendengarmu mengatakan itu barusan." Jawab papa sambil tersenyum.
"Kami pergi dulu om. Saya dan cinta nanti sarapan di luar." ucap richi pamit pada papah
"Hati-hati di jalan. Ucap papa sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
Ini adalah senyum pertama kali yang aku lihat sejak pertengkaranku dengan papa beberapa hari yang lalu. Papa menjadi sangat dingin terhadapku saat aku menentang perjodohan yang di rencanakannya. Dan senyum papa kembali aku dapatkan ketika ia mengira aku sudah mulai membuka hati untuk richi.
Aku terpaksa menerima tawaran richi untuk mengantarku ke sekolah karena ada papa yang tengah mengawasiku. Kuseret kakiku dengan berat memasuki mobil richi. Dengan cepat mobilpun melaju meninggalkan papa.
Sepanjang perjalanan aku hanya menatap ke luar jendela. Sedangkan richi tetap fokus menyetir.
"Kenapa tidak sarapan? Nanti sakit maaghmu kambuh." Tanya richi kemudian membuka obrolan.
Dari mana dia tau aku memiliki riwayat sakit maagh. Mengenalnya saja baru beberapa hari ini. Batinku pelan
"Lama lama kau seperti seorang detektif. Ahh.. ya aku tau, kau mulai menyari informasi mengenai hidupku ya. Benar- benar kurang kerjaan?" Ucapku sambil menunjukan jari telunjukku ke arahnya.
"Ayahmu pernah mengatakannya kepadaku." Ucap richi sambil tersenyum menoleh ke arahku.
" Kamu baru mengenal papaku dari kerjasama bisnis ayahmu bukan. Kau fikir aku tidak tau." Ucap cinta ketus.
"Mau sarapan apa? Kita masih punya banyak waktu." Ucap richi sambil melihat jam tangan rolex yang melingkar manis di tangan nya.
" Tidak perlu".
" Kamu ini suka sekali ya mengundang penyakit".
"Hentikan mobilnya."
"Kenapa harus".
"Aku bilang berhenti.".Ucapku setengah berteriak.
Richi tidak menggubris ucapanku. Ia malah
menancap pedal gas nya semakin dalam. Dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Aku berpegangan pada dinding jendela. Karna takut dengan mobil yang melaju kencang. Richi yang melihat ekspresi wajahku malah tertawa.
"Aku kira kamu tidak takut dengan mobil yang melaju kencang". Ucap richi tersenyum
"Berhenti... Atau aku akan buka pintu mobilmu dan turun sekarang." Ucapku mengancam.
Richi yang melihatku sangat nekat mulai panik dan terpaksa menghentikan mobilnya di sudut trotoar. Aku langsung membuka pintu mobil dan keluar lalu menutupnya kembali dengan keras.
"Dasar pria gila." Ucapku keras.
Aku terus berjalan melewati mobil richi tanpa mempedulikannya. Richi pun keluar berusaha mengejarku dengan setengah berlari. Ia mencoba menarik pergelangan tanganku.
"Taksi..." Teriakku sambil melambaikan tangan menyetop sebuah taksi yang lewat.
Ku hempaskan tangan richi dengan kasar lalu ku dorong tubuhnya hingga ia tersungkur ke trotoar. richi berusaha bangkit lalu berdiri dengan keadaan jas yang kotor akibat terkena debu yang ada di trotoar. tangan richi mencengkram pergelangan tangan kananku.
"lepaskan aku." teriak ku dengan keras
jangan pernah ganggu hidupku lagi. aku sudah sangat muak melihat wajahmu." ucapku setengah berteriak.
selang beberapa menit sebuah taksi berhenti tepat di hadapan aku dan richi.
"Jangan pernah lakukan hal ini lagi ketika aku mengajakmu pergi. Itu sangat berbahaya." Ucap richi sebelum aku menaiki taksi.
Aku langsung menaiki taksi tanpa menggubris ucapan richi. Taksi pun melaju meninggalkan richi yang tengah berusaha berdiri. Richi lalu menepuk-nepuk jasnya dengan telapak tangannya akibat terkena debu trotoar. Didalam taksi aku masih mendengarkan dengan jelas teriakan richi sebelum taksi benar-benar jauh dari pandangan nya.
" Jangan lupakan sarapanmu". Ucap richi sambil berteriak.
Aku menoleh ke belakang melihat richi tengah berdiri melambaikan tangan sambil tersenyum.
"Kenapa dia tidak marah?" Batinku pelan.
"Sedang bertengkar ya mba?" Ucap sopir taksi tersebut sambil melirikku di kaca.
"Apa maksud bapak?" Tanyaku heran.
"Mba pacarnya pak richi yang tadi bukan?" Tanya sopir tersebut spontan
"Bapak kenal dia?" Tanyaku penasaran
"Siapa yang tidak mengenal pak richi. Beliau orang yang baik. "
"Benarkah." Tanyaku tak percaya.
"kenapa banyak sekali orang yang mengatakan kalau richi itu orang baik". batin cinta di dalam hati.
sopir taksi tersebut tidak melanjutkan lagi perkataanya. ia lebih memilih menggantung pertanyaan penumpangnya tersebut. setelah melewati perjalanan sekitar setengah jam taksi pun berhenti tepat di depan gerbang sekolah. cinta langsung membayar dan turun dari taksi memasuki gedung sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments