Wanita yang bertugas menjaga meja lobi menelpon Tuan Arga memberitahu kalau Zanna jatuh pingsan.
Di Ruangan Arga, Clara dan dan Arga tengah duduk bersantai di sofa.
Clara duduk bersandar di pelukan Arga yang kesal dengan kedatangan Zanna yang tiba-tiba ke perusahaan.
Tiba-tiba telepon perusahaan berdering…
Kring …
Kring …
Kring ...
"Sayang, apa kau tidak mau mengangat teleponmu." Ucap Clara sambil memegang dada Arga.
Arga masih kesal tidak ingin menjawab telepon siapapun.
Karena itu Arga menyuruh Clara yang mengangkat teleponnya.
Clara berdiri mengangkat telepon.
"Hallo…"
"Ini Nona Clara." Bantinya.
"Ada apa ?" Ucapnya ketus.
"Bagaimana ini, apa aku harus memberitahu lewat Nona Clara saja." Batinnya.
"Kalau tidak mau bicara ya sudah, aku matikan teleponnya."
"Tunggu Nona, Saya karyawan di bekerja lobi."
"Iya, ada apa ?" Ucapnya ketus.
"Saya hanya mau memberitahu pada Tuan Arga kalau Nona Zanna jatuh pingsan saat keluar dari lift."
"Terus hubungannya apa. Kalian saja yang mengurus wanita itu." Ucapnya marah-marah.
"Tapi Nona…"
Clara yang menutup teleponnya.
Melihat wajah Clara yang cemberut, Arga bangkit dari kursinya menghampirinya.
"Ada apa sayang, kenapa wajahmu seperti itu."
Clara tiba-tiba memeluk Arga.
"Ada apa?" Ucapnya sambil memeluk Clara.
Clara tidak menjawab pertanyaan Arga.
"Apa yang mereka katakan padamu sampai membuatmu seperti ini. Aku akan memecat mereka kalau kamu mau!"
Clara melepaskan pelukannya.
"Apa kamu akan meninggalkanku sendiri disini dan pergi menemui istrimu yang pingsan."
"Apa pingsan?" Ucapnya kaget.
"Istrimu pingsan saat keluar dari lift dan sekarang dia ada di lobi bersama karyawanmu."
"Apa kamu akan pergi kesana melihat istrimu itu." Ucapnya cemberut membelakangi Arga.
Arga tiba-tiba memeluk Clara sambil tersenyum meletakkan dagunya diatas bahu Clara.
"Aku tidak mungkin pergi meninggalkanmu, Aku akan tetap disini bersamamu."
"Lalu bagaimana dengan istrimu itu."
"Biarkan saja dia, nanti aku akan menyuruh Niko yang mengurus wanita itu."
Clara tersenyum bahagia mendengar perkataan Arga.
"Arga tidak mungkin peduli dengan gadis kampung itu. Melihat sikap Arga yang seperti itu, aku tidak perlu khawatir gadis kampung itu akan merebutnya dariku." Batinnya.
Disisi lain.
Wanita yang tadi menelepon Arga kembali ke sofa yang tidak jauh dari tempat meja repsosionisnya.
"Kasihan sekali Nona Zanna, Tuan Arga bahkan tidak peduli dengan dirinya."
Tiba-tiba supir pribadi yang ditugaskan Tuan Arga datang sambil berlari.
Niko langsung menggendong Zanna.
"Kamu bawakan Tas Nona Zanna." Ucap Niko menyuruh karyawan wanita itu.
"Baik Tuan."
Karyawan wanita itu ikut pergi bersama Niko keluar dari perusahaan.
Mereka masuk kedalam mobil karyawan wanita itu juga ikut pulang bersama Zanna dan Niko.
Karyawan wanita itu duduk di belakang bersama Zanna masih tidak sadarkan diri.
Tidak butuh waktu yang lama mereka sampai dirumah Zanna.
Niko keluar dari mobil dengan terburu-buru membuka pintu belakang mobil.
Niko menggendong Zanna keluar dari mobil, dan wanita itu juga ikut turun membawa tas Zanna.
"Tolong kamu carikan kunci di dalam tas Nona." Ucap Niko berdiri menggendong Zanna di depan pintu.
Wanita itu membuka tas Zanna menggerayang seluruh isi tas Zanna sampai ia menemukan kunci rumah Zanna.
Wanita itu lalu membuka pintu, Niko dan wanita itu masuk kedalam.
Niko membaringkan Zanna di sofa.
"Tuan Arga kerlaluan, bukan membawa pulang Nona Zanna, dia malah menyuruhku." Batinnya.
"Kalau begitu saya pamit dulu, saya harus kembali ke perusahaan." Ucap wanita itu berpamitan pada Niko.
"Terima Kasih atas bantuannya."
"Sama-sama Tuan." Ucapnya pergi.
Wanita itu tiba-tiba menghentikan langkahnya tepat didepan pintu rumah.
"Nyonya Besar!" Ucapnya kaget melihat Nenek Arga yang berdiri didepan pintu.
"Kamu ngapain disini?" Ucapnya dengan nada suara yang tegas.
"Ehhh, Anu Nyonya…" Ucapnya kaku.
"Anu apa, ini masih jam kantor, kamu kenapa bisa dirumah Menantu saya!"
"Tadi Nona Zanna jatuh pingsan di perusahaan, jadi saya dan Supir Tuan Arga membawa pulang Nona Zanna."
"Ya Tuhan apa yang terjadi padanya, dimana sekarang menantuku." Ucapnya khawatir, masuk terburu-buru melewati wanita itu.
Niko yang melihat kedatangan Nenek Arga langsung menghampirinya.
"Nyonya besar?" Ucapnya panik.
"Apa yang terjadi dengan menantuku?." Ucapnya berdiri depan sofa.
"Saya juga tidak tau Nyonya."
"Ke mana Arga, kenapa dia tidak bersama Zanna?"
"Bagaimana ini, aku harus jawab apa." Batinnya.
"Kenapa kamu diam, dimana Arga!" Ucapnya marah.
"Tuan Arga ada meeting penting, jadi Tuan Arga tidak bisa ikut."
"Anak ini benar-benar keterlaluan, dia masih mementingkan meetingnya daripada istrinya pingsan." Ucapnya marah.
"Dia tidak boleh memperlakukan Zanna seperti ini." Ucapnya sambil mengambil ponselnya di dalam tasnya.
Di tempat lain saat semua orang khawatir dengan Zanna, Arga malah pergi keluar makan siang bersama Clara di restoran bintang lima.
Pada saat Arga dan Clara sedang asik menikmati makan mereka.
Tiba-tiba ponsel Arga berdering….
Kring…
Kring…
Kring…
Clara merasa terganggu dengan suara ponsel Arga langsung berhenti menyantap makanannya.
"Itu siapa sih yang telepon, ganggu aja." Ucapnya kesal.
"Selera makanku langsung hilang." Sambungnya.
Arga meletakan sendoknya, mengambil ponselnya yang ada di samping gelasnya.
"Omah? Ada apa omah menelponku."
"Aduhh ngapain si nenek bawel itu nelepon." Batin Clara.
Arga mengangkat telepon Neneknya.
"Hallo Omah."
"Kamu dimana Arga? Cepat pulang sekarang juga, istrimu pingsan dan kamu masih bisa-bisanya mementingkan pekerjaanmu daripada duduk menemani istrimu." Ucapnya dengan nada suara yang tinggi sambil menoleh ke arah Zanna yang terbaring di sofa.
"Omah ada dimana sekarang?" Ucapnya panik.
Melihat raut wajah Arga yang berubah, Clara merasa ada sesuatu.
"Omah ada dirumah kamu sekarang, Omah tidak mau tau sekarang juga kamu pulang!"
Mengetahui Neneknya berada dirumah, Arga langsung berdiri dari kursinya dengan raut wajah yang panik.
Dia takut Zanna akan memberitahu hubungannya dengan Clara pada Neneknya.
"Aku akan segera pulang."
Nenek Arga mematikan teleponnya.
"Sayang kamu mau kemana, kita belum selesai makan." Ucap Clara berdiri.
"Maaf sayang, aku harus pulang sekarang. Omah ada dirumah sekarang dia menyuruhku pulang."
"Bagaimana denganku, kamu mau meninggalku disini sendirian!" Ucapnya marah.
"Aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu pulang. Nanti malam kita ketemu di apartemenmu. Sekarang aku harus pulang." Ucapnya sambil mengecup kening Clara.
Arga pergi meninggalkan Clara sendirian.
"Sial nenek peot itu selalu saja menggangguku!" Ucapnya marah-marah.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sulati Cus
mirissss pingsan pun suami minus mu g peduli klu ak stop
2022-01-22
0