Abian sudah terbangun sejak pagi-pagi buta,dia sudah membersihkan dirinya dikamar mandi dan bahkan sudah mengenakan pakaian kerjanya sampai menunggu jemputan dari Thomi.
Sinar matahari yang menerawang masuk dari tirai jendela membangunkan tidur Auris.Kedua tangannya mengucek matanya yang masih terlihat kabur dan memegang lehernya yang terasa berat dan pegal.
Ia melirik kesebelahnya dan menemukan Abian sedang merapikan lengan kemejanya sambil berdiri didekat jendela.
Auris tersentak,sedikit mengangkat selimut yang masih menyelimuti tubuhnya.****!tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya dibalik selimut itu.Dia spontak terduduk dan menyandarkan punggungnya,menarik selimut dan meremasnya sangat kencang.
Air mata itu tidak dapat lagi untuk disembunyikan,menguyur deras hingga membanjiri pipinya.Abian melihat kearah Auris dan berusaha untuk menjelaskan sesuatu.
"Puas kamu?dasar laki-laki brengsek kamu Abian!"erang Auris yang tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Saya gak tau kalau kamu ternyata masih.."ucapnya terhenti.
"Begitu cara kamu untuk membuktikan apakah seorang perempuan itu baik atau buruk?"pungkas Auris masih menangis hebat.
"Saya tau itu kesalahan yang besar,saya melakukan itu karena saya kira kamu bukan perempuan baik-baik!"
"Udah.."ucap Auris dengan nada yang terdengar sangat memilukan.
"Udah cukup pak Abian..Udah cukup semua ini!saya terima tuduhan buruk semua orang dikantor,saya terima kamu memperlakukan buruk saya,tapi tidak untuk yang satu ini!saya gak bisa..,Pak Thosio harus tahu bagaimana sikap putera keduanya yang sebenarnya!"
"Sa-saya mohon sama kamu!papa gak boleh tau mengenai semua ini,jangan sampai ada satu orang pun yang tau tentang kejadian ini.Itu akan berdampak buruk bagi perusahaan,saya gak mau terjadi sesuatu yang buruk sama papa!"mohonnya.
Auris sempat terdiam ketika memikirkan kembali Tuan Thosio.Betapa baiknya beliau kepada Auris.Auris sangat tidak ingin jika Tuan Thosio akan merasa malu dan masalahnya ini akan beresiko buruk bagi perusahaan.
"Kamu boleh minta apa pun!uang,mobil,apa pun itu asal kamu bisa merahasiakan ini!"
Auris menjadi kesal ketika mendengar ucapan itu.
"Bapak fikir harga diri saya bisa dibeli dengan uang?bapak fikir setelah saya mendapatkan uang dari bapak,itu bisa mengembalikan kehormatan saya?"
"Keluar dari sini!KELUAR..!!"pekik Auris sangat kencang.
Abian pergi dari kamarnya dan kembali keruang tamu untuk memikirkan semua kekacauan yang sudah dia buat.
Auris masih menangis sesenggukan,dia turun dari ranjang,memungut pakaiannya yang sudah berhamburan dilantai.Ia masuk kedalam kamar mandi dan meluapkan rasa emosianalnya didalam sana.Menangis dibawah guyuran air shower dan kembali teringat pada saat pertama kali dia bertemu dengan Abian.Kenapa harus bertemu dengan dia?
Auris benar-benar menyesali pertemuannya dengan Abian,pertemuan yang tidak pernah dia harapkan.
Flashback pada 3 bulan yang lalu.
Angin berhembus tidak begitu kencang,menerbangkan rambut Auristela yang sedang sibuk menggoreskan kuas diatas sebuah kanvas.Matanya cukup fokus dan hampir tidak berkedip dalam waktu yang lama.
Cafe dengan konsep outdoor memang sangat cocok untuk seorang pelukis seperti Auris.
Beberapa tempat yang kosong tidak terisi meja dan kursi sudah biasa ia gunakan disana untuk menjadi tempat melukisnya.
Celana kulot dan kaos putih yang dia kenakan juga semakin mendominasi keadaan.Cuaca yang tidak begitu panas cukup bagus untuk menyelesaikan lukisannya sesegera mungkin.
Apa lagi itu adalah lukisan wajah seorang wanita yang cukup berpengaruh dikota itu dan sangat berpengaruh untuk kelangsungan pekerjaannya.
Ibu Sora Arianti,kali ini cukup menjadi tantangan bagi kemampuannya.
Tuan Thosio sudah memberikan kepercayaan yang cukup besar agar dia melukis wajah sang istri diatas kanvasnya.
Dua hari lagi lukisan itu sudah harus diberikan dan sudah harus selesai 100%.
"Cappucino latte..!"seorang pria manis dengan seragam pelayan cafe membawakan segelas minuman dingin untuk Auris.
Auris hanya bergumam dan tidak melihat siapa yang sedang menawarkan minuman favoritnya itu karena dia juga sudah yakin bahwa itu adalah Andi ,seorang pelayan cafe yang sudah resmi menjadi temannya sejak lama.Dia bahkan sudah tidak perlu memesan sesuatu,jika Auris sudah berada disana maka satu-satunya minuman yang akan dia antar adalah Capuccino latte.
Minuman yang rumit.Capccino latte biasanya dihidangkan dalam keadaan panas,tapi wanita itu meminta ya g dingin.Padahal jika dalam kondisi dingin, cappucino latte itu akan menjadi seperti cappucino biasa.
Andi pergi dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Auris adalah salah satu pelanggan tetap cafe itu,ia sering datang kesana untuk melukis.
"Aku lupa taruh gulanya ris!aku ambil dulu ya!"beritahu Andi yang tiba-tiba datang lagi.
Auris masih tidak melihat Andi disebelahnya,dia masih terlalu fokus dengan lukisannya sedangkan Andi tanpa basa-basi langsung mengambil kembali gelasnya yang berada diatas meja kecil disebelah Auris yang sedang duduk disebuah kursi sambil melukis.
"Gak perlu ndi..Udah gakpapa!"sahut Auris,masih tidak mengalihkan pandangannya dari kanvas.
"Elo yakin?"
Auris memutar bola mata jengah,mulai terasa terusik ketenangannya oleh Andi.
"Aku lagi fokus Andi..Udah biarin aja disitu!"tegaskan Auris.
"Okee.."katanya dan pergi dari dunia Auris.
Setelah beberapa menit merasa tenggorokannya sudah harus diguyuri oleh sesuatu yang dingin,Auris meraih minumannya yang berada diatas meja,menghisap sedotannya lalu merasa ada rasa yang kurang pada minumannya itu.
"Beneran gak ada manis-manisnya nih?"
ketusnya dan berhenti minum.
Masih dengan memegang gelas dengan tangan kirinya,dia memanggil Andi dengan suara yang cukup keras.
"Andi..!"panggilnya tapi Andi masih belum datang.
Ia menghela nafas kasar dan kembali terfokus pada kanvas lukisnya dengan sebelah tangan yang masih memegang gelas.
Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki seseorang berjalan menuju arahnya.Dia kira itu adalah Andi,namun sayang kefokusannya malah menjadi awal permasalahan bagi masa depannya.
Saat langkah itu sudah begitu dekat,Auris menyodorkan gelasnya tanpa melihat orang disebelahnya.
Langkah itu terhenti disaat tangan Auris yang menggenggam gelas minumannya berhenti tepat menghalangi jalan seseorang pria.
"Tolong tambahin gulanya!itu gak ada manisnya sama sekali!"ucap Auris dan masih tidak melihat siapa orang yang saat ini dia suruh.
Pria itu mengambil gelas yang dipegang Auris dan sekarang sudah berpindah tuan.
Pria itu menoleh dan melihat wajah Auris yang nampak tidak bersalah.
Seorang pria berpenampilan rapi dengan kemeja putih serta jas hitam membalut tubuh gagahnya.Mata tajamnya mengawasi tubuh Auris dari ujung kaki hingga kepala.
"Mau berapa kilo gulanya?"tanyanya dan seketika Auris menyadari suara itu.Suara Andi tidak seseksi itu.
Auris tersentak kaget,berdiri lalu mengernyitkan dahinya karena malu.
Auris tidak mengetahui siapa pria yang saat ini ada dihadapannya.Ia adalah Abian Kaindra Bara.
Memang tidak banyak orang yang mengetahui tentang Abian sebab dia sudah sejak lama tinggal di Jepang.
Tuan Thosio sendiri memang sengaja untuk tidak mempublish kehidupan putera keduanya itu.
Hari ini adalah hari pertama Abian datang ke Indonesia untuk sekian tahun lamanya.Sudah waktunya bagi semua orang mengetahui seperti apa putera kedua seorang Thosio Widharma Bara.
Abian baru saja dari bandara dan akan pulang kerumah Ayahnya,tapi karena cuaca cukup panas,dia meminta Thomi sahabatnya untuk mampir kecafe itu.
"Ma-maaf..!"ucap Auris malu.
Abian sudah terlanjur kesal,tanpa melihat sekelilingnya,ia melempar minuman itu tepat pada lukisan Auris.
Lukisan dan karya itu adalah sebagian dari jiwa Auris.Baginya itu bukan sekedar kertas yang dicoreti dengan warna-warna,tapi itu adalah maha karya.
Auris tidak perduli siapa orang itu,yang dia tahu sikap pria yang memang dia akui tampan itu sudah keterlaluan.
"Keterlaluan banget sih!kamu udah ngancurin lukisan saya!"bentak Auris tidak terima.
"Dua hari lagi itu udah harus selesai dan kamu segampang itu ngancurinnya..!"lanjut Auris dan berbicara dengan nada tinggi pada Abian.
"Bukan urusan saya!lagi pula..Kamu kira saya pelayan disini?seenaknya nyuruh orang!kamu gak tau siapa saya?"
"Saya kan udah minta maaf,lagian saya gak perduli kamu itu siapa.Pokoknya saya gak mau tau,kamu harus ganti rugi!"ucap Auris menegaskan.
"Oh My Gosh!ganti rugi?gilak ya ini perempuan!"
"Kenapa?gak mampu buat ganti rugi?gaya boleh kayak orang tajir melintir,cover doang nih?"sindir Auris dan Abian benar-benar emosi tingkat dewa menghadapi wanita yang saat ini ada dihadapannya.
Abian mendekati Auris,mencondongkan tubuhnya dan berbisik disebalik telinganya.
"Kamu belum tau siapa saya..Jadi jangan sembarangan bicara..!"bisik Abian dengan nada suara yang menghantui fikiran Auris.
"Thomi!"panggil Abian tiba-tiba dengan nada tinggi.
"Thomi?"gumam Auris dan mulai khawatir.
Apa mungkin pak Thomi?fikir Auris sudah gelagapan.
Thomi masih berada beberapa meter dari TKP karena mengambil handphodnya yang ketinggalan dimobil.
Auris terkejut saat melihat Thomi juga ada disana dan begitu juga sebaliknya.
"Urus perempuan gak jelas ini sekarang!saya tunggu di mobil!"perintah Abian dan pergi dari sana.
"Auristela?ini kenapa?"tanya Thomi bingung.
Dengan ragu Auris tetap menceritakan yang sebenarnya.
"Jadi dia..Dia anaknya pak Thosio?"dengus Auris dengan wajah lesu.
"Lagian kenapa sih kamu harus berantem sama dia?bisa panjang nih urusannya!"
"Saya kan gak tau pak.Tapi beneran ini lukisan penting pak!saya lagi melukis ibu sora, bisa-bisa saya kena semprot sama Bu sora!"
"Besok aja deh kita bahas.Ya semoga kamu gak ketemu pak Abian besok!"sahutnya dan akan pergi.
"Pak Thomi!"
"Apa lagi?"
"Saya minta ganti rugi loh!500 ribu aja gakpapa.Saya kan harus beli alat-alat lagi!"rayu Auris sambil mengusung senyum semanis mungkin.
"Ya ampun kamu.."dengus Thomi dan memberikan uang yang Auris pinta.
**Catatan:
Hay reader dimana pun kalian berada bagaimana kabarnya?
Guys ini karya baru saya setelah BIV,mungkin masih banyak kesalahan dalam penulisan,untuk itu mohon memakluminya.Dan semoga kalian suka sama cerita yang satu ini.
Apalah artinya seorang Author tanpa readers so..Please dukung saya dengan like,vote,dan komennya ya.Komentar kalian mungkin akan membuat saya semakin semangat buat up.
Oke..Semangat berjuang buat kita semua💪
Salam hangat🤝**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Putri Minwa
cerita yang menarik kk suka membacanya
2022-10-15
1