Sebagai seorang pendekar, mereka memiliki senjata untuk mempertahankan dan sebagai ciri khusus mereka. Ada yang memiliki pedang, kapak, tongkat, gada, golok, dan berbagai senjata lainnya. Tidak terkecuali Daniswara. Ia adalah pendekar yang ahli menggunakan pedang.
Berbagai jenis senjata, tidak jarang memiliki penghuni, ada yang menyebutnya sebagai roh pedang. Tetapi sesungguhnya itu adalah makhluk yang kasat mata, yang disebut dengan jin, setan atau iblis.
Pedang langit dan pedang bumi, adalah dua pusaka yang diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa. Keduanya hanya bisa dikendalikan oleh orang orang tertentu. Karena, kedua pedang tersebut, walaupun memiliki kekuatan luar biasa, tetapi kedua pedang tersebut membutuhkan kekuatan besar untuk mengendalikannya.
Seperti pedang langit. Pedang tersebut, membutuhkan kekuatan besar untuk menggunakannya. Pemilik pedang tersebut adalah Daniswara. Pedang tersebut membutuhkan kekuatan besar, dan daya serangnya pun besar juga. Dengan pedang tersebut, Daniswara mampu mengalahkan seratus pendekar dengan sekali tebas. Ini karena efek serangannya yang menimbulkan angin besar setelah pedang itu diayunkan.
Selain pedang langit, ada pula pedang bumi. Pedang tersebut dimiliki oleh Wardana. Pedang bumi ini, hanya bisa digunakan oleh seseorang dengan tubuh yang khusus. Karena saat ini, hanya Wardana yang bisa mengendalikan pedang tersebut. Selain dirinya, mereka yang mencoba menggunakan pedang tersebut, akan kehilangan seluruh kekuatan mereka.
Pedang bumi, akan menyerap semua energi yang dimiliki penggunanya. Bukan tidak mungkin, mereka yang hanya menghunuskan pedangnya akan kehilangan nyawa mereka. Karena pedang bumi, benar-benar menyerap kekuatan sampai tidak tersisa.
Tidak tahu siapa yang menciptakan kedua pedang legenda tersebut. Akan tetapi para pendekar akan terus mencari keberadaannya. Karena siapa yang memiliki salah satu atau kedua pedang itu, akan memiliki kekuatan yang luar biasa.
"Guru, apakah pedang ini, sungguh ada?" seorang murid yang bertanya setelah diceritakan oleh guru mereka.
"Aku akan mendapatkan pedang itu." sahut yang lainnya.
"Yah, kedua pedang tersebut, tidak semua orang bisa menggunakannya. Tetapi mungkin salah satu dari kalian, akan menguasai pedang itu. Hehehehe ...," tawa sang guru, melihat tingkah mereka.
Baru saja sang guru menceritakan tentang pedang yang sangat hebat. Alam terbuka menjadi ruang alam yang cocok untuk mendapatkan ilmu dan mudah menyerapnya.
Anak anak berusia muda itu antusias mendengar penjelasan guru paruh baya tersebut. Sebagai seorang guru di perguruan pedang dewa, Wiyakta mengajar murid muridnya dengan baik.
"Baiklah. Untuk saat ini, sudah dulu." Ungkap sang guru.
"Terima kasih guru." Mereka semua menghormat pada sang guru yang telah memberi ilmunya.
Wiyakta tersenyum hangat. Dipandanginya murid satu per satu. Ia fokus kepada satu murid cerdas, yang menurutnya adalah seorang calon pendekar hebat di masa mendatang. Murid tersebut bernama Raditya. Ia adalah murid yang hebat di usianya yang masih sangat muda.
Karena ilmu ilmu yang diajarkan Wiyakta, terserap dengan baik. Bukan hanya ilmu pengetahuan, sang guru juga mengajarkan beberapa jurus bela diri. Untuk usia mereka, mereka belum di didik menggunakan pedang. Mereka hanya diberikan teori teori dasar ilmu pedang. Jenis jenis pedang, cara penggunaannya, sejarah pedang tersebut, dan yang lainnya.
"Kuharap kalian akan menjadi pendekar pendekar hebat dan senantiasa berada di jalan yang benar." Gumam Wiyakta masih memandangi para murid tercintanya.
Sebagai anak anak, mereka akan senang jika bermain main. Setelah pelajaran usai, mereka akan bermain main di dalam perguruan pedang dewa. Diantara mereka, ada dua teman Raditya yang selalu berada di sisi Raditya. Mereka adalah Bayu dan Indera.
Entah mengapa, kedua anak tersebut, selalu dekat dengan Raditya, walaupun mereka tahu, Raditya tidak suka bermain-main seperti anak-anak lainnya. Tetapi Bayu dan Indera tidak mempermasalahkannya.
"Ayo, Raditya. Kita main!" ajak Bayu, tetapi Raditya hanya terdiam dan memejamkan mata.
"Nggak asik nih anak!" Indera yang berada di sampingnya pun memberikan cibiran terhadap Raditya.
"Kalian berdua mainlah. Aku akan duduk dan melihat kalian dari sini."
Masih tetap sama, Raditya sebenarnya ingin mengetahui lebih banyak tentang pedang langit. Keingintahuannya, membuatnya berpikir, ia ingin memiliki pedang hebat itu. Tetapi ia masih terlalu dini, untuk berlatih pedang. Ia pun belum bisa keluar untuk mendapatkan pedang tersebut, karena ia masih belum memiliki kekuatan yang cukup.
"Apapun yang terjadi, aku akan memiliki pedang hebat itu. Suatu hari nanti!" tekad Raditya menggebu.
Sementara Bayu dan Indera sedang saling kejar kejaran dengan riangnya. Saat seperti itu, tiba tiba jiwa anak-anak Raditya pun muncul. Ia tersenyum lalu berlari kearah dua sahabatnya itu, ia pun ikut main kejar kejaran dengan mereka.
"Ayo kejar aku. Hahahaha!" tawa riang mereka membuat suasana di perguruan tersebut menjadi ramai.
Wiyakta tersenyum, ia berpikir Raditya akan menjadi pendekar hebat suatu hari nanti. Tetapi ia berpikir, jiwa anak-anak tidak akan hilang dari Raditya. Ini hanya masalah waktu saja. Sejak menjadi seorang guru, Wiyakta selalu membimbing murid muridnya dengan baik.
"Kudengar, pedang langit saat ini sedang diperebutkan. Tetapi sampai saat ini, pedang bumi, belum ditemukan. Entah dimana pedang itu berada." Sementara, seorang wanita tengah berdiri di samping Wiyakta.
"Prameswari? Apa yang kau lakukan disini?" pendekar tersebut merasa canggung dihadapan wanita yang ia cintai ya itu. Selain cantik, Prameswari adalah sosok guru yang berwibawa, serta memiliki akhlak yang baik.
Bukankah setiap pria, menginginkan seorang wanita yang baik, sebagai pasangan hidupnya? Begitupun sebaliknya. Prameswari pun memiliki perasaan yang sama. Hanya saja, kedua orang tua mereka tidak saling setuju.
Diusia mereka, seharusnya mereka sudah memiliki seorang anak seperti Raditya. Tetapi lagi-lagi karena restu orang tua adalah hal yang sangat penting.
Orang tua Prameswari akan merestui hubungan mereka, ketika Wiyakta menjadi pendekar terhebat. Tetapi karena statusnya yang hanya menjadi guru pembimbing, itu akan sulit dilakukan. Kecuali jika ia berhasil mendapatkan salah satu pusaka terhebat, seperti pedang langit ataupun pedang bumi.
"Mungkin, jika kita sudah menikah, kita sudah memiliki anak sebesar mereka. Huh ...," ia menghembuskan nafas gusar.
"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan mendapatkan salah satu pedang tersebut. Aku janji!" Wiyakta meyakinkan dirinya sendiri. Ia tidak ingin membuat wanitanya kecewa. Yang ia lakukan hanya bisa berjanji.
"Kau tenang saja, Wiyakta. Pedang itu ditakdirkan hanya untukmu." setidaknya, dengan kata-kata pendorong semangat itu, sukses membuat jiwa mudanya berapi-api.
"Terima kasih, kau mau menungguku. Maaf, aku ada sesuatu yang harus kurus."
"Baiklah. Aku tidak masalah. Sepertinya pembicaraan kita sampai disini. Aku akan tetap menggumu. Menunggu kau berhasil mengambil hati kedua orang tuamu!" wanita tersebut, lantas menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Ia tidak ingin dilihat orang orang. Sehingga ia menggunakan kerudung untuk menutupi kepalanya.
Wiyakta tersenyum lebar. Ia tidak menyangka, di waktu waktu sibuk mereka, mereka bisa saling bertemu walau pertemuan tersebut sangat singkat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Raheellias_12
eh thor ini cerita jawa apa china fotonya china tapi ceritanya jawa
2021-03-06
2
Nabila Kim
boomlike dari blue dimulaiiiiiiiii
2020-10-21
1
Rizky(Iky) "ig:Rizkyshna_24"
ah langsuung ada kesannya
2020-10-20
1