Terpuruk

Cahaya matahari masuk menyinari ruangan melalui celah celah korden yang terbuka. Ruangan bernuansa putih dan bau khas obat obatan, membuat seorang wanita yang sedang terbaring di brankar, mengerjapkan matanya.

Ia mencoba mengumpulkan sisa sisa kesadarannya. Dilihat ke sekelilingnya kamar yang nampak asing baginya. Ia terbaring di tempat tidur dengan selang infus di tangannya membuat Alfi tersadar bahwa Ia sedang berada di rumah sakit.

" Sshh auw." Desis Alfi saat mencoba menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang, sebelum berhasil tiba tiba kepalanya berdenyut nyeri membuatnya mengurungkan niatnya.

" Sayang.. Kamu sudah sadar?" Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya yang tak lain adalah Mama Elin ( Mama mertuanya) berjalan mendekatinya.

" Mama bantu." Ucap Mama Elin membantu Alfi menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang dengan bantal sebagai sandarannya.

"Terima kasih Ma." Ucap Alfi.

" Sama sama sayang." Jawab Mama Elin.

" Ma... dimana mas Davi? Kenapa tidak menungguiku di sini Ma? Apa dia masih di rumah?" Tanya Alfi menatap Mama Elin. Mama Elin hanya diam saja.

" Dimana dia Ma?" Alfi bertanya lagi.

Mama Elin bingung mau menjawab apa? Jika Ia jujur, Ia takut membuat menantunya down.Tapi Ia juga tidak tega membohongi menantunya. Menantu yang sudah Ia anggap sebagai putrinya sendiri.

" Ma.. Dimana Mas Davi? Kenapa Mama diam saja? Apa yang terjadi Ma?" Tanya Alfi seperti orang linglung karna Ia belum mengingat semuanya.

" Da... Davi.... Dia sedang tidur sayang." Bohong Mama Elin.

" Tidur dimana Ma? Aku ingin menemuinya." Ucap Alfi.

" Ia tidur di rumah iya di rumah, kamu tenang saja ya jangan banyak pikiran, sekarang kamu istirahatlah! Nanti Mama akan menelepon Davi buat ke sini." Ujar Mama.

" Enggak Ma, aku mau nunggu Mas Davi aja, pasti sebentar lagi dia kesini kan Ma, Mas Davi tidak akan meninggalkan aku dalam keadaan seperti ini." Kukuh Alfi.

" Sayang... Jangan menunggu Davi, dia bilang dia akan kesini besok pagi, dia capek sayang... Davi mau istirahat di rumah dulu." Ucap Mama Elin mencoba terus menutupi tentang keadaan Davi.

" Maafkan Mama Nak, Mama tidak tega mengatakan yang sebenarnya kepadamu, Apalagi kondisimu masih lemah seperti ini, Mama takut semua ini justru akan memperburuk keadaanmu sayang... Maafkan Mama." Ujar Mama Elin dalam hati.

" Ma.. Aku mau pulang aja ya, aku mau ketemu Mas Davi, aku kangen sama Mas Davi Ma, ayo Ma kita pulang." Ajak Alfi.

" Kondisimu belum stabil sayang, kata Dokter kamu baru boleh pulang besok, kamu harus banyak istirahat di sini jadi sabar ya." Jelas Mama Elin mencoba menahan Alfi.

" Ma... Tapi aku mau pulang, aku baik baik saja Ma bahkan aku tidak ingat kenapa aku bisa ada di sini Ma." Ujar Alfi menatap Mama Elin.

" Kamu tadi kecapekan lalu pingsan sayang." Ucap Mama Elin.

" Pingsan?" Alfi menatap ke arah Mama Elin.

" Iya." Jawab Mama Elin.

" Masa' sih Ma? Tapi aku mau pulang aja Ma, aku nggak betah di sini kalau nggak ada Mas Davi, pulang sekarang ya Ma, aku mau tidur sambil di peluk Mas Davi malam ini." Ujar Alfi.

" Alfi.... ." Mama Elin terisak, tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Cairan bening yang Ia tahan sedari tadi lolos begitu saja.

" Kenapa Ma?" Tanya Alfi.

" Hiks...hiks....Alfi..." Isak Mama Elin.

Alfi bingung melihat Mama mertuanya yang menangis. Sebenarnya apa yang terjadi? Alfi mencoba kembali mengingat ingat apa yang sebenarnya terjadi padanya dan pada suaminya.

" Ma... Sebenarnya ada apa? Katakanlah Ma." Ucap Alfi.

" Alfi... Sebenarnya Davi....." Ujar Mama Elin.

" Mas Davi kenapa Ma?" Tanya Alfi.

"Davi sudah tiada Nak." Mama Elin menangis dengan air mata mengalir deras di pipinya.

" Tiada? Apa maksud Mama?" Tanya Alfi.

" Davi meninggal karna kecelakaan sayang.." Jelas Mama masih dalam keadaan menangis.

" Mama jangan bercanda! Ini nggak lucu Ma, semalam aku sama Mas Davi Ma, tidak mungkin Mas Davi meninggal Ma, Ngepranknya nggak lucu deh Ma.." Sahut Alfi.

" Mama nggak bohong Fi... Davi sudah tiada, apa kamu ingat semalam setelah resepsi selesai kalian berdua pulang, tapi saat hendak menyebrang jalan tiba tiba ada mobil yang melaju kencang, dan Davi tertabrak mobil itu dari depan Nak." Jelas Mama Elin berharap Alfi mengingat semuanya.

" Tertabrak mobil? Mas Davi tertabrak mobil Ma?" Alfi mengerutkan keningnya, Ia mencoba mengingat kejadian itu, Seketika Alfi mengingat suara...

Brugh... Brak... Ckiitttt

Bayangan tubuh Davi yang bersimpah darah berputar seperti kaset film. Deg.. Deg... Jantung Alfi berdetak kencang, nafasnya tercekat membuat sesak di dadanya.

Davi...Davi... Ia mencoba mengingat suaminya.

" Tidaaakkk....." Teriak Alfi tiba tiba sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.

Seketika Ia ingat bahwa Davi telah menutup mata untuk selamanya, Davi meninggalkan dirinya dengan membawa cintanya.

" Tidak.. tidak mungkin.. Mas Davi tidak mungkin meninggalkan aku, dia pasti hanya ngeprank aku kan Ma? Mas Davi.... Dimana kamu Mas? Mas... jangan tinggalkan aku sendiri." Teriak Alfi histeris, Mama Elin mendekap tubuh Alfi berusaha menenangkannya.

" Tenanglah sayang! Tenangkan dirimu, jangan seperti ini Mama mohon." Ucap Mama Elin mengelus kepala Alfi. Ia berusaha tegar di hadapan menantunya.

" Mas Davi Ma... Mas Davi berjanji akan selalu berada di sampingku, Mas Davi berjanji akan mengabulkan semua permintaanku, Mas Davi berjanji akan menemani masa masa ngidamku nanti.. Mas Davi mau mengajakku bulan madu ke Bali Ma.. Mas Davi.. Hiks....". Racau Alfi sesegukan.

Semua rencana yang ia rangkai bersama Davi pupus sudah.. Kebahagian yang Ia impikan kini musnah sudah. Hanya satu malam semuanya berubah menjadi kelam. Hidup tanpa Davi di sampingnya akan terasa berat untuk Alfi.

" Mas Davi berbohong Ma... Dia membohongiku.. Mas Davi pergi meninggalkan aku untuk selamanya bersama janji janji dan cintanya Ma... Cintaku ikut mati bersamanya Ma... Hiks...." Alfi menangis tersedu sedu di dalam pelukan mertuanya.

" Mas Davi Jahat.... Mas Davi pembohong, Mas Davi sudah tidak menyayangiku lagi Ma... Mas Davi pembohong... Mas Davi... Bawa aku bersamamu Mas, aku tidak sanggup hidup tanpamu Mas... Lagian tidak ada gunanya hidupku tanpamu Mas.. Bawa aku..." huuuuu Alfi terus meracau sambil menangis.

Mama Elin merasa Iba dengan kondisi Alfi sekarang ini. Sebagai orang tua, Ia ingin yang terbaik untuk putra putrinya. Tapi apalah daya Jodoh Rezeki dan Maut ada Di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa berencana tetapi Tuhan yang menentukannya.

" Sabar sayang.. Ikhlaskan kepergian Davi agar Dia tenang di alam sana, cinta dan kasih sayang Davi kepadamu begitu besar sampai Ia bawa ke Surga, Sayang.. jangan pernah ragukan cinta Davi, Davi sangat mencintaimu nak.. dan ingin melihatmu bahagia, walau hanya melihatmu dari sana, kuatkan dirimu Alfi.." Ujar Mama Elin menjelaskan pada Alfi tentang betapa besar cinta Davi kepada Alfi.Seketika suasana menjadi hening sampai tiba tiba......

TBC.....

Hai readers... jangan lupa kasih like dan komennya ya... salam sehat selalu dari othor...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!