Auris pergi dari cafe itu dengan perasaan yang kesal.Meski sudah mendapatkan uang atas ganti rugi untuk lukisannya,namun perasaan kesal itu masih tetap ada.Ditambah lagi entah apa yang akan terjadi besok,kabarnya putera bungsu keluarga tajir itu akan berkunjung kemarket mereka dan untuk pertama kalinya dia akan diperkenalkan kepada seluruh dunia khususnya negara ini.
Sudah menunggu angkot sedari tadi tapi belum juga ada yang lewat,akhirnya Auris memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu angkot lewat.
Saat melewati jalan didepan gedung hotel,dia melihat adik laki-lakinya yaitu Evans Syahputra dipukuli oleh dua pria berbadan kekar.
Ia berlari kencang mendatangi adiknya untuk melerai perkelahian itu.
"Woy!berenti!"pekik Auris dan menangkis tangan pria kekar tadi.
"Elo apain adik gue haa?"
"Ooh..Jadi lu kakaknya?bayar!"pungkasnya.
"Bayar?maksud Lo apaan?"
"Kak mendingan kita pulang,udah!ayo kak!"ajak Evans.
"Jatah lapak parkir lah!"jawab si preman.
Auris membulatkan netranya saat mengetahui adiknya bekerja sebagai tukang parkir.
Evans baru duduk dibangku kelas XI saat ini,sudah sering rasanya adik laki-lakinya itu ingin menyudahi pendidikannya karena masalah keuangan,tapi Auris tidak ingin adiknya tidak memiliki pendidikan yang baik sepertinya.
"Berapa?"tanya Auris.
"200 ribu!"
"200 ribu?Gilak ya elo pada?"erang Auris lalu memberikan uang sejumlah Rp.150.000
"Cuma segini?"
"Mau gak?kalo gak mau mendingan kalian pergi atau gue telpon polisi!"ancam Auris dan kedua preman gadungan itu akhirnya pergi karena tidak ingin dilaporkan ke polisi.
"Bagus ya!katanya latihan basket?"
"Iya udah selesai.."jawab Evans tanpa merasa bersalah.
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Evans..Kan kakak udah bilang,jangan kerja!apa pun itu!kamu harus fokus sekolah!"tegaskannya.
Evans melirik jam tangannya lalu mengajak Auris untuk makan siang.
"Nah ada tukang bubur ayam tuh,yuk kita makan dulu kak!"sahut Evans dan menarik lengan kakaknya lalu duduk dikursi plastik milik si penjual.
"Ev"ucapnya terhenti.
"Iya habis ini kita pulang!"
"Kamu kenapa kerja?"
"Kenapa?emang kakak aja yang boleh kerja?emang kakak doang yang boleh capek?"tanyanya balik.
"Evans..kalau kamu kerja begini,nanti bisa-bisa kamu lupa sama sekolah kamu!"
"Diih sok tau banget,buktinya sampai sekarang aku masih sekolah!"timpalnya.
"Belum aja.Asal kamu tau ya,kalau udah kerja,tau uang,nanti lama-lama males sekolah!Karena uang itu penting,disaat kamu ngerasa dengan uang kamu bisa menuhin apa yang kamu mau..,pasti pendidikan jadi nomor dua!"nasehati Auris sambil dengan melahap makanannya.
"Kak..Lagian ya,sekolah tinggi-tinggi juga gak menjamin kesuksesan!"jawabnya dan spontan Auris menepis dahinya.
"Awww!"
"Nah kan begini nih!Sekarang dengerin baik-baik kakak kamu yang paling cantik tak ada duanya ini Evans syahputra.."
"Hemm"
"Semisal kamu lagi melamar kerja dalam keadaan kamu cuma lulusan SMA doang,orang yang mau nerima kamu kerja akan mempertimbangkan lamaran kamu dalam waktu satu minggu!"
"Dan..Semisal kamu punya pendidikan yang lebih,orang yang mau nerima kamu bisa mempertimbangkan lamaran kamu dalam waktu tiga hari.Bayangin van!"gerutunya.
"Apaan sih kak.."
"Pendidikan tinggi memang gak menjamin kesuksesan,tapi dengan itu semuanya jadi keliatan gak sulit.Cara fikir kamu tentang dunia perkuliahan terlalu sempit sih.Ada banyak pengalaman Van dari sana,punya banyak temen,sosialisasi kamu juga bisa lebih baik.."
"Pengalaman itu luas,dan setiap pengalaman punya ceritanya masing-masing!"
"Aku udah selesai,yuk pulang!"sahutnya dan tidak menghiraukan ocehan sang kakak.
Evans membayar makanan mereka lalu pulang bersama Auris dengan motor Beat yang baru-baru ini Auris beli untuk transportasi adiknya agar bisa sampai kesekolah dengan cepat.
"Kakak itu udah terlalu capek kerja buat dapet uang yang banyak.Harus beli obat buat Aqilla,bayar kebutuhan sekolah aku,buat kita makan.."ucap Evans saat masih mengemudikan sepeda motornya.
"Kalau kakak capek,kakak pasti ngomong.Buktinya sampai sekarang belum pernah kan?stay sellow man.."sahut Auris tersenyum lebar.
Padahal hatinya begitu sakit ketika mendengar ucapan Evans barusan.Begitu pedulinya Evans,terkadang Evans malah bersikap lebih dewasa dari pada dirinya.
Sesaat baru saja sampai didepan rumah mereka yang kecil dan sederhana,terjadi kerisuhan dirumah tetangganya.Itu adalah seorang nenek(janda) yang sudah tua,anaknya hanya ada dua dan itu pun tidak perduli padanya.Yang satu sudah pindah kekota lain meninggalkannya,dan yang satunya lagi jarang pulang kerumah.Sekalinya pulang malah meminta uang dan bersikap buruk pada nenek Minah.
Adik perempuannya Auris, Aqilla yang berusia 9 tahun selalu diasuh oleh nenek Minah saat Auris tengah bekerja dan Evans saat sekolah.
"Gak guna tau gak kamu jadi anak!gak pernah pulang,sekalinya pulang bersikap begini sama ibu kamu sendiri.Mendingan kamu pergi dari sini sekarang juga!"erang Auris menyuruh anak nek Minah pergi.
Wanita tua itu menangis tak henti-hentinya Karena perlakuan anaknya sendiri,apalagi sekarang sertifikat rumahnya sudah diambil dan rumahnya akan dijual.
"Nenek jangan nangis..,udah.Nenek tinggal sama kita!"ucap Auris dan membawa nek Minah kerumahnya.
Rumah itu hanya memiliki dua kamar,ruang tamu yang sempit,dan dapur yang sangat minimalis.Tapi untungnya kamar mandinya berfungsi dengan baik dan masih berada didalam dan setidaknya itu rumah mereka sendiri,peninggalan dari kedua orang tuanya.
Meski sangat kecil,tapi rumah itu terlihat rapi dan bersih karena Auris sangat suka dengan kerapian.
...****...
Jam menunjukkan pukul 20:30,Auris masih fokus melanjutkan lukisannya yang sudah rusak.Kali ini dia harus benar-benar lebih gesit karena dua hari lagi lukisan itu sudah harus selesai.
"Jadi anak bungsunya pak Thosio dia?kenapa harus ganteng gitu sih?dan kenapa juga harus seangkuh itu?beda banget sama pak Adrian.."gerutu Auris yang membandingkan kedua pria yang hampir sempurna itu.
Adrian sendiri berusia 35 tahun,dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak perempuan.Anak pertamanya berusia 4 tahun sedangkan anak keduanya masih berada dalam kandungan yang berusia jalan 4 bulan.Adrian menikah diusia 30 tahun-an,dan saat itu adalah hari patah hati se-BARAMARKET sampai cabang dijepang.Bagaimana tidak,Adrian dikenal sebagai CEO atau Direktur yang sangat profesional,baik,toleran,mudah tersenyum,royal dan yang paling penting adalah sangat tampan plus berkarismatik.
Jadi tidak heran jika banyak kaum hawa yang mengaguminya.Auris sendiri sebagai salah satu Fangirl KPop EXO sangat tergila-gila dengan salah satu membernya yaitu Oh Se-hun.Auris mengakui bahwa ketampanan Adrian hampir setara dengan Oppa nya itu.Tapi sayangnya Adrian memilih untuk menyudahi masa lajangnya.
Tuuutt Ttuuttt
Tiba-tiba saja handpon Auris berbunyi dan yang menelpon adalah Manajer Thomi yang menyuruhnya untuk datang menemuinya kesalah satu restoran yang sering Manajer Thomi kunjungi.
Dengan cepat Auris bergegas pergi tapi tidak dengan sepeda motor.Kali ini dia memilih untuk pergi dengan angkot karena tempatnya juga tidak begitu jauh.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit,Auris sampai ditempat dan menemui manajer Thomi.
"Tugas saya semakin bertambah karena pak Abian akan bergabung,jadi kamu bisa kalau semisal saya tawarkan menjadi asisten saya?"tanya manajer Thomi memastikan.
"Ya..Ya bisa lah pak!tapi ngomong-ngomong,gajinya nambah juga kan pak?"tanya Auris yang sudah langsung mengarah kesana.
"Kamu tenang aja..Besok kamu bisa tetap masuk seperti biasa di market,setelah kerjaan saya selesai disana,baru kamu ikut sama saya kekantor pusat!"
"Siap pak!jadi..,pembahasannya udah selesai pak?"
"Iya udah!kenapa?kok buru-buru?"
"Hahh..Mau selesain lukisannya Bu sora pak!kalau gak selesai, bisa-bisa saya disemprot pak!"timpalnya.
"Saya liat lukisan kamu bagus!"
"Makasih pak!"
"Saya sama Pak Abian sudah berteman sejak lama, kapan-kapan tolong lukis saya sama pak Abian ya!"pintanya namun Auris langsung menolak.
"Kalau buat sekarang mungkin gak bisa pak.Bisa-bisa saya gak akan fokus melukis."
"Kenapa?karena dia terlalu ganteng?"
Auris mengernyitkan dahinya.
"Saya kesel sama pak Abian pak..Angkuh banget.."pungkas Auris dan manajer Thomi terkekeh.
"Kalau gitu saya langsung pulang ya pak!"ucap Auris dan pergi dari sana.
Auris sangat senang dengan pekerjaan barunya nanti.Bekerja didalam kantor pusat adalah impiannya sudah sejak lama.
Didalam angkot yang lumayan sempit itu, tiba-tiba saja dia teringat dengan Aqilla.
Aqilla sudah sangat membutuhkan pengobatan yang baik,satu bulan yang lalu Dokter menyarankan untuk melakukan tindakan operasi pada adiknya,tapi apa yang bisa Auris lakukan.Biaya operasi bukanlah sedikit sedangkan gaji dari kerja kerasnya masih belum mencukupi.
Saat masih tengah melamun, tiba-tiba tepat didepan angkot yang sedang dia tumpangi,terjadi kecelakaan disana.Sebuah mobil pribadi menghantam pembatas jalan lalu menabrak tiang listrik.
Jalanan menjadi macet malam itu,semua orang beramai-ramai melihat tragedi itu namun tidak ada satu pun orang yang berani untuk membantu orang yang ada didalam mobilnya.
"Ada orang didalam sana,bantu dia keluar!"ucap Auris kepada beberapa orang disana.
"Tunggu polisi datang,kalau enggak bisa-bisa kita ditanya-tanya nanti!"jawab mereka.
Auris sangat tidak bisa melihat keadaan seperti ini,seseorang didalam mobil pribadi itu mungkin saja sudah sekarat tapi mereka harus menunggu polisi yang belum tentu datang dengan cepat.
Tanpa berfikir panjang Auris menghampiri mobil itu dan memastikan pemiliknya.Ia mencondongkan badannya lalu mengintip dari jendela,ternyata ada tiga laki-laki mengenakan seragam putih abu-abu didalamnya.
Auris mulai panik dan tiba-tiba dia membayangkan bagaimana jika itu adalah Evans adiknya.Pintu mobil terkunci dan tidak bisa dibuka,dengan cepat Auris mengambil batu besar dan memecahkan jendelanya
Mungkin karena keberanian Auris,beberapa orang disana ikut membantunya untuk memecahkan jendela mobil.
Remaja yang menjadi supir lebih dulu diselamatkan Auris saat pintunya sudah bisa dibuka.Auris memapah remaja itu lalu memberikannya pada orang-orang yang berkerumun dipinggir jalan.
Auris mendatangi mobil lagi dan mencoba menyelamatkan dua remaja lagi.
Bensin dan oli mobil sudah menjadi satu bersimbah diaspal sedangkan riang listrik yang sudah hampir tumbang membuat suasana semakin menegangkan.Bebberapa percikan api nampak menyala dibagian depan mobil.
"Jangan kesana!mobilnya mau terbakar!"pekik beberapa orang disana.
Auris tidak menghiraukan ucapan orang-orang sedikit pun,dengan cepat dia berlari kearah mobil dan menyelamatkan remaja yang duduk dikursi tengah ternyata masih sadarkan diri.
"Tolong.."lirihnya dengan kening sedikit berdarah.
Auris memapahnya dan membawanya keluar menjauhi mobil.Masih ada satu lagi disana,baru saja setengah perjalanan saat ia ingin menolong, tiba-tiba mobil itu meledak begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Putri Minwa
Auris berjiwa penolong ya thor
2022-10-15
0
Fitmr31_
Aku cicil yah Kak, semangat teruss❤
2021-12-18
2