Bab 3 Masa Lalu Arka

Jam satu dini hari akhirnya Arka dapat menyelesaikan pekerjaannya dan juga sudah membuat kontrak untuk disepakati Arka dan Thalia. Tinggal menunggu tanda tangan Thalia saja. Pemuda itu menguap lebar. Setelah ini, ia ingin tidur dengan nyaman.

Arka pun bangkit dari duduknya dan menuju ranjang dimana Thalia sudah berada di alam mimpi dari tadi. Arka tersenyum memandang Thalia yang terlelap. Tak sengaja, batinnya membandingkan Thalia dan Elva.

Pada malam pengantinnya dengan Elva dulu, Elva menyambutnya dengan mengenakan lingerie. Pria mana yang gairahnya tidak bangkit memandang istri sahnya memakai pakaian sexy seperti itu. Dan lagi, lingerie itu terasa pas untuk melekat di tubuh Elva dan untuk mendukung wajahnya yang cantik. Malam pengantin mereka pun dilalui dengan panas.

Berbeda sekali dengan Thalia yang menyambutnya dengan daster lusuh. Dan anehnya, Thalia kelihatan kecewa Arka tidak melakukan apa-apa pada Thalia. Arka sendiri bingung dengan Thalia. Sebenarnya, Thalia berharap apa dengan menyambutnya seperti itu. Thalia terlihat sekali belum berpengalaman dengan pria. Andaikan Elva bisa sedikit mengajari Thalia, tentu Arka akan senang sekali.

Arka menepis bayangan Thalia yang memakai baju sexy dari angannya. Kenyataan tidak semanis itu bung. Kembali, Arka memandang Thalia dan daster lusuhnya. Hasratnya tidak bangkit juga. Baginya, Thalia lebih menawarkan kenyamanan daripada gairah. Dan Arka tidak akan mengajari Thalia bagaimana memuaskan hasratnya karena Arka masih ingin Elva kembali ke pelukannya.

Elva tidak meninggalkannya, belum. Tapi nyaris saja akan begitu jika Arka tidak menyadari perubahan sikap Elva. Arka pun mengenang hubungannya dengan Elva dulu. Meskipun gadis secantik Thalia tidur di sebelahnya, pikiran Arka melalang buana entah kemana.

Elvara Devita adalah primadona kampus Arka dulu. Untuk sekedar menyapa Elva, dibutuhkan usaha yang lebih agar Elva menyadari keberadaanmu. Sebagian besar pemuda di kampus Arka dan Elva, dapat dipastikan minimal pernah mendengar nama Elva. Begitu pula Arka. Namun bagi Arka, awalnya Elva bukanlah keberadaan yang penting karena Arka sibuk membangun rintisan bisnisnya.

Meskipun mereka sering kebetulan berada di dalam bus jurusan yang sama, karena rumah Arka dan Elva satu arah. Mereka tidak pernah saling menyapa. Sampai pada suatu hari, ketika Arka mengagumi kecantikan wajah Elva dan menikmatinya dalam diam di dalam bus yang penuh sesak, wajah Elva kelihatan memerah dan tidak nyaman. Penasaran, Arka pun bergeser dari tempatnya berdiri dan mendekati Elva. Ternyata tubuh Elva sedang digerayangi oleh salah seorang penumpang bus yang kebetulan ada di belakang Elva. Spontan, Arka menangkap tangan penumpang itu yang ternyata ingin mengambil dompet Elva.

Penumpang yang lain pun heboh dengan adegan itu dan kondektur bus pun memutuskan untuk menurunkan penumpang nakal itu di tengah jalan. Seluruh penumpang pun tersenyum pada Arka karena ia lah hero pada hari itu. Tak terkecuali Elva. Gadis itu tersenyum sangat manis pada Arka karena telah menyelamatkan tubuhnya sekaligus dompetnya. Elva pun berterimakasih pada Arka. Yang disambut dengan canggung oleh Arka karena awalnya Arka hanya mengira kalau Elva sedang sakit.

Sejak hari itu, Elva menganggap Arka lebih dari sekedar mahasiswa yang berada di kampus yang sama. Frekuensi Arka dan Elva untuk mengobrol berdua di dalam bus pun menjadi lebih sering. Topik pembicaraan mereka beragam. Dari obrolan mereka lah Arka tahu, bahwa Elva belum punya pacar. Meskipun Elva terkenal karena kecantikannya, tidak ada pemuda yang benar-benar berani mendekatinya. Karena konon, cantik itu mahal bung. Tentu saja kantong mahasiswa biasa tidak akan bisa memenuhi kebutuhan Elva.

Stigma itu tidak berlaku untuk Arka. Ia bisa mengajak Elva bersenang-senang dari hasil bisnis yang ia rintis. Dan ternyata, menjalin hubungan dengan Elva tidak lah mahal seperti stigma yang selama ini terpatri dalam benak pemuda-pemuda di kampus Arka dan Elva. Elva benar-benar tahu bagaimana cara menghargai uang yang dihasilkan dari kerja keras. Karena ternyata, Elva lahir dan tumbuh besar dari keluarga yang bersahaja.

Setelah lulus, Arka dan Elva masih sering menjalin komunikasi. Mereka tidak berpacaran, hanya menjadi teman dekat. Sampai pada suatu hari, Arka memutuskan untuk menikahi Elva dan Elva setuju.

Pernikahan mereka pun berlangsung sederhana. Meskipun Arka sudah punya dana untuk menggelar pesta yang mewah, namun Elva menolak. Gadis itu benar-benar menghargai kerja keras Arka. Maka dana yang sudah dialokasikan Arka untuk menggelar pesta yang mewah berubah menjadi untuk membeli sebuah rumah. Dan Arka menjadi lebih puas karena bisa menikmati hasil kerja kerasnya.

Di dalam perjalanan pernikahan mereka, bisnis Arka terus meroket. Elva terus mendampinginya dalam suka maupun duka. Sayangnya, mereka belum dikaruniai buah hati. Tetap berpikir positif, mereka menganggap bulan madu mereka hanya sedang diperpanjang oleh Yang Maha Kuasa, dan menjalani semuanya dengan bahagia.

Arka mendengus. Raut wajahnya menegang. Ia kembali teringat saat pertama kalinya Elva meminta tidur di ruangan terpisah. Dan Arka menyadari, mungkin Arka terlalu sibuk dengan pertumbuhan bisnisnya dan jadi mengabaikan Elva sehingga Elva merajuk.

Arka pun mulai mengurangi kepadatan jadwalnya dan mulai lebih banyak meluangkan waktu dengan Elva sebagai istrinya, namun Elva lebih sering tidak berada di rumah. Ketika Arka bertanya, Elva menjawab kalau orangtuanya sedang sakit sehingga Elva sering mengunjungi orangtuanya dan Arka awalnya percaya.

Sampai pada suatu hari, Arka selesai meeting dengan salah satu kliennya di sebuah restoran, dan Arka melihat Elva bersama pria lain di sana. Arka marah, namun tidak ia perlihatkan. Arka juga tidak langsung menghampiri Elva karena ia masih bersama dengan kliennya. Arka lebih memilih untuk memendamnya dan bertekad membalas perlakuan Elva padanya.

Dan di sini lah Arka. Tidur berdampingan bersama Thalia sebagai istri keduanya. Arka pun memiringkan tubuhnya menghadap Thalia. Diperhatikannya wajah ayu Thalia. Thalia tak kalah cantik dengan Elva. Hanya saja kecantikan Thalia lebih sederhana dan terasa tulus.

Di dalam hatinya, Arka meminta maaf pada Thalia karena melibatkannya dalam persoalan rumah tangganya. Arka berjanji akan membuat kebersamaannya bersama Thalia terasa menyenangkan sehingga gadis itu tidak perlu berwajah masam karena memikirkan hal yang tidak perlu ia risaukan seperti hutang keluarganya. Kakak laki-laki Thalia sudah memikirkan solusinya bersama Arka, sehingga Thalia tinggal menikmati kehidupan barunya saja.

SRET

Tubuh Thalia bergeser dan tak sengaja mendekap tubuh Arka. Arka pun dapat merasakan lekuk tubuh Thalia yang menempel di tubuhnya. Mau tidak mau, hasratnya bangkit. Tubuh Arka pun menegang. Ia ingin menggeser tubuh Thalia menjauh, namun takut gadis itu terbangun. Arka pun bersusah payah menelan ludahnya. Sepertinya, Arka tidak akan bisa tidur dengan nyaman malam ini. Ia pun mulai menghitung domba.

Terpopuler

Comments

Alwani Yunita

Alwani Yunita

lanjut up nya thor

2021-12-11

1

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

kapok deh si Arka..anaconda uda bangun kayaknya

2021-12-10

0

pat_pat

pat_pat

lanjut mangats 🔥
mampir juga yuk ke karyaku Cinta Satu Malam Ceo 🤗

2021-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!