Nenek Arga membawa Zanna masuk ke dalam rumah.
"Ayo masuk, jangan malu-malu anggap saja seperti rumah sendiri." Ucapnya sambil menarik tangan Zanna.
Sherlyn tampak terlihat tidak menyukai Zanna karena dress yang dikenakan Zanna terlihat sangat murahan dimatanya
"Omah, siapa wanita ini. Kenapa wanita kumuh seperti dia bisa menginjakkan kaki di rumah keluarga besar Tomo."
Mendengar ucapan Sherlyn, Zanna tampak sedih karena Ibu sudah mempersiapkan yang terbaik untuk malam ini, mulai dari baju sampai sepatu yang dia kenakan Zanna, padahal baru saja sore tadi ibunya membelikannya.
"Diam kamu, siapa yang menyuruhmu berbicara seperti itu. Ini rumah Omah, terserah Omah mau mengundang siapa. Kamu dan mamamu tidak berhak melarang Omah." Ucapnya marah melototi Sherlyn.
Sherlyn seketika terdiam dengan raut wajah yang menahan amarah.
Arga tampak tidak peduli dengan kehadiran Zanna karena sifatnya tidak peduli dengan sekitarnya.
Nenek Arga merangkul bahu Zanna berjalan bersama pergi ke ruang makan, sedangkan Arga dan Sherlyn berjalan dibelakang neneknya.
Mereka semua duduk di meja makan bersama, hanya Ibu Arga yang tidak ikut makan malam.
"Bi Asri…" Ucap Nenek Arga memanggil pembantunya.
Bi Asri yang sedang bersih-bersih di dapur langsung melepaskan pekerjaan pergi menemui Nenek Arga.
"Iya Nyonya." Ucapnya berjalan cepat ke meja makan.
"Ada apa Nyonya."
"Panggilkan Ibu Arga kesini, katakan aku yang memanggilnya."
"Baik Nyonya."
Bi Arsi pun pergi ke kamar Ibu Arka yang ada lantai satu.
Bi Arsi mengetuk-ngetuk pintu pintu kamar ibu Arga.
Tok…
Tok…
Tok…
"Permisi Nyonya, Nyonya besar memanggil Nyonya untuk makan malam bersama."
Ibu Arga yang berbaring ditempat tidur sambil menyenderkan badannya di headboard tampak kesal.
Bi Asri kembali mengetuk-ngetuk pintu.
Tok…
Tok…
Tok…
"Nyonya …."
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Ibu Arga berdiri didepan pintu dengan raut wajah yang marah.
"Aku tidak tuli, kamu tidak perlu mengetuk pintu saya berulang-ulang!" Ucapnya marah-marah.
"Iya, Nyonya." Ucapnya menunduk.
Ibu Arga berjalan melewati Bi Asri menabrak bahunya sampai Bi asri hampir terpental ke tembok.
"Astagfirullah, sabar Asri." Ucapnya mengelus dadanya.
Saat Ibu Arga masuk ke ruangan makan, dia terkejut melihat Zanna yang sudah bergabung makan bersama anak-anaknya.
"Kamu!"
Semua orang yang sedang makan tiba-tiba berhenti menyendok makanannya melihat Ibu Arga yang menarik tangan Zanna sampai Zanna berdiri dari kursinya.
Semua orang berdiri kecuali Arga dia terus melanjutkan makannya.
"Dasar wanita tidak tau malu, ngapain kamu kesini!"
"A-K-U …" Ucapnya menundukkan kepalanya.
Nenek Arga langsung melepaskan tangan Ibu Arga dari Zanna.
"Kenapa wanita kampung ini bisa ada di rumah kita!" Ucapnya marah.
Nenek Arga menampar wajah menantu.
Plak !!!
Sherlyn yang melihat Neneknya menampar Ibunya, menganga dengan raut yang terkejut.
"Omah…"
"Aku sudah bilang padamu, jangan berkata seperti pada Zanna."
Zanna mencoba menenangkan Nenek Arga.
"Omah jangan marah, Ini salah aku, seharusnya aku tidak datang kesini." Ucapnya sedih.
"Kamu tidak salah Zanna."
"Terus saja Ibu membela calon menantu Ibu yang kampungan ini!"
"Calon mantu? Jangan bilang omah mau menikahkan wanita ini dengan kakak Arga." Ucapnya terkejut.
"Kalau iya, memangnya kenapa!"
Arga sedang menikmati makan tersedak mendengar ucapan Neneknya.
Uhuck….
Arga langsung mengambil gelas air putih di samping piringnya, di menghabiskan air di gelas itu sekalih teguk.
Arga beranjak berdiri dengan raut tidak percaya kalau Omahya sudah mencarikan dia seorang wanita.
"Omah bercandakan! Omah tidak pernah membicarakan masalah ini padaku."
"Omah tidak bercanda Arga, Omah sudah milih Zanna sebagai calon istrimu."
"Aku tidak setuju Omah." Ucapnya dengan tatapan tajam.
"Omah dengar sendiri kan, Arga saja tidak setuju dengan Omah. Kita semua tidak ada yang setuju dengan Omah."
"Omah tidak perlu meminta persetujuan kalian, Omah tetap akan menikahkan Arga dengan Zanna."
"Omah tidak bisa memaksakan kehendak Omah. Omah harus pikirkan juga bagaimana perasaan Arga. Apapun yang terjadi aku tidak akan menikah dengan gadis kampung ini!" Ucapnya pergi.
Semua orang pergi meninggalkan Omah kecuali Zanna yang terus berdiri di sampingnya, tiba-tiba Omah merasa dadanya sesak, dia terus memegang dadanya.
Zanna yang panik melihat Omah kesakitan berteriak memanggil nama Omah.
"Omah…."
Semua orang yang mendengar teriakan Zanna langsung berbalik arah.
Arga dengan cepat berlari kembali ke meja makan mengambil ahli neneknya dari pelukan Zanna.
Nenek Arga memegang tangan Zanna tidak membiarkan dia pergi dari sisinya.
"Omah, Maaf aku. Aku tidak bermaksud berkata seperti itu." Ucapnya sedih.
Tiba-tiba Omah pingsan
Zanna yang panik menarik tangan Arga.
"Ayo kita bawa Omah ke rumah sakit sekarang juga."
Arga yang tidak suka disentuh dengan Zanna menepis tangan Zanna dengan kasar.
"Jangan sok peduli kamu!"
"Lepaskan tanganmu dari Omah."
"Sherlyn! Cepat bantu kakak, kita harus membawa Omah ke rumah sakit."
Sherlyn langsung lari menghampiri kakaknya menggeser posisi Zanna.
Arga menggendong neneknya keluar dari rumah mereka menuju ke mobil Arga.
Ibu Arka ikut bersama anak-anaknya ke rumah sakit, sedangkan Zanna ditinggal seorang diri.
Di rumah sakit.
Arga, Sherlyn dan ibunya tampak berdiri di depan ruangan UGD.
Dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan Neneknya sedangkan Sherly dan ibunya tampak biasa saja.
Seorang dokter yang usianya lebih tua dari Arga menghampirinya.
"Kamu yang bernama Arga?"
"Iya Dok, ada apa?"
"Pasien memanggil anda, dia ingin mengatakan sesuatu."
Arga berjalan dengan cepat masuk ke dalam menemui neneknya, dia berdiri di samping brankar sambil memegang tangan neneknya.
Di luar ruang UGD Zanna tiba-tiba muncul bersama supir Nenek Arga sekaligus orang kepercayaannya.
Melihat kedatangan Zanna Ibu Arga berniat mengusir Zanna dari sana.
"Wanita tidak tahu malu, untuk apa kamu datang ke sini!" Ucapnya membentak Zanna.
"Aku hanya mau melihat bagaimana kondisi Omah. Tolong izinkan aku melihat Omah sekalih saja setelah itu aku akan pergi."
"Tidak perlu, pergi kamu dari sini!" Teriaknya marah mengusir Zanna.
"Maaf Nyonya, Nyonya besar berpesan pada saya agar Nona Zanna terus ada disisinya apapun yang terjadi!" Ucapnya nada tegas.
Mendengar hal itu, Ibu Arga tidak bisa berkutik. Karena sudah ada perintah dari mertuanya.
Tiba-tiba Arga keluar menghampiri mereka.
Wajah Ibu Arga tampak senang melihat putranya akan mengusir wanita benalu seperti Zanna.
Ternyata dugaannya salah, Arga bukan ingin mengusir Zanna melainkan mengajak Zanna masuk ke dalam UGD bersamanya.
"Ayo ikut aku" Ucapnya menarik tangan Zanna masuk ke dalam ruangan.
Di dalam ruangan Zanna terlihat sedih dengan penuh penyesalan, karena dirinya Nenek Arga masuk ke rumah sakit. Seandainya dia tidak datang, pasti ini tidak akan terjadi.
Nenek Arga tampak lemas dengan bantuan alat oksigen.
"Zanna anakku kesini." Ucapnya dengan suara yang pelan sambil menaikkan tangannya memanggil Zana.
Arga langsung menarik tangan Zanna yang berdiri jauh dari brankar.
"Iya Omah, aku disini."
"Kamu mau kan menikah dengan Arga malam ini juga."
Zanna tampak terkejut mendengar ucapan Omah.
"Sekarang?"
"Iya sekarang. Kamu tidak perlu khawatir Arga sudah setuju, iya kan Arga."
Arga hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kamu mau kan." Ucapnya sambil memegang dadanya terasa sesak.
Setelah berpikir cukup lama Zanna setuju, demi kebahagiaan Omah dan Ibunya.
Dia tidak memikirkan bagaimana perasaannya, dia selalu saja mengutamakan kebahagiaan orang lain dari kebahagiaannya sendiri.
Setelah semua persiapan pernikahan yang mendadak, Akhirnya orang kepercayaan Arga bernama Niko yang diutus untuk membawa penghulu dan 4 saksi ke rumah sakit telah tiba.
Dengan bersamaan Ibu Zanna yang dijemput oleh supir pribadi Nenek Arga juga tiba.
Mereka semua masuk bersamaan di dalam ruang UGD.
Semua orang sudah berada di dalam ruang UGD, termasuk ibu dan adik Arga, mereka berdua berdiri di pojok dengan raut wajah kesal tidak terima Arga akan menikah dengan Zanna.
Arga dan Zanna berdiri depan brangkar Nenek dan disebelah bragkarnya ada pak penguhulu yang sudah siap menikahkan mereka berdua.
Dengan perasaan gugup Arga memajukan tangan nya akan segera melakukan ijab kabul.
Dengan satu tarikan nafas Arga menyelesaikan ijab kabulnya dengan mahar berupa uang sebesar 50.000 Dollar, rumah mewah beserta mobil mewah dan sepasang satu set perhiasaan berlian.
Arka dan Zanna resmi menjadi sepasang suami istri dihadapan Neneknya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nnek Titin
woooooow maharnyaaaaa
2023-05-20
0
Hanipah Fitri
wau..... maharnya menggiurkan..... sempurna
2022-01-23
0