Sore beranjak gelap, cuaca terasa panas pada malam itu, Amel gelisah di dalam kamar, dari selesai makan malam sampai menjelang tidur, kegelisahan Amel memuncak.
''Apakah aku cerita sama bibi saja ya, tapi bagaimana memulainya, ah malu bertanya hal yang beginian, tapiiii, apakah ini baik-baik saja buat tubuhku, ahhhh,,'' Amel keluar dari kamarnya pergi ke dapur untuk membasah tenggorokan yang terasa kering.
'' Ya ampunnnnn, bibi,,,,.
''Kenapa duduk didapur dalam keadaan gelap begini!!!, amel kan jadi terkejut, untung nggak kepukul, kalau kepukul kan bisa babak belur bibi'' ujar Amel kaget.
''Hihihi, makanya jangan melamun nggak baik buat anak gadis,
''Itu mulut komat kamit nggak jelas, emang lagi baca mantra apa, kosentrasi amat sih, sampai bibi segede ini nggak kelihatan,'' seloroh bibi Murni senang melihat reaksi terkejut Amel
''Ihh bibi, Amel nggak ngomong apa-apa sih, bibi aja yang salah lihat kali,'' ucap Amel.
Sambil menghela napas panjang Amel menarik kursi dan duduk disebelah bibi,
''Kalau ada masalah dan mau cerita sama bibi kata kan saja!, dari pada pusing sendirian dan tidak bisa tidur, kan bisa berbahaya, bisa merusak jiwa dan raga, nanti jadi kurus tu badann nya,
''Sayangkan masih perawan udah nggak bisa apa-apa!,'' lanjut bibi Murni sambil mencolek tubuh Amel
''Kalau kurus sukur bi, takutnya penyakit yang lain yang datang,'' ujar Amel lagi.
''Emang Amel ada sakit apasih mel, tumben lu nampak resah'' lanjut bi Murni langsung menyela saat amel berujar,
''Bi, Amel nggak kenapa-kenapa, cuma.'' Amel sedikit ragu untuk mengutarakan,
"Nah itu tu, kalau dipendam jadi masalah berat, sakit kronis, siapa yang salahkan, yang ujung-ujungnya bibi juga kena semprot ama nyonya,
''Kok Amel sakit nggak di jaga, nggak diobatin, tu contohnya nyonya aja nggak pulang-pulang, gara-gara si bontot sakit,
''Jangan dipendamkan nanti jadi repot nyonya Alfard,'' bi Murni nyerocos seperti mercon lagi meledak, sambil berdiri menyalakan lampu dapur kemudian duduk disamping Amel.
''Amel bingung bi, ini penyakit atau bukan sih, ya sukur-sukur nggak parah, kalau parah mungkin sudah nasib Amel kali ya bi, teman seusiaku normal-normal saja'' ujar Amel kembali
''Ih Mel, bikin bibi jadi kuatir kalau begini, lebih baik cerita ya Mel,'' lanjut bi Murni sedikit memaksa.
''Tapi bibi janji nggak cerita sama mami atau yang lainnya, Amel malu bi,'' ujar Amel lagi
'' Mel kan belum cerita ini mah, apa sih mel, bikin bibi penasaran aja?,'' ujar bi Murni
''Sebenarnya, dulu sebelum nya udah pernah ngalamin sih bi, tapi semenjak setahun lalu Amel nggak pernah lagi datang bulan bi!, kalau seingat Amel setelah peristiwa banjir waktu lalu sampai sekarang Amel tidak merasakan nya lagi!!, apa Amel normal jadi cewek nggak sih bi??? , udah itu bi, dalam minggu-minggu ini, maaf ya bi, gu*ung Amel agak membengkak, dan kadang-kadang put-ing nya menonjol sendiri, Amel kan malu bi, apalagi disekolah, kalau dia lagi menegang baju Amel terlihat mengecil bi,'' curhat Amel panjang lebar
B Murni mengerutkan dahinya, sambil menggaruk pipinya yang nggak gatal sama sekali.
''Waduh Mel, sepertinya bukan jurusan bibi deh, percuma muter-muter cari solusi, yang ujung nya, ya bibi nggak tau, eeeeee,'' bi Murni sambil cengengesan,
''Tapi tenang Mel, besok bibi telp nyonya, atau Amel coba obat tradisional saja!'' ujar bi Murni lagi
"Jangan bi, Amel malu bi, nggak usah bi bikin mami kuatir nanti, kalau obat tradisional udah pernah dicoba minum jamu tiap ketemu mbak jamu saat lewat disekolah,'' sanggah Amel
"Ih anak tuyul, bibi mau bertanya sama nyonya, rumah sakit mana yang biasa nyonya berobat, bukan mau bilang masalah lo, kapan mu mulai minum jamu,'' ujar bi Murni
''Ohhhh,'' Amel mengangguk mengerti
'' Amel minum jamu akhir-akhir ini saja bi, kira-kira lebih kurang tiga bulan lah bi, tapi belum ada hasilnya juga,'' jawab Amel merasa kuatir
''Udah tidur sana, besok biar bibi yang atur, Amel nggak usah mikir macam-macam,'' lanjut bi Murni.
''Bi Mur,
"Kalau Amel meremas gu*ung Amel apa nggak jadi masalah khan???. ujar Amel
''Selagi itu kamu yang lakukan, boleh-boleh aja, yang nggak boleh jika tangan orang lain,'' canda bi Murni, sedangkan Amel tersipu malu,
"Ihhh bibi, ada-ada saja, emang dikamar Amel ada siapa sih,'' ujar Amel lagi
"Mana bibi tau, situ kan kamar sendiri, kalau Amel ngumpatin seseorang bibi juga nggak tahu,
''Atau mau bibi yang meremasnya'' ujar bi Murni sambil tertawa dan berlalu.
''Bibi,,, nggak lucu ah,'' pekik Amel kesal
''Sudah tidur lagi, jangan lupa matikan lampunya,'' suara bibi menghilang dibalik pintu kamar.
Malam semakin larut, pukul menunjukan jam 12.00 malam dan tak terasa mereka telah menghabiskan waktu berdua, bercerita dan bergurau senda layaknya seorang ibu dan anak yang lagi curhat ditemani keheningan malam.
''
''
''
''
***** To Be Continued 🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mari ani
lanjut
2021-12-19
0
MandaNya Boy Arbeto❤️
d kluarga ini orgnya asyik asyik ya😁
sakit apa tu Mel jdi penasaran..cek k dokter donk
2021-11-24
0