"Sar tolong setrika kan baju nyonya ya, soalnya nyonya mau memakainya, di acara pesta ulang tahun teman kami, tolong setrika yang rapi, jangan lupa di kasih pewangi", ucap tuan Fauzan begitu ramah
"Baik tuan", aku menjawab dengan sopan
"Ingat Sar hati-hati saat menyetrika nya, itu baju aku beli pas honey moon di Paris, delapan tahun silam, bukan apa-apa, baju itu banyak mengandung sejarah dan juga baju yang sangat expensiv you know that"
Aku mengaggukan kepala tanda paham, dan akan berusaha memberikan hasil yang seperti mereka inginkan, tuan pun pergi ke kamar milik nya setelah memberi gaun itu padaku
Aku segera mengambil meja setrika, dan melapisi nya dengan menggunakan kain yang bersih takut baju nyonya kotor, bisa bahaya jika bajunya kotor, bisa di ceramahi sampai pagi
Aku membalik dengan hati-hati jadi bagian dalam yang akan aku setrika, aku colokan setrika pada terminal, pelan-pelan sayang, ya Allah seperti menjaga padi biar tidak dimakan ayam
Tiba-tiba meja setrika ambruk..
brugh...
ya Allah...
dan spontan kejadian itu membuat ku sangat terkejut, aku terduduk sambil memegang setrika di tangan ku, aku tidak percaya ini
Aku mengangkat setrika dan entah apa sebab baju nyonya Claudya kering seperti keripik pisang, crispy, garing.
"Mampus aku", batin ku ketakutan
Aku mematikan setrika dan masih memandang gaun yang gosong di depan mataku, kaki ku rasanya gak kuat berdiri tubuh ku terasa lemas tak berdaya, jantung ku berdegub kencang, bagaimana jika sampai gajiku di potong
Aku benar-benar takut dan bingung bagaimana cara menyampaikan nya pada tuan dan nyonya?
"Sarinah, udah belum nyetrika nya, kalau udah tolong bawa sini, gaun nya mau di pakai sama nyonya", suara tuan dari balik pintu keras
Dengan langkah ragu, aku melangkah mendekati tuan Fauzan yang ada di depan pintu kamar milik nya, dengan perlahan dan rasa takut yang luar biasa
"Kenapa sar, ada apa?"
refleks, Tuan Fauzan mengambil gaun dari tangan ku, matanya mendelik tak percaya, bibirnya bergetar
"Kok bisa sih Sar, aduh ini baju mahal Sarinah, nyonya akan marah besar padamu", jelas tuan Fauzan kecewa
"Maaf tuan saya gak sengaja, tiba-tiba meja setrika ambruk dan tanpa sadar saya duduk dan menekan setrika terlalu lama, sekali lagi maafkan saya tuan?", tangan ku terus saja mengusap ujung baju ku, rasa takut benar-benar menguasai pikiran ku saat ini
"Apa.......?", nyonya Claudya tampak sangat marah.
Nyonya mengambil baju milik nya yang berada di genggaman tuan Fauzan, dan tak lama kemudian nyonya Claudya menangis tersedu
"Kamu ceroboh sekali sih Sar, masa nyetrika sampai gosong begini sih, lalu bagaimana nasib gaun ku?,. Apa kamu bisa ganti baju ini, tapi sekalipun kamu ganti tak akan sama Sar baju ini banyak kenangan yang tersimpan di dalam nya"
"Maaf nyonya, maafkan saya", aku benar-benar merasa bersalah sekali, tapi apalah dayaku.
"apa katamu maaf, apa dengan sebuah kata maaf, kamu dapat mengembalikan bajuku seperti semula?"
"Maaf nyonya, sungguh saya tidak sengaja", aku tak kalah terisak dan tergugu
Nyonya pergi dan menutup pintu kamar dengan kasar
duar..
membuat ku dan tuan Fauzan kaget, aku sampai terjingkat
"Tuan maafkan saya?", aku memohon ampunan dan maaf nya
"Sudah lah Sar aku bingung, sekarang pergilah tidur aku tak jadi pergi ke pesta ulang tahun teman ku, keadaanya sedang tidak baik", tuan Fauzan gegas masuk kedalam kamar mereka
Aku pergi ke kamar dan masih nangis terisak disana, ada perasaan bersalah, menyesal dan khawatir, semua menyatu dan mengharu biru, bagaimana nasib ku jika begini?
aku menarik selimut, menutupi tubuh ku yang cemas, namun karena sedih lama-lama aku mengantuk
huam..
****
Pagi ini aku bekerja dengan ketakutan, takut hal buruk menimpa ku
"Sar, nanti siang kita akan menemui agen mu?", Ucap tuan Fauzan dengan nada bicara biasa, tidak tersenyum dan tidak ada ekpresi marah
"Untuk apa tuan?", aku begitu kaget
"Nyonya mu yang minta, dia akan meminta ganti rugi pada agen mu atas tindakan konyol mu" tuan Fauzan menjelaskan maksudnya
"Tapi tuan, aku mohon jangan lakukan itu tuan"
"Lalu apa yang harus kami lakukan sar?", Suara nyonya pelan, marah dan jengkel kepadaku
"Maafkan saya nyonya"
"Beribu maaf takkan dapat mengembalikan baju ku seperti sedia kala kan, Sar" hardik nyonya Claudya
"Tapi nyonya saya mohon jangan bawa Saya ke agen nyonya, saya mohon, saya tidak pengen di pulangkan"
"Lantas apa jalan yang harus di tempuh Sar, tolong katakan padaku?"
Aku terdiam tanpa kata, aku kehabisan kata-kata untuk menguatkan hatiku yang terasa rapuh, dan lagi-lagi ini soal uang dan ganti rugi
"Jika aku menemui agen mu, setidak nya aku mendapat uang ganti rugi darinya, aku bukan tipe orang mata duitan Sar, uang ku banyak, tapi aku hanya ingin kamu lebih bertanggung jawab dari masalah ini.
Aku dan kamu juga pun umur nya masih tua aku Sar, jadi aku berhak menegur kalau kamu salah, dan ini sudah kelewatan"
Aku menundukkan kepala ku semakin dalam
"Hanya ada dua pilihan Sar, kamu mampu Menganti gaun ku apa tidak, jika kamu mampu maka kamu bebas, tapi jika tidak mampu, maka kamu harus bekerja di rumah ku sampai habis kontrak tanpa gaji, dan ketika kamu pulang kamu harus mengenapi dua puluh juta lagi", terang nyonya Claudya
Aku terperanjat ngeri mendengar penuturan nyonya Claudya, pelan tapi mematikan hati siapa saja yang mendengar nya
"Aku mohon jangan lakukan itu nyonya, kalau aku harus bekerja tanpa gaji, lalu bagaimana nasib putra ku di kampung nyonya, aku harus memberikan putra ku uang jajan, aku harus pulang membawa keberhasilan bukan kegagalan, saya mohon nyonya, saya mohon", aku memelas berharap belas kasih nyonya Claudya
Aku bersimpuh di bawah kaki nyonya Claudya, berharap ampunan nya, biar lah harga diriku ku rendah kan dari pada aku harus bekerja selama dua tahun tanpa gaji, itu tidak boleh terjadi.
bagaimana dengan usaha dan niat ku kerja, aku harus memohon pada nyonya Claudya
"Nyonya maafkan saya", sekali lagi aku memohon
Nyonya Claudya pergi meninggal kan ku keluar rumah, dan menaiki mobil pribadi nya seorang diri
"Bangun lah Sar, mudah-mudahan ada jalan terbaik yang bisa di ambil ya Sar", tuan Fauzan nampak mengejar mobil nyonya Claudya, yang ngebut
Aku masih melanjutkan pekerjaan rumah, dengan perasaan yang campur aduk banget
****
"Sarinah", teriak nyonya Claudya
"Iya nyonya"
"Duduk lah disini?", titah nya
Aku pun mendekat ke arah nyonya Claudya, dan duduk tepat di hadapan nya
"Kamu baca surat ini dan setelah itu kamu tanda tangani"
"Surat.....", Batinku menerka-nerka surat apa yang di berikan nyonya Claudya padaku, jangan-jangan surat ganti rugi, ya Allah..
Aku mengambil dan mulai membacanya, banyak sekali kosa kata yang aku gak paham dan gak maksud, English subtitle
Aku masih terus membacanya ke halaman yang kedua, dan selanjut nya masih dengan tidak maksud apa surat itu tertulis dan tertuang di dalam nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments