Brugh.... Brak..... Ckiiiitttttttt
Tubuh Davi terpental jauh ke tengah jalan. Alfi menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
" Mas.......". Teriak Alfi sambil bangkit dari duduknya. Ia mencoba berdiri walau sempoyongan menghampiri Davi. Air mata mengalir dengan begitu derasnya saat Ia melihat sang suami tergeletak di tengah jalan dengan bersimpah darah.
Tidak ada satupun orang yang membantu mereka saat ini karna memang suasana di sekitar hotel sudah sepi. Apalagi di tengah malam begini waktunya mereka tertidur lelap. Alfi berlari ke arah suaminya, di angkatnya kepala sang suami ke pangkuannya.
" Mas.... bangun mas... jangan tinggalkan aku, Mas... Ku mohon... Aku mohon kepadamu mas.. Hiks.. hiks...Mas...." Ucap Alfi menepuk nepuk pipi Davi sambil terus mengeluarkan air matanya, Ia berharap Davi mau membuka matanya. Tidak peduli dengan darah yang menempel pada bajunya, Alfi terus menepuk dan memanggil manggil nama Davi.
Berbeda dengan seseorang yang masih setia dengan keterkejutannya yang kini masih berada di dalam mobil. Pria itu masih syok dengan kejadian naas yang menimpanya. Rasa kantuk yang tadi mendera, kini telah sirna entah kemana.
Ia mencoba membuka pintu mobil lalu berjalan mendekati korban yang masih tergeletak di tengah jalan. Ia merasa iba sekaligus merasa bersalah melihat sepasang pengantin baru yang masih mengenakan gaun pengantin terduduk di jalanan, yang mana mempelai wanitanya masih menjerit dengan seorang pria di pangkuannya. Pria itu menyakini bahwa pria yang Ia tabrak tersebut adalah suami sang wanita.
" Masssssss....." Teriak Alfi.
Tak kuasa mendengar tangis dan jeritan wanita itu, pria itu luruh terduduk ke aspal jalanan dengan kedua lutut sebagai tumpuannya, Ia menyugar rambutnya dengan kasar merutuki kebodohannya yang mengemudi dengan kondisi mengantuk, Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang karna terburu buru agar cepat sampai ke kota setelah mendengar kabar bahwa sang Mama pingsan karna penyakit jantungnya kambuh.
" Mas... jangan tinggalkan aku.... ku mohon... bertahanlah.... jangan tinggalkan aku.. huuuu... " Ucap Alfi dengan sendu.
" Mas buka matamu, tatap aku Mas... Jangan membuatku takut seperti ini, aku mencintaimu Mas.. Kau berjanji akan selalu menemaniku, ku mohon buka matamu, Bertahanlah Mas." Ucap Alfi dalam tangisannya.
"Tolong.... tolong...". Teriak Alfi.
" Siapapun itu tolonglah aku." Teriakan Alfi menyadarkan Sakti dari lamunannya. Ya pria yang menabrak Davi adalah Sakti.
Sakti segera menghampiri keduanya dan mencoba mengangkat tubuh Davi dari pangkuan Alfi, Sebelum Ia berhasil tiba tiba Davi mengerjapkan matanya dan terbatuk batuk. Sakti dan Alfi menoleh, menatap kearah Davi secara bersamaan.
uhuk uhuk uhuk
" Mas... Mas... Sadarlah Mas... berjuanglah demi aku, ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri Mas, aku sudah tidak punya siapa siapa Mas, bertahanlah aku akan membawamu ke rumah sakit, bertahanlah untuk kebahagiaan yang telah kita impikan bersama Mas." Ucap Alfi semakin tergugu, saat melihat mulut Davi mengeluarkan cairan merah yang tak lain adalah darah. Davi tersenyum menatap Alfi dengan mata sedikit tertutup.
Davi menoleh ke samping, Ia menatap Sakti yang saat ini juga sedang menatapnya dengan perasaan kalutnya.
" To..lo..ng.. a..ku.." Ucap Davi terbata bata.
" Aku akan menolongmu bertahanlah, maafkan atas kelalaianku." Jawab sakti sambil mencoba mengangkat tubuh Davi. Davi menggenggam tangan Sakti, sesaat Sakti kembali menatapnya dan menghentikan gerakannya.
" Apa ada yang ingin kau sampaikan? Kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Sakti.
" Ber.. janji.. lah.. pada.. ku.. Kau.. akan.. me..nikahi.. dan.. menjaga.. istriku dengan... baik.. sayangilah dia... kamu... harus... menggantikan diriku." Pinta Davi kepada Sakti,
Davi merasa waktunya tidak akan lama lagi. Alfi menangis tersedu sedu, tanpa bisa mengucapkan apa apa bahkan sepatah katapun.
" Aku berjanji dengan nyawaku bahwa aku akan menikahi istrimu, aku akan menjaga dan menyanyangi istrimu seperti dirimu yang menyayanginya kawan, aku akanenggantikan dirimu untuk menjaganya." Ucap Sakti lantang, tanpa berpikir panjang.
" Terima.. kasih.." Sahut Davi dengan terbata.
" Alfi... sayang..." Ujar Davi.
" Iya Mas." Sahut Alfi.
" Kalau.. aku... tiada... menikahlah... dengannya." Ucap Davi.
" Tidak Mas... jangan pernah katakan itu, aku tidak bisa hidup tanpamu huaaa.... Mas... bertahanlah demi aku... ku mohon bertahanlah Mas, kau pasti akan sembuh, kau akan baik baik saja, percayalah padaku Mas." Ujar Alfi masih menangis dan sesekali mengusap air matanya.
Davi mencoba menangkup wajah istrinya, membuat Alfi menundukkan kepalanya.
" Berjanjilah... kalau kamu... akan... selalu... ba..ha..gia.. " Ucap Davi. Alfi hanya bisa menganggukkan kepalanya.
" Maafkan.. Mas.. sayang.. Aku harus pergi... Aku... sangat... mencintaimu sayang, aku mencintaimu." Sambung Davi.
Setelah mengatakan itu, Davi menghembuskan nafas terakhirnya dan menutup mata untuk selamanya.
" Tidak... Mas... tidak... jangan tinggalkan aku... ku mohon.. Mas Davi... ku mohon bangunlah Mas... Buka matamu.. Bangunlah Mas.... Mas Davi....." Teriak Alfi.
Melihat Davi yang tidak bergerak, Alfi menatap tajam ke arah Sakti.
"Kamu.... semua ini gara gara kamu, gara gara kamu suamiku jadi seperti ini, jika sampai suamiku kenapa napa, aku bersumpah tidak akan memaafkanmu, aku akan membencimu seumur hidupku." Bentak Alfi.
" Maaf.. maafkan aku, aku tidak sengaja melakukannya, aku tidak bermaksud membuat suamimu seperti ini, sekali lagi maafkan aku, aku akan bertanggung jawab dengan semua yang terjadi padamu dan suamimu." Ucap Sakti.
" Aku tidak butuh kata maafmu, aku butuh suamiku... Hanya suamiku.. Kembalikan suamiku sekarang juga! Kembalikan dia." Teriak Alfi.
Setelah berteriak suara Alfi tidak terdengar lagi dan tidak ada pergerakan dari tubuhnya, ternyata saat ini Alfi sudah tidak sadarkan diri.
Entah siapa yang menghubungi dan kapan, tiba tiba ambulan sudah datang kearah mereka.
" Tuan mari kami bantu membawanya ke mobil ambulan." Ucap seorang bapak bapak yang baru menghampiri mereka.
"Tuan membopong mbaknya saja, sepertinya dia pingsan Tuan." Ucap seseorang.
" Baiklah terima kasih." Ucap Sakti.
" Saya bantu Tuan." Ujar Pak Sofyan menghampiri Sakti.
" Terima kasih Pak." Ucap Sakti.
Orang orang di sekitar yang ternyata sedari tadi hanya melihat tanpa keduanya sadari, kini berusaha membantu, Sakti membopong tubuh Davi ke dalam ambulan. Lalu Sakti kembali menghampiri Alfi. Sakti di bantu pak Sofyan membawa tubuh Alfi dengan mobil lain.
Mereka menuju ke Rumah Sakit terdekat. Pak Sofyan merenungka apa yang terjadi pada majikannya. Ya... pak Sofyan segera keluar hotel setelah mendengar ribut ribut yang mengatakan adanya kecelakaan. Ia berlari menghampiri mobil majikannya namun semua sudah terlambat, Ia datang saat sang majikan telah menghembuskan nafas terakhirnya.
"Maafkan saya Tuan karna saya terlambat datang sehingga tidak bisa menolong Anda." Sesalnya dalam hati. Ia merasa tidak bisa menjaga Tuannya yang selama ini menganggapnya sebagai keluarga. Pak Sofyan merasa berutang budi kepada Davi.
TBC....
Gimana Readers sedih gak si....
Di tunggu Like dan Komen positifnya ya..
*Salam sehat selalu dari othor amatiran in**i
Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author..
Semoga sehat selalu..
Miss U all*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
qtine
sedih bgttt, baru jg nikah...
2022-12-02
1