Abian keluar dari kamarnya hanya dengan mengenakan handuk.bentuk tubuhnya yang berpetak-petak itu semakin memperlihatkan betapa sempurna seorang Abian Kaindra Bara.
Tidak ada manusia yang sempurna,tapi ketika melihatnya,semua wanita akan mengatakan"paket lengkap dari Tuhan".
Dada bidangnya yang mulus dengan warna kulit putih dan lembut seperti kulit bayi,semakin menimbun dosa bagi setiap wanita yang melihatnya.Tidak ada yang bisa berhenti berimajinasi ketika melihat pemandangan luar biasa itu.
Abian pergi keruang tamu dan menghampiri Thomi yang sedang duduk di sofa bersama Auristela.Sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk,dia langsung duduk disebelah Thomi.
Auris menjengit kaget saat melihat keadaan pria yang kini berada tepat didepannya.
"Sa-saya akan menunggu diluar!"ucap Auris dan langsung pergi dari ruangan berbahaya itu.
"Liat kan,munafik banget!"ketus Abian dan menyandarkan punggungnya disofa.
"Udah lah bi..,kenapa sih pikiran Lo seburuk itu sama Auris?dia cewek baik-baik."
"Baik?pergi sama suami orang,godain bokap gua,itu yang lu bilang baik?"
Thomi mengehela nafas kasar dan berhenti berdebat dengan sahabatnya itu.Jika masih diladeni, bisa-bisa sampai pagi pun tidak akan selesai.
"Sebenernya gua masih ada urusan dibogor,kebetulan kan Auris Dateng kesini bareng gua.."
"Hemm"
"Biarin dia nginap disini ya!besok gua kesini lagi!"mohon Thomi.
"Gua sih oke aja!"jawabnya singkat.
Thomi sedikit ragu karena Abian bersikap baik pada Auris.Fikirannya pun sudah traveling kemana-mana.
"Elo gak lagi ada rencana buruk kan buat dia?"tuduh Thomi.
"Gua?Gilak lo!"
"Dia bukan tipe seorang Abian!"jawabnya menegaskan.
Thomi merasa lega dan bergegas pergi dari sana.
Dia menyempatkan untuk berpamitan dengan Auris yang terlihat cukup galau.
"Kalau semisal sikap pak Abian membuat kamu gak nyaman,kamu bisa hubungi saya!"
"Baik pak!"
"Besok pagi jam 10 kita pulang sama-sama kejakarta!"
"Baik pak! hati-hati dijalan..!"ucap Auris dan melihat bayangan pria manis seusia Abian itu berlalu jauh dengan mobilnya.
Auris kembali masuk kedalam rumah dan mendapati Abian masih bersantai disofa dengan masih mengenakan handuk.
"Parah banget nih cowok sumpah dah!"omel Auris dalam hati.
"Liat apa kamu?"sentak Abian.
"Bukan apa-apa!"
"Ambilin handpon saya dikamar!"
"Bapak nyuruh saya?bapak lupa ya ini hari apa?hari libur saya,jadi tolong biarkan saya hidup dengan damai untuk hari ini!"tegaskannya.
"Kamu udah bosen kerja ya?kamu mau saya pecat?"pungkasnya dengan membulatkan netranya.
"Kenapa sih ancamannya selalu itu.Potong gaji lah,pecat lah,heran banget!"omel Auris dan karena tidak ingin Bos nya semakin nyerocos tidak jelas,dengan berat hati dia masuk kekamar Abian dan mencari handpon Abian didalam.
"Bik Imah!kalau papa tanya saya sama siapa disini,bilang sama Thomi.pekerjaan bibik udah selesai?"tanya Abian pada ART villa nya yang sudah dianngap seperti kerabat sendiri.
"Sudah selesai den bian.."
"Kalau gitu langsung istirahat aja.Pastikan semua pintu dan jendela dikunci!"imbuhnya.
Sedangkan si bibi tidak protes sedikitpun mengenai Auris yang ada didalam kamar Tuan mudanya.Wanita yang sudah cukup renta itu tidak ingin berkomentar sedikit pun.Dia tahu betul bagaimana Abian,perempuan itu pasti bukan perempuan baik-baik,itu lah kenapa Tuan mudanya tidak ragu untuk membawanya masuk kedalam kamarnya.Seorang Abian akan memberi dua sikap yang berbeda pada dua orang yang berbeda pula.
Begitulah yang saat ini ada dalam pikiran bik Imah hingga dia tidak ingin bertanya apa pun.
Abian mematikan lampu ruang tamu,masuk kedalam kamar lalu dengan santai menutup kembali pintu kamarnya.Mengunci pintu itu dan menaruh kuncinya diatas lemari baju yang cukup tinggi.
"Saya gak nemu handpon bapak!"beritahu Auris dan berdiri membelakangi pintu yang tidak dia sadari sudah dikunci oleh Abian.
"Kan hanponnya sama saya,percuma kamu cari dikamar!"
"Bapak ngerjain saya ya?saya heran deh,sebenernya saya salah apa sih pak?gak cukup bapak udah menghujat saya dikantor?"gertak Auris yang sudah kesal.
"Iya belum cukup!kamu harus dapat yang lebih dari sekedar hujatan!"jawabnya dan mendekati Auris.
Auris sudah merasa bahwa ada yang tidak beres dengan gelagat Abian,apa lagi bosnya itu hanya mengenakan handuk saja dan tidak ada sehelai benang pun yang menutupi dada bidangnya yang cukup menggoda itu.
"Ba-bapak mau ngapain?!"tanya Auris sambil berjalan mundur.
Tubuhnya sudah sampai menempel pintu,dengan cepat dia memegang gagang pintu dan ingin membukanya,tapi nyatanya pintu itu sudah terkunci.
"Pak Abian..Jangan macem-macem sama saya!saya teriak sekarang!"ancamnya.
"Teriak?buka mata kamu!ruangan ini kedap suara!"
"Kedap suara?mati gue!"pekik Auris dalam hati sedangkan Abian sudah semakin dekat dihadapannya.
Tiba-tiba saja hanpond Auris berdering didalam tas yang dia bawa.
"Dokter Daniel"
Abian merampas hanponnya dan melihat nama panggilan masuk itu.Sambil mengusung senyum tengilnya,dia melempar hanpond Auris kesudut ruangan dan semakin mendekat pada Auris hingga hidung mereka hampir bersentuhan.
"Hah munafik! laki-laki yang udah beristri aja kamu sanggup,kenapa sok jual mahal ke saya?"ucapnya dan kalimat itu cukup menampar perasaan Auris sampai-sampai karena tidak tahan lagi,Auris dengan spontan menampar pipi Abian.
"Sebegitu piciknya pikiran bapak terhadap saya?kalau bapak melihat saya dari orang-orang dan hanya sekedar melihat sekilas sikap saya,mendingan bapak berhenti ngurusin hidup saya!"
Abian yang sudah terlanjur kalap dengan tingkah Auris,merasa bahwa dia sudah dipermalukan lagi.
Abian menarik tangan Auris lalu menghempaskannya diatas ranjang dengan keras.
Auris tersentak tidak percaya,dengan cepat dia mengatur posisinya.Berdiri dengan cepat dan berlari kearah pintu.Abian yang sudah terlalu kesal dan ditambah lagi dengan ilmu sesat Alan yang sedari tadi sudah menghantui pikirannya.
"Saya tidak seperti yang bapak pikirkan!saya mohon biarkan saya keluar dari sini!"mohon Auris dengan penuh harap.
Tapi apa boleh buat?dia sudah terjebak dikandang singa jantan.Mungkin jika wanita yang sekarang ada dihadapan Abian bukan lah Auris,itu akan menjadi keberuntungan untuknya karena bisa disentuh oleh seorang CEO BARAMARKET putera dari Tuan Thosio yang masih melajang hingga sampai sekarang.
Tapi nyatanya wanita sekarang ini adalah Auris.Tidak perduli siapa pria itu,tidak seorang pun baginya pantas untuk merenggut kehormatannya sebagai seorang wanita.Tapi apa lah daya yang sedang dia hadapi saat ini adalah Abian Kaindra Bara.
Dia mematikan lampu ruangan dan hanya menyisakan lampu tidur yang ada diatas meja di samping tempat tidurnya.
Abian langsung menghempaskan tubuh Auris ketembok,meraup pipinya lalu mengecup bi**r itu tanpa permisi.Auris terbelalak,serangan mendadak itu sangat mengejutkannya.Kedua tangannya berusaha mendorong tubuh itu,namun Abian dengan sigap menahan tangannya.
Beberapa detik berlalu masih dengan adegan pemula yang sama.Apa lagi yang bisa dilakukan wanita malang itu,tanpa dia sadari dia juga sudah mulai menikmati permainan yang diciptakan Abian.
Abian menikmati permainannya,sambil mengusung senyum,lalu diwaktu yang bersamaan mendorong tubuh Auris keranjang dan menghempaskannya dengan keras.
Abian sudah terbawa kedalam suasana yang dia ciptakan sendiri.Abian kembali melakukan adegan sebelumnya.Meraup kembali pipi Auris dan mengecup bibirnya.Tidak berhenti disitu saja,bibir yang sudah berpagutan saling bermain didalam sana.
Diam-diam tangan nakal itu mulai meraba leher jenjang Auris,semakin kebawah,membuka satu persatu kancing baju Auris dengan jemari nakalnya dan tanpa permisi memegangnya.
Auris membulatkan sepasang netranya karena tidak percaya.Ia menatap takut wajah sesosok pria yang kini ada tepat diatas tubuhnya.
Auris melepas paksa pagutan bibir mereka dan mencoba untuk bicara.
"Saya mohon pak Abian..Saya bukan perempuan jahat seperti yang bapak fikirkan.Harga diri saya jauh lebih berharga dari apa pun itu!"rintih Auris dengan sepasang bola mata yang sudah berkaca-kaca.
Abian sempat terdiam dan menatap lekat mata itu,namun kemudian dia terbayang dengan wajah seorang wanita.Itu adalah mantan pacarnya,tanpa penjelasan apa pun,Abian semakin terlihat kesal hingga mengacuhkan ucapan Auris.
Dia menutup mulut Auris dengan jari telunjuknya.Membika handuk yang menutupi separuh tubuhnya lalu menarik selimut diatas ranjang itu dan menyelimuti tubuhnya lalu kembali ******* bibir itu dengan paksa.
"Apa yang bisa gua dapetin dari lo?keper**nan?hah Bullshits!"ucap Abian dalam hatinya.
Abian kembali mer**a leher itu.Bahu mulus itu dan kembali melanjutkan membuka kancing baju yang masih tersisa.
Tangan nakal itu kembali meraba sampai pada paha mulus wanita yang selama ini belum pernah disentuh oleh pria mana pun.
Auris akhirnya pasrah,ia mulai menerima sensasi ini.Abian meraih tangan Auris dan merangkulkan kedua tangannya dilehernya.
Masih dengan meraba paha Auris yang sedari tadi dia inginkan dan miliknya sudah tidak sabar untuk mencetak gol.
Dan ya.Abian memulainya.
Auris meneteskan air matanya saat sesuatu yang begitu be*ar dan menyakitkan menghantam kuat miliknya.
Tiba-tiba saja Abian tersadar dengan sesuatu yang saat ini dia rasakan.
"Oh my Gosh!dia masih..?"dengus Abian tidak percaya.
"Gak mungkin!"
Abian hampir hilang akal dengan apa yang sudah dia lakukan.Sebercak darah menodai kain sprei kasurnya,dan dia baru menyadari bahwa wanita yang dia anggap murahan itu ternyata benar-benar masih memiliki harga dirinya sebagai seorang wanita.Tapi sayang dia sendiri yang sudah menghancurkannya.
Karena sudah terhasut nafsu birahinya,Abian masih melanjutkan semua itu untuk waktu 30 menit kedepan.Tidak lama namun begitu cepat menghancurkan masa depan seorang Auristela.
Karena kelelahan dengan paksaan dari Abian,Auris terbujur lemas dan tertidur dengan sendirinya.Abian kembali menghidupkan lampu utama kamarnya dan menatap lekat wajah Auris.
"Ke-kenapa gua gak percaya sama penjelasan dia?Fuckk!!gimana sekarang?!"pekiknya sambil memegangi kepalnya.
Sangat sulit untuk berfikir pada masa ini,Abian sungguh tidak tahu harus berbuat apa.Tidak mungkin meninggalkan Auris dirumahnya dalam keadaan seperti ini sekarang.Dia kembali keranjang dan melanjutkan tidurnya disebelah Auris.
Apa pun yang akan terjadi besok akan tetap dia hadapi.Entah Auris akan melayangkan pukulan lagi kewajahnya atau mungkin saja akan membunuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Putri Minwa
lanjut thor semangat terus
2022-10-15
1