𝐂𝐥𝐮𝐛..
Mereka masuk dalam clubbing, beberapa orang terutama warga kota besar masuk ke dalam diskotik atau klub malam mungkin hal yang biasa.
clubbing memang telah menjadi tempat rekreasi bagi pengunjung setianya.
Sementara bagi banyak orang lainnya clubbing adalah tempat yang tabu untuk dikunjungi. Dengan berbagai alasan, termasuk citranya yang lekat dengan kehidupan malam yang bebas, minuman keras hingga wanita penghibur, clubbing menjadi tempat yang terlarang bagi banyak orang.
Suasana di sebuah clubbing di kota jakarta. Di sinilah akhirnya untuk pertama kali Mia dan Tasya menginjakkan lantai clubbing bersama teman-teman yang lainnya.
Dan menyaksikan betapa kehidupan malam yang ramai di dalamnya. gelap dan riuhnya clubbing dengan segala hal yang ternyata benar adanya, orang yang berjoget hingga meng geleng-geleng kan kepala.
Hilir mudik orang dengan pakaian yang bermacam-macam gaya, mulai dari yang biasa hingga punggung terbuka, dari yang mengenakan jeans panjang hingga rok mini, semua melintas di depan mata.
Aroma parfum dan rokok menyengat memenuhi ruang nafas. Sementara hentakan musik Dj dari dalam diskotik sudah terdengar keras menggema.
Malam makin larut, Suasana clubbing di malam hari Beberapa orang mulai turun dari duduknya, mereka melantai menari saling berhadapan antara yang laki-laki dan wanita.
Untuk beberapa saat mereka saling berangkulan dan ketika musik mengeras gerakan merekapun semakin menghayati.
Satu persatu orang menyusul ikut menari sambil membawa gelas berisi minuman, entah jenis apa.
banyak di suguhi pemandangan yang serba “wow”. Tampak mereka sedang terbahak-bahak entah apa yang di tertawakan nya.
"Mi, cari duduk di mana? " tanya tasya. matanya mencari tempat kosong.
"Malam ini ramai sekali.!? " Ucap Tasya kembali.
"kita kesana~" Mia menunjuk tempat paling pojok, tempat yang banyak tamu VVIP mungkin dengan di sana bisa mendapatkan sesuatu yang menarik.
mereka berjalan menerobos orang-orang yang sedang berjoget dan menari-nari. Mia dan Tasya, ber celinguk kan tidak ada tempat kosong malam ini.
Seorang yang melihat ke dua gadis itu kebingungan, langsung mendekati mereka untuk bergabung dengan nya.
"Mia, Tasya? " sapa seorang.
"Rio? " panggil Mia.
"Apa kalian mencari tempat duduk? malam ini sangat ramai, banyak pengunjung yang terus berdatangan. bagaimana jika kalian bergabung dengan kami? " Rio menawarkan mereka berdua untuk bergabung bersamanya.
Tasya mentap Mia, mencari Jawaban dari Mia hanya mengangguk mengiyakan.
"Baiklah, Terima kasih sudah memberi kami tempat duduk. " ucap Tasya.
"sama-sama." mereka mengekori Rio dari belakang.
seorang tersebut mempersilahkan ke dua gadis itu duduk. ke dua teman seorang itu menatap dengan bingung.
"Hai~ ” Sapa Mia dan Tasya.
" kalian kenapa bisa di tempat ini? " tanya Leon.
"kita di sini mau menghilangkan stress yang ada di otak. " ucap Mia dengan judes gadis yang selalu ceria mendadak menjadi reog.
"Maafkan teman ku ini yah? dia emang lupa beli obat. ”
“It's Oke, ladies. ’’
“Kau mau minum apa? ” Tanya Rio menawarkan minumnya.
“Apa aja Rio, gue lagi pengen yang enak di minum dan membuat aku happy. ”
“Gue terserah lo aja deh.. ”
Rio langsung menuangkan wine ke dalam gelas lalu memberikan kepada dua gadis itu.
“Kenapa kau semakin tampan saja, Rio? ”
“Kenapa matamu selalu tajam, sih? ” kesal Tasya, mulut Mia memang sangat-sangat tajam juga runcing.
“Inilah kelebihan ku, memang nya kamu? ”
“Kau benar-benar yah? ”
“Sudah! ini aku kasih cemilan enak buat kalian.. ”
Leon memberikan beberapa bungkus snack besar untuk Mia dan Tasya. Mia yang mungkin lapar langsung memakannya tanpa perduli dengan tatapan aneh di sekelilingnya.
“Lo laper apa doyan? ”
“Gue laper dan snack nya emang enak Tasya. nih, cobain biar lo tau rasanya. ” Mia melemparkan snack ke arah Tasya yang duduknya bersebelahan dengan Rio.
Tasya juga mencobanya mereka menghabiskan semua snack yang di berikan Leon. Setelah itu mereka meminum wine yang di pesannya.
Jam tiga malam sepulang dari club malam..
Rio membopong tubuh Mia ke dalam mobil dan di susul Tasya yang duduk di depan bersama Rio.
“Kau masih bisa menyetir? “ Tanya Tasya memastikan jika Rio kuat untuk membawa mobilnya.
“Aku tidak mabuk, hanya saja merasa tubuh ini enteng saja tanpa ada beban. “Rio tertawa.
Tasya hanya tersenyum menanggapi kerecehan temannya itu.
“Kau terlihat senang? “
“Tentu saja, ini dunia ku tentu saja senang. Apa lagi ada dua wanita cantik yang selalu menemani aku. “Rio tersenyum menatap Tasya.
“Apa kau tak mau menikah? “Tanya tasya tiba-tiba.
“Aku belum memikirkan itu, lagian menikah ribet dan tak bebas. Aku lebih nyaman seperti ini Sya. “
“Kau benar! “
Mereka sampai di apartemen Rio, Tasya memapah tubuh Mia sampai di kamar tamu. Setelah membawa Mia ke kamar Tasya keluar kamar dan pergi ke balkon di depan ruang TV.
Menatap pemandangan kota yang sangat padat dan berkemerlipan lampu yang menerangi kota. Hati Tasya sedikit sakit, dan ingin menangis. Kehidupan yang sangat pahit bahkan kejam ini membuatnya menjadi wanita yang tak tau arahnya.
“Mau minum? “ Rio menawarkan lagi minuman untuk teman wanita nya ini.
Tasya menoleh, lalu mengambil gelas yang di sodorkan Rio.
“Hidup ini keras yah? “
“Ya begitu lah.. “
“gue sebenarnya tidak ingin seperti ini terus Rio. “Ucap Tasya, tiba-tiba dia mendadak sedih dengan kehidupan nya yang hancur lebur, dunia yang tak di inginkan sebagian wanita muda seperti Tasya.
“Gue pengen punya keluarga yang benar-benar mencintai ku dan menerima kenyataan bahwa aku .. “Tasya menggantung ucapannya dia sangat malu dengan kehidupan nya.
“Sabar yah, Kau nggak sendiri di sini. Gue yakin lo kuat. “
“Rio, jika gue nggak kenal lo udah pasti gue mati Rio. gue beruntung bertemu lo waktu itu, thanks.“ Ucap Tasya dengan sungguh-sungguh.
“Ssttt... itu sudah berlalu. jalani saja kehidupan mu ini dengan sesuka mu Sya. “
“Gue tinggal sebentar. “Pamit Rio, lalu meninggalkan Tasya di balkon sendirian.
Calling..
“Kamu dimana? “
“Di rumah temen. “
“Mana setoran nya? awas yah kalau tak ada setoran hari ini. “ Ancam si penelepon dengan garang.
“Gue bakal setor! tapi nanti siang. “
"Gue tunggu! Awas, jangan coba-coba untuk kabur. “
Lalu Panggilan terputus..
" Sialan.. kenapa bisa aku di lahirkan di rahim perempuan iblis itu. “ Tasya memukul pembatas balkon dengan keras.
Brakk...
Tasya sangat muak bahkan ingin pergi jauh tanpa di hantui oleh suara ibunya yang sama seperti dirinya. Menjual serabi lempit ke pria-pria otak benyek sehingga sampai ini menjadi pekerjaan Tasya. setiap hari nya.
Tasya mengecek saldo di handphone nya, banyak sekali uang di dalam tabungan hasil jual serabi lempit.
“Sya.. " Tasya menoleh, melihat Rio kembali dengan dua mangkuk di tangannya.
“Makan dulu, gue bikin mie instan. “ Tasya melangkah mendekat dan duduk berhadapan dengan Rio.
"Thanks.. "
“Sama-sama.“
“Besok lu kerja? “Tanya Tasya.
“Kayaknya nggak, gue capek banget hari ini. “
“Gue nginep beberapa hari boleh nggak? “ Tanya Tasya dengan raut wajah memohonnya.
Rio menatap Tasya, lalu mengangguk.
“selamanya juga boleh. “ gumam Rio.
“Thank you Rio.. “ Ucap Tasya, lalu memeluk Rio dengan erat, lalu menciumnya tanda Terima kasihnya.
“Nggak usah sungkan.. habis kan makanan mu.. “
Mereka makan bersama tanpa Mia, Mia yang sudah terlelap tidak mau bangun. Mungkin, dia kelelahan dan banyak minum sehingga tak sadarkan diri.
Setelah selesai makan, mereka berdua pergi ke kamar dan tidur bersama di ranjang yang sama.
.
.
.
Bersambung...
Bantu suport dengan Like Coment di bawah ya Guy's.. Thank you..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments