Part 2 " Bertubi tubi "
Dua hari setelah kejadian mengenaskan itu, aku memutuskan untuk mengambil cuti selama 1 minggu penuh dan berlibur sendirian untuk melampiaskan rasa penat di kepala.. terutama di hati ku.
Sebuah pulau indah yang dikelilingi oleh lautan biru yang tenang dan dikunjungi berbagai wisatawan asing menjadi pilihan ku.
Dengan pakaian kasual ku, celana jeans pendek dan kaos putih.. aku menarik koper besar yang terisi penuh untuk mendapatkan antrian boarding pass pesawat.
Tentu saja tak lupa aku memakai kacamata hitam, karena bagaimana pun.. akan sangat memalukan jika orang orang disekitar menyadari penyiar berita ceroboh ini.
Sampai sampai kakak ku, membelikan tiket bussines clas untuk ku agar bisa aku bisa merasa nyaman dan aman karena tidak harus bersama banyak orang.
" Iya kak, aku udah di bandara. Nanti sampai disana, aku kabari. " Percapakan ku dengan kakak wanita ku satu satu nya yang sangat kusayangi.
" Iyaa.. Makasih ya kak. Bilangin makasih juga ke kak Arvi buat vila vvip nya.. hehehe. "
Begitu beryukurnya aku memiliki keluarga yang selalu mensupport setiap yang kukerjakan.
Bahkan ditengah viral nya kesalahan yang ku buat, yang banyak orang kira.. aku bekerja dengan tidak profesional, namun keluarga ku sangat memahami ku.
Bahkan mereka sangat mendukung ku untuk mengambil waktu libur sampai semua nya kondusif kembali sekaligus aku mendapat pencerahan dan kesegaran baru.
Hal yang sangat tak terduga pun kembali kualami di bandara.
Dengan sabar aku mengantri sambil membawa tiket busines class ku untuk melakukan boarding pas.
Ketika hendak melangkah maju, seorang anak kecil tiba tiba menerobos berlari di depan ku.
Dengan reflek aku melangkah mundur dan lagi lagi ceroboh, karena menginjak kaki seseorang yang berdiri di belakang ku.
Aroma tubuhnya sangat wangi, tubuh nya jauh lebih tinggi dari ku.
Ketika aku menoleh ke belakang, walaupun semua tampak gelap karena kacamata ku.. namun pesona lelaki itu begitu luar biasa.
Dengan setelan kemeja hitam yang 2 kancing atasnya terbuka, dan kacamata hitam.. lelaki itu tampak sangat maco dan tampan.
Dilengkapi dengan postur tubuh yang proporsional, tinggi, berotot dan satu tangan nya masuk ke saku celana.
Lamunan ku seketika itu hilang, saat memperhatikan nya semakin dekat.
" Morgan Ricardo. " Gumam ku kaget, seraya dengan reflek memalingkan wajah ku dan menutupi wajahku dengan kedua tangan ku yang sedang memegang tiket pesawat.
Sebisa mungkin aku menghindar dan menjauh, namun ia mulai menepuk bahu ku dan dengan suara berat nya.. ia berbicara kepadaku.
" Maaf, bukankah seharusnya.. anda minta maaf, sudah menginjak kaki ku. " Suara berat nya semakin membuat ku berdebar tak karuan karena takut bahwa ia akan menyadari penyiar ceroboh yang 2 hari lalu menghebohkan berita tentang dirinya.
" Sorry. " Secepat khilat aku memutar kepala ku untuk meminta maaf, tanpa melepas kacamata dan tangan ku untuk menutupi wajahku.
" Dasar tidak sopan. " Dia menggerutu kesal, dan tentu terdengar di telinga ku.
Penerbangan pun berlangsung,
Selama kurang lebih 4 jam.. aku menikmati kenyamanan di busines class yang dihadiahkan kakak untuk ku..
Sejenak aku bisa bernafas lega karena terpisah dari lelaki itu. Morgan Ricardo. Yang ternyata memang tampan di kehidupan nyata nya, pantas saja jika ia banyak di elu elu kan banyak orang termasuk pak produser.
" Selamat pagi pak Morgan. Saya tuangkan wine untuk anda. "
Terdengar suara pramugari begitu dekat di telinga ku, dan ternyata.. tempat duduk Morgan tepat berada di belakang ku.
Baru saja aku merasa bisa bernafas lega, namun itu tidak lebih dari 10 detik.
Dengan segera aku mengambil kacamata hitam ku dan memakai nya kembali.
Perlahan pramugari pun mendekati ku dan menawarkan minuman.
" Permisi, Bu Sesil.. Saya tuangkan minuman ya. " Sapa pramugari itu menyebutkan nama ku, nama yang memang harus dihafalkan oleh para pramugari yang melayani di busines class.
" Oh.. iya.. terimakasih. " Jawab ku pelan.
Namun pandangan pramugari itu pun mulai berubah ketika memperhatikan ku lebih dekat.
" Anda.. pembawa berita.. " Sahut pramugari itu berusaha ramah, namun itu sangat membahayakan bagi ku.
" Sstttt.. please.. " Kata ku dengan cepat melarangnya melanjutkan perkataan nya.
Tatapan nya pun menjadi aneh dan tidak senang terhadapku..
Yaahh.. memang, saat itu aku tampak kacau seperti penumpang ilegal..
Aku hanya berdoa supaya cepat sampai ke tujuan dan tidak bertemu dengan lelaki itu lagi.
Penerbangan berjalan dengan aman dan nyaman, sesampainya di bandara.. pihak villa yang sudah dipesan oleh kakak ipar ku, sudah menyiapkan mobil suttle untuk menjemputku.
Udara yang begitu sejuk, pepohonan hijau di kanan kiri ku.. begitu menyegarkan..
Aku serasa masuk ke kehidupan baru dimana aku bisa bebas dan tidak seorang pun akan mengenal ku disini..
Untuk sampai ke pulau itu, aku harus menempuh perjalanan 2 jam lagi sampai di tempat speed boat, kemudian menyeberang ke pulau kecil nan indah itu selama 30 menit.
Aku mendapatkan pelayanan yang begitu memuaskan, terlebih lagi villa yang akan menjadi tempat tinggal ku selama seminggu begitu menakjubkan.
Setiap bangun tidur, aku akan di suguhkan dengan pemandangan laut biru yang membentang begitu indah.
" Waaahhhhh.. kak Arvi memang the best. " Ucap ku merasa sangat senang dengan hadiah yang diberikan oleh kakak ipar ku.
Dengan segera aku membuka koper dan menata beberapa pakaian di lemari, tak lupa juga peralatan kecantikan serta pakaian minimalis untuk bermain di tepi pantai.
Aku bertekad memanfaatkan waktu libur sebaik mungkin, terutama menyembuhkan hati ku yang dicampakkan tanpa alasan yang jelas oleh mantan kekasih ku.
Ketika aku memandang ke villa di sebelah villa ku, tampak beberapa orang memakai pakaian rapi masuk ke villa sebelah. Mereka tampak seperti akan membicarakan bisnis karena peralatan seperti laptop, buku catatan semua ada di genggaman salah seorang yang mengikuti mereka.
" Ckckck.. Orang gila mana yang datang jauh jauh kesini untuk bekerja. " Gumam ku tidak habis pikir dengan orang orang yang baru saja masuk ke villa sebelah.
Matahari mulai terbenam, aku yang sudah bersiap untuk menikmati udara malam.. dengan segera merapikan rambut dan mengambil jaket rajut untuk menutupi bahu ku yang hanya terkait seutas tali dress panjang berwarna merah jambu.
Aku berjalan menyusuri suasana malam yang ramai dengan canda tawa wisatawan lain, sesekali aku menikmati streetfood yang ada disana dan sangat puas dengan rasa nya yang enak.
Setelah kenyang, hari pun semakin gelap.. aku berjalan menyusuri tepi pantai yang angin nya dengan kencang menerpa rambutku.
Jari jemari kaki ku sesekali dibasahi oleh desiran ombak malam itu.
Sejenak aku terdiam, saat dimana aku sendiri.. tidak ada yang mengenal ku dan tidak ada yang akan mempedulikan apapun yang akan aku lakukan.
Aku menarik nafas dalam dalam dan mulai melampiaskan rasa sesak yang selama ini kutahan.
" Aaaaaaaaaa..... " Teriakan yang begitu nyaring, membuat beban ku terangkat.
Namun air mata yang tiba tiba menetes tidak bisa ku pungkiri, bahwa sebenarnya.. dalam hati ku yang paling tersembunyi, aku merasa sedih meratapi kisah cinta ku yang lagi lagi gagal.
Pria ketiga yang memutuskan ku, disaat aku berjuang untuk mempertahankan hubungan dan berdoa.. Semoga dia orang nya.
Beberapa bayangan disaat kami makan bersama, bergandengan tangan bersama, memakai satu payung yang sama di tengah hujan.. masih jelas tergambar di benak ku..
Namun itu semua hancur hanya karena satu kata. Putus.
" Brengsek. " Umpat ku sekali lagi sambil membayangkan wajah mantan kekasih ku.
" Aku berdoa, semoga kamu memdapat balasan yang sama.. diputuskan oleh wanita lain tanpa alasan. " Gumam ku mendendam tanpa sadar.
" Aaaaaaaaa.... MENYEBALKAAAAAN. " Sekali lagi aku berteriak tanpa ragu.
" Berisik. "
Aku terjingkat kaget ketika suara seorang lelaki yang tidak asing terdengar di telinga ku.
Dengan segera aku membalikkan badan dan melihat ke arah sumber suara, tampak lelaki berpakaian kasual dan menyilangkan tangan nya di dada sudah berada tepat di belakang ku.
" Mor.. Morgan Ricardo. " Sahut ku tergagap.
" Sudah kuduga, kamu orang nya. " Kata Morgan dengan senyum sinisnya.
Aku pun secara reflek melangkahkan kaki untuk mundur menjauh, namun aku lupa jika di belakang ku beberapa langkah semakin mendekat ke air laut.
Dimana pasir nya dapat menyerap hingga menghilangkan keseimbangan ku.
Benar saja, tubuhku yang terkejut dan kehilangan keseimbangan.. hampir saja membuatku jatuh dan basah kuyup.. namun lelaki itu, entah mengapa dengan cepat meraih pinggang ku dengan tangan kanan nya.. dan menopang ku mendekat ke arah nya.
Dan dia terus menatap ku dengan senyuman yang sinis.
Deg deg deg deg deg.. begitulah debaran jantung ku saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Alriani Hespiapi
lanjut
2022-09-23
1
WJ
bagus thor ceritanya
2022-04-21
1
Gabrielle
Aku mampir lagi🌹❤️
2022-04-13
1