𝐑𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧..
Susan menyiapkan sarapan pagi seperti biasanya. Mengambil kan Makanan untuk Dion, sepanjang dia melayani nya Susan terus mengembangkan senyuman nya.
Lain dengan Dion, dia hanya terdiam dan tak memujinya. Mengingat kembali saat bercocok tanam bersama Mia di ruang TV dia terus menerus menelan salivanya.
Mia dan Dion masih bersikap seperti biasanya di depan Susan. Susan juga tidak merasa curiga dengan suami dan Anaknya. Mia yang selalu bersikap cuek di depan Dion, dan sebaliknya Dion bersikap manis dengan Ibunya Mia.
Dion menatap Mia yang fokus dengan makanan nya dia tak ikut me nimbrung obrolan Ibu dan Papa tirinya.
“Mia, cepat sedikit makannya. Papa mau berangkat bekerja. “Ucap Susan.
“Iya.“Jawab singkat Mia, dia menghabiskan makanan yang ada di piring nya setelah itu dia berjalan lalu mengambil tas sekolahnya.
Mia mendekati Ibunya lalu mencium tangannya.
“Ayo pa! “
“Iya, sayang aku pergi bekerja dulu yah? “Pamit Dion kepada Susan.
"Hati-hati sayang. “Ucap Susan lalu melambaikan tangannya.
Di dalam mobil Mia dan Dion menjadi berubah 180° , Dion menautkan jari-jari Mia dengan erat lalu mereka tersenyum satu sama lain.
“Semalam itu sangat menyenangkan Mia! papa sampai tidak bisa tidur karena mu. Kau begitu membuat papa sangat candu. bagaimana kalau kita kembali mempraktikkan adegan-adegan semalam? ” Tanya Dion, Mia berfikir sejenak dengan ajakannya.
“Maksudnya bermain di sini? “Tanya Mia memastikannya, Dion mengangguk.
“Entahlah kenapa Papa ingin lagi, semalam kurang rileks membuat papa terburu-buru untuk mengeluarkan nya. “Kata Dion, dia juga tidak mengerti dengan tubuhnya yang sangat kuat walaupun bermain beberapa kali.
“Tapi, sekolah Mia gimana pa? Mia bolos sekolah saja, terus kalau di sini akan ada yang melihat nya." Tanya Mia, Dia melihat sekeliling dalam mobilnya.
“Itu urusan belakang, sekarang kita lanjutkan bermain di sini. Sekarang kita ke pinggiran danau, di sana sepi dan jarang ada orang yang lewat. “Mia mengangguk pasrah, tapi dia juga suka dengan permainan Papa tirinya itu yang sangat perkasa dan kuat.
Beberapa menit dalam perjalanan, mereka sampai ke pinggiran Danau. Dion mematikan mesin mobilnya dan membuka kancing kemejanya satu-persatu.
Mereka berdua kembali melakukannya dengan tempat yang berbeda. ini suatu yang sangat menguntungkan bagi Dion, dia terus memacunya dengan kencang sampai titik terakhir dengan tembak dalam.
Keringat membasahi tubuh mereka tak membuatnya untuk berhenti, untuk yang ke dua kalinya Dion mengeluarkan nya dengan beringas.
“Hah.. Hah.. ”
“bagaimana? ”
“Kamu memang terbaik, sayang. ”
“Pa, Mia minta nomor telepon papa, jika Mia mau lagi akan menghubungi mu. ”
“Baiklah, sini handphone mu. ” Dion mengetikan nomor telepon nya ke handphone Mia.
Setelah selesai, Dion mengembalikan nya dan memakai kan lagi pakaian mereka yang di buang.
Mia dan Dion terdiam di sana beberapa menit, menetralkan tubuhnya yang sangat tegang.
ᰔᩚᰔᩚᰔᩚ
Malam hari tepat jam 23:20..
Susan yang merasa tak seperti biasanya mendadak khawatir dengan suaminya. biasanya selesai bekerja jam 21:00 malam tapi ini hampir tengah malam juga tak kunjung pulang, tidak ada tanda-tandanya dia akan pulang.
“Di mana dia sekarang yah? Mia juga belum pulang sekolah sampai tengah malam gini. “Gumam Susan, Dia terlihat gusar hingga terus menatap jam yang terus berjalan.
Tak lama kemudian, mobil Dion terdengar di teras rumah. Susan yang mendengar bergegas keluar rumah dan menyambut Dion. Susan juga terkejut dengan Mia yang turun dari mobil suaminya.
“Kenapa kalian pulang bersama sampai selarut ini? dan kamu Mia, kamu kenapa pulang tengah malam. Kenapa setelah selesai sekolah tidak langsung pulang, kemana aja kamu?“ Cecar Susan, dia menjadi kesal dengan anak gadisnya itu yang sekarang sudah SMA kelas akhir.
“Mia ada kerja kelompok bu, juga besok harus di kumpulkan. besok-besok Mia bakal pulang malam karena harus ekstra belajar dengan teman-teman karena akan menghadapi ujian. “Ucap Mia berbohong, dia tak ada pilihan lagi selain membohongi orang tuanya.
“Sekarang, kanapa pulangnya bareng papa? abis kemana.“ Tanyanya lagi, Mia rasa di pojokkan oleh ibunya sendiri.
“Tadinya sih mau bareng sama temen. Tapi, karena bertemu papa di jalan ya sekali bareng papa dong. “
Kata Mia, dia menoleh ke arah papa tirinya.
“Beneran mas? Apa bener yang di katakan Mia ini. “ Susan seperti menginterogasi mereka berdua, Dion yang seperti pencuri di interogasi merasa kesal dan emosi dengan Susan.
“Iya, kenapa sih kamu menjadi sensitif gini. Wajar jika aku dan Mia pulang bareng, coba kalau sama orang lain atau sendirian apa kamu tidak khawatir jika Mia di apa-apakan di tengah jalan? “Ucap Dion, lalu masuk terlebih dahulu meninggalkan anak dan ibu yang masih di luar.
Susan mengehela nafas, dia percaya saja apa yang di katakan anak dan suaminya. Lalu ia menyusul Dion ke kamar, melihat Dion yang sedang membuka pakaian Susan Buru-buru mendekati nya.
“Mas, mau aku mandikan? Sekalian kita melakukan itu.. “ Susan memeluk Dion dari belakang, Dion yang risih melepaskan pelukannya. Dion menatap Susan dengan kesal, entah kenapa dia menjadi menyebalkan dan membuatnya risih.
“Aku hari ini capek banget, banyak sekali pekerjaan di kantor sampai tengah malam begini kamu minta jatah. kamu nggak mengerti Aku yang kelelahan seharian bekerja? “
“Mas.. kita kan terakhir minggu lalu, sekarang Aku lagi pengen. Biar Aku yang main kamu tinggal berbaring menikmatinya. “Usul Susan.
Dion tak menggubris ajakan Susan, dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lelah karena hari ini menguras cairan tubuhnya.
“Kenapa kau membuat ku candu, dan ingin sekali hari-hari bisa menghabiskan waktu bersama denganmu dengan puas. “Ucap Dion, dia tersenyum-senyum membayangkan wajah Mia yang cantik.
“Biarkan seperti ini saja, jika Aku menceraikan Susan sekarang pasti dia akan berbuat bodoh. “ Dion yang rakus ingin memiliki lebih dari satu wanita, menurutnya satu saja tidak cukup untuk dirinya.
“Jika Aku bosan dengan Susan bisa di ganti dengan Mia. “ Dion yang tak mau rugi keduanya harus ia miliki apa pun caranya. Sekarang mempunyai mainan baru membuatnya tidak bosan untuk memainkannya.
Lain sisi, Mia juga begitu bahagia hari ini. Dia sudah berhasil memikat hati dan pikiran papa sambungnya.
Dion yang lebih mudah untuk di pikat apa lagi urusan bawah itu lebih cepat tangkap ketimbang yang lainnya.
Mia langsung melepaskan seragam sekolahnya, lalu pergi mandi membersihkan tubuhnya di guyuran air dingin.
Dia bernyanyi dan menggoyangkan pinggulnya mengiringi nyanyian nya sendiri. Dia benar-benar merasa bahagia, senyum nya juga terus mengembangkan hingga gigi-giginya terlihat..
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments