Amelia
Hujan badai masih menguyur seluruh kota x, rumah sebagai istana bagi keluarga besar Amel hancur luluh lantak diterjang bencana banjir yang melanda, membuat seluruh tubuh nya menggigil kedinginan, Amel kehilangan saudara perempuan nya beserta ibu dan ayah, hanya dia sendiri saat ini bersama pengungsi yang lain tampak selamat setelah tertolong dari bencana banjir melanda, tangis Amel pun pecah,
"Ibu, ayah, Amel takut bu, kakak kau dimana, ya Tuhan tolong selamatkan keluarga ku''
Menangis dan terus menangis, memikirkan mereka semua, apakah mereka selamat seperti Amel, pikiran nya kalut, membayangkan kata seandainya mereka tidak bisa ditemukan lagi.
''Huhuhu, ibu Amel takut bu,
''Ayah, ayah dimana
''Kak Lidia, kak, huhuhuhu
Amel terisak sampai kedua hidung susah untuk bernapas, karena terlalu lama menangis dengan mengeluarkan cairan dari hidungnya, tanpa memperdulikan orang disekeliling, Amel terus menangisi, meratapi nasib bagaimana kelanjutan hidupnya nanti jika kata sendainya itu nyata,,,,
''Amelll, suara seseorang yang memanggil nama Amel dan sambil menoleh ke arah suara
"Bi Murni, huhuhu,'', Amel menghampiri dan memeluk bi Murni, dia adalah tetangga sebelah rumahnya
''Bi Murni lihat ibu dan ayah Amel bi'', ujar Amel sambil melepaskan pelukan
''Tidak neng!,
Bibi tadi tidak dirumah, saat kejadian bibi dirumah majikan bibi,''
Ucap bi Murni.
Dengan suara yang tersendat Amel bertanya kepada bibi
''Kenapa bibi ada disini,''
Sambil menghapus sisa air mata dan air yang keluar dari hidung nya juga
''Ya gusti Allah masih memanjang kan umur bibi, saat mendengar berita kampung kita terkena banjir, bibi jadi panik langsung minta izin pulang kesini, tadinya bibi pingin lihat kondisi rumah bibi neng, tapi semua nya udah rata neng, tidak ada lagi yang tersisa di kampung kita neng.
Bi Murni ikutan menangis, Amel pun larut juga dalam tangisan tanpa disadari Amel memeluk kembali bu Murni,
****
Bencana banjir menyisakan luka yang mendalam buat Amel maupun penduduk kampung yang terdampak. Kehilangan tempat tinggal, keluarga tercinta, mungkin juga akan berdampak pada masa depan seseorang.
Apakah Amel akan mampu merubah keadaan nasib nya yang sekarang menjadi lebih baik?. Dan mampu bertahan dalam kejamnya dunia kehidupan?.
*****
Setelah bencana usai, meninggalkan kesedihan yang tidak terucapkan buat sorang gadis kecil seperti Amel.
Aku Amel, saat ini usiaku 17 tahun, harus kehilangan keluarga besar ku, termasuk keluarga ayahku, sampai hari ini hari ke-5 tidak ada kabar gembira yang ku dapati hanya kesedihan yang tersisa.
''Sudah neng Amel, jangan ditunggu lagi,
''Neng ikut bibi aja ya,
''Bibi udah cerita sama majikan bibi, tentang neng Amel, mereka mau neng ikut bibi kerumahnya.
''Neng Amel bisa tinggal disana, majikan bibi itu orangnya baik dan penyayang, lagi pula mereka tidak memiliki anak perempuan cuma ada anak laki-laki''. ujar bi Murni dengan semangatnya, agar aku mau dan tak menolak ajakannya.
''Tapi bi,,, Amel bingung, Amel tidak punya pakaian yang bisa Amel bawa,
"Ini saja Amel dapat dari pemberian bantuan sosial yang disana,'' sambil menunjukkan jariku kearah tenda yang disiapkan oleh Basarnas.
''Neng tak usah kuatir, nyoya bilang neng datang aja kerumahnya, nanti akan disiapkan semua keperluan yang neng butuh.'' ucap bi Murni
Tanpa kusadari kepalaku mengangguk pelan, mungkin alam bawah sadar ku merespon keadaan terlebih dahulu, efek peristiwa ini jiwa dan raga terlalu lemah untuk menolak.
Amelia saat berumur 17 Tahun
***** Novel Pertama saya, untuk mencoba berkarya walaupun masih banyak ditemukan kekurangan dalam ejaan dan bahasa penulisan, mohon masukan yang bermanfaat agar saya bisa lebih baik lagi mengeluarkan ide-ide cerita*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Indah Nihayati
semangat author
2022-03-01
0
ayu
top
2022-01-18
0
Camut gemoy
hay kak aku mampir nih😊
salam dari istri kecil dosen muda🙏
2022-01-11
0