episode 3

Aku yang mengambil gelas kotor bekas tuan Fauzan dan nyonya besar, dan segera mencucinya di wastafel, aku tidak bisa melihat ada yang kotor, sebab nyonya Caludya akan mengecap ku pemalas, jika aku bermalas-malasan

bekerja itu capek, jadi jangan melihat total gaji yang ku dapat, tapi lihat lah pekerjaan ku, terutama perasaan ku.

Aku agak mendengar suara orang beradu suara, sedang nyonya besar sudah pulang, lalu itu suara siapa lagi kalau bukan tuan dan nyonya Claudya

Sayup-sayup ku dengar suara lengkingan nyonya Claudya, hais ini lebih mengerikan dari pertengkaran ku dengan suami ku

Aku pelan-pelan menajamkan Indra pendengaran, dan masih duduk di bangku dapur dengan mengelap kaca dapur, aku terlalu keppo, tapi mau bagaimana lagi, pura-pura tidak mendengar, tapi aku dengar.

"Semua percuma mas, percuma"

"Apa nya yang percuma Cla, gak ada yang percuma jika kita mau berusaha dan berdoa"

"Tapi nyatanya, sampai delapan tahun usia pernikahan kita belum juga di karuniai anak kan", ketus nyonya Claudya

"Mungkin kita harus lebih giat lagi Cla, percaya kita pasti bisa punya anak", tuan Fauzan terdengar berusaha menekan emosi nyonya Claudya

"Gak mas, aku gak yakin dengan kondisi ku, bahkan kamu tau sendiri kan, ini semua akibat aborsi yang pernah aku lakukan dulu, karena kejadian itu aku mengalami pendarahan dan dokter terpaksa memotong salah satu saluran tuba falopi untuk menghentikan pendarahan yang ku alami, dan akibat kejadian itu sangat mustahil untuk ku mempunyai keturunan, jika pun ada itu kemungkinan nya sangat kecil"

"Cla sudah hentikan aku mohon, sudah please jangan bahas itu lagi, aku gak mau ada yang tau masalah ini apalagi mami, aku minta hentikan Cla"

"Itu kenyataan nya mas itu fakta nya, aku gak sanggup harus membohongi orang tua kita terlalu lama, mereka harus tau dengan keadaan ku yang sebenar nya"

"Cla aku yakin suatu hari nanti kita bisa menemukan jalan nya, berhentilah menangis sayang", suara tuan Fauzan menenangkan nyonya Claudya

lama-lama aku pun merasa takut karna telah mendengar rahasia majikan ku, aku takut mereka tau aku mendengar nya, lalu mereka membunuhku seperti di film-film.

Dengan cepat aku kemasi semua barang bekas makan, kaca yang aku lap, sepatu bekas kerja aku bereskan, sampah ku buang, lalu segera berlalu masuk kedalam kamar.

klik

****

"Sar nanti malam gak usah masak ya, kami akan dinner di luar, kamu masak lah untuk makan malam mu sendiri"

"Baik nya"

"Satu lagi kalau mami datang kesini, bilang aja kami dinner di luar dan akan pulang larut malam"

"Siap nya"

"Ya udah kami berangkat dulu, jaga rumah baik-baik Sar"

Nyonya Claudya dan tuan Fauzan pergi ke kantor secara bersama, dan aku pun segera mengerjakan tugas daily pekerjaan rumah dengan semangat dan ceria

Ting

tong

"Siapa ya", gumam ku, sambil berjalan membuka pintu, sebelum pintu benar-benar terbuka, aku menilik dari balik horden, ternyata nyonya besar yang datang.

"Eh nyonya besar, silahkan masuk nya", ajak ku setelah membuka pintu

"Terimakasih Sarinah", nyonya besar melenggang masuk kedalam rumah

"Nyonya besar mau minum atau makan apa, biar saya buatkan?"

"Tidak terimakasih, aku udah makan di luar dan hanya pengen mampir kesini menemui Claudya, dimana dia sekarang?"

"Nyonya sudah berangkat ke kantor nya"

"Kantor.....", nyonya besar terkaget-kaget, aneh...

"Iya nya"

"Pulang jam berapa dia, jam tujuh sudah pulang kan?"

"Biasanya sih iya nya, tapi tadi nyonya Claudya berpesan bahwa dia malam ini akan pulang larut malam, karena akan dinner bersama tuan Fauzan"

"Hm.... Baik lah, nanti tolong bilang dengan nya bahwa aku datang ke rumah ini, dan bilang padanya untuk berhenti bekerja dan progam hamil segera, awal nya aku bilang agar dia ambil maid agar dia tak kelelahan, tapi kalau dia masih ngantor itu juga akan membuat dia stres karena pekerjaan kantor yang menumpuk, lalu kapan istirahat dan fokus buat promil"

"Baik nya", aku merasa takut

"Ya sudah saya mau pulang"

"Hati-hati ya nyonya besar di jalan, bye-bye", salam ku

Aku melihat nyonya menaiki mobil beserta sopir pribadi, sopir yang bekerja pun begitu nyonya besar datang dengan sigap membuka pintu mobil

Dalam hati ku mana mungkin aku berani mengatakan pada nyonya Claudya soal pesan nyonya besar, sedang aku tau nyonya Claudya tidak bisa mempunyai anak

Aku bingung harus bagaimana, dan aku berusaha enjoy dan melanjutkan aktivitas ku seperti biasa, itu masalah mereka, biarlah mereka yang berpikir, aku akan memikirkan masalah ku sendiri

****

Suara mobil tuan Fauzan terdengar parkir di depan garasi, dan aku segera membuka pintu depan menyambut kedua majikan ku datang

"Loh Sar kok belum tidur, ini udah malam loh", nyonya Claudya menatap ku tidak suka

"Belum ngantuk nya", jawab ku jujur

"Oh ya tadi mami datang kesini tidak?"

"Iya nya", aku membawa sandal nyonya Claudya, dan menaruhnya di rak sepatu

"Ngomong apa mami sama kamu Sar?", sarkas nyonya Claudya

"Gak ada nya, gak ada ngomong apa-apa", aku terpaksa bohong agar tak menyakiti perasaan majikan ku tersebut.

"Bagus lah"

Nyonya pun memasuki kamar nya dan dapat ku lihat mata nya yang sembab oleh tangis mungkin bisa jadi begitu

****

Hari demi hari nyonya besar sering datang kerumah dan terus mendesak nyonya Claudya untuk segera mempunyai momongan

Karena selain malu di gunjing teman arisan, nyonya besar juga sangat merindukan seorang cucu, lagi pula siapa yang akan mewarisi harta kekayaan mereka jika mereka tidak punya anak, itulah keluh kesah nyonya Saban hari, dan hal itu kontan membuat nyonya Claudya sering menangis dan bersedih

Apalagi santer nyonya besar membawa seorang wanita muda yang tak kalah cantik dari nyonya Claudya, dan mengatakan akan menjadikan wanita cantik itu sebagai istri kedua tuan Fauzan

Kejadian itu benar-benar membuat nyonya Claudya sakit fisik, karena terlalu memikirkan problema yang di hadapinya

Nyonya sering jatuh sakit, dan merenung berdiam diri, aku tau dan yakin pasti batin nyonya sangat tertekan

walau dia orang kaya, tapi tetap hatinya sama kayak kita

Malam ini aku habiskan dengan menelpon putra kecil ku di kampung, Ilyas Anugerah yang terdengar sangat menggemaskan, dari cara bicaranya seperti orang dewasa yang menasehati ku agar selalu ingat Tuhan, beribadah dan selalu jaga kesehatan

bahkan di usianya yang baru lima tahun, Ilyas mampu menghapal beberapa surat-surat pendek di dalam Alquran, benar-benar bagus didikan suami ku di kampung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!