Semenjak pernikahan yang mendadak di rumah sakit satu bulan yang lalu.
Zanna tinggal dirumah Arga yang terpisah dari keluarga suaminya.
Walaupun mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri, mereka berdua tidak tinggal sekamar.
Hal itu dikarena atas permintaan Arga, dimalam itu Arga meminta Zanna untuk tidak bersikap seperti layaknya istri pada umumnya karena dia tidak menganggap pernikahan mereka itu serius.
Dimatanya, Zanna tetaplah wanita asing didalam hidupnya.
Walaupun sikap Arga yang selalu dingin dan acuh terhadapnya, dia selalu bersikap baik pada Arga.
Dia berusaha menjadi sosok istri yang mengerti dengan kondisi suami tidak mencintainya.
Walaupun pernikahan ini tidak didasari dengan cinta bukan berarti Zanna akan bersikap acuh seperti Arga.
Karena sudah adanya ikatan antara mereka, Zanna terus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat suaminya senang.
Mulai dari menyiapkan pakaian kantor, sarapan pagi, membersihkan rumah sampai menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.
Arga sering sekali tidak pulang ke rumah, padahal Zanna sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua sampai Zanna sering ketiduran di meja makan saat menunggunya pulang.
Saat dia pulang di pagi harinya Arga tetap tidak memperdulikan Istrinya yang sudah menunggunya semalaman.
Dia hanya datang untuk mengambil beberapa berkas perusahaan yang tertinggal di rumah, lalu pergi begitu saja tanpa mencicipi satupun dari masakan Zanna.
Zanna hanya bisa mengelus dada melihat tingkah acuh sang suami.
Di pagi yang sama dan rutinitas sama, tampak Zanna yang berbaring di meja makan menunggu kepulangan sang suami.
Saat Zanna mendengar suara orang membuka pintu, dia terbangun kaget.
Zanna langsung bangkit pergi ke depan untuk menjemput suaminya baru saja pulang.
"Mas Arga kamu sudah pulang." Ucapnya tersenyum.
Saat Zanna ingin mencium tangan suaminya baru saja pulang Arga menepis tangan Zanna.
"Sudah berapa kali aku bilang, jangan pernah bersikap seolah-olah kamu itu istriku!" Ucapnya marah.
"Tapikan kita memang sudah menikah Mas." Ucapnya sedih.
"Walaupun pernikahan kita diakui oleh Agama dan hukum. Di mataku kamu hanya orang asing! Jadi jangan pernah kamu berpikir untuk menjadi istriku yang sesungguhnya." Ucapnya dengan nada yang tinggi.
Setelah berbicara seperti itu Arga pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil berkas perusahaan yang tertinggal di atas meja.
Arga lalu keluar dari ruangannya pergi kembali ke perusahaannya.
Sebelum Arga keluar dari rumah,
disaat itu Zanna membawakan teh hangat untuk Arga.
"Mas Arga minum teh dulu." Ucapnya menghampiri Arga sambil membawa secangkir teh.
Arga yang tidak peduli, pergi begitu saat Zanna sampai didepannya.
Dia bahkan tidak sengaja menyenggol bahu Zanna sampai cangkir teh itu terjatuh ke bawah.
Pyaarr !!!
Cangkir itu pecah dibawah kaki Zanna sampai percikan teh itu mengenai kakinya.
"Auh..." Teriaknya kesakitan.
Tapi tampaknya Arga tidak mempedulikan istrinya yang sedang kesakitan, dia pergi begitu saja sambil membanting pintu rumah dengan keras.
Tanpa dia sadari air matanya keluar menetes saat dia membersihkan pecahan cangkir.
"Aku harus sabar menghadapi sikap Mas Arga, aku yakin kelak Mas Arga juga bisa mencintaiku."
"Aku harus yakin dengan perkataan ibu, sesuatu yang dijalani dengan ikhlas dan tawakal pasti akan berbuah manis."
Meskipun Arga tidak menganggapnya sebagai istri, Zanna menganggap Arga sebagai suaminya dan mencintainya sepenuh hati.
Walaupun Zanna mendapat perlakuan seperti itu, Zanna masih berniat untuk membuatkan bekal makan siang untuk Arga dan mengantarnya ke perusahaan.
Setelah membereskan pecahan kaca, dia membereskan makanan yang ada diatas meja makan yang belum sama sekali disentuh oleh Arga.
Dia memanaskan semua makanan, setelah itu menaruhnya ke dus makanan styrofoam untuk dibagi-bagikan ke orang-orang yang kurang beruntung di jalan.
Zanna selalu melakukan ini setiap hari jika banyak makanan dirumah, dari pada terbuang sia-sia Zanna lebih memilih untuk pergi membagikan makannya.
Setelah semua sudah siap, Zanna meletakan dus nasi itu diatas meja makan dan mulai membersihkan seluruh prabotan didalam rumah.
Di siang harinya Zanna mulai memasak makan siang untuk Arga.
Dia memasak dengan penuh rasa cinta yang tulus untuk suaminya.
Satu persatu masakan yang dibuatnya selesainya, dia memindahkan semua masakannya ke kotak bekal.
"Akhirnya selesai juga." Ucapnya sambil usap dahinya yang berkeringat.
"Sekarang aku tinggal mandi, aku tidak mau sampai terlambat ke perusahaan Mas Arga." Ucapnya tersenyum berbalik pergi.
Zanna pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap ke kantor suami nya, dia sangat bersemangat untuk mengantarkan makan siang suaminya apalagi suaminya pergi dari rumah tanpa sarapan, jadi Zanna sebagai istri yang berbakti membawakan makanan ke perusahaan.
Setelah 20 menit bersiap Zanna turun mengenakan dress berwarna ungu dengan rambut panjang yang terurai ke belakang, mengenakan sepatu high heels warna putih dan tas berwarna senada dengan sepatunya.
Zanna pergi ke pintu depan, membuka pintu.
Di depan halaman ada seorang pria yang seumuran dengan Arga sedang membersihkan kaca mobil.
"Niko..." Ucap Zanna yang berdiri didepan pintu.
Pria tampan itu berbalik.
"Iya Nona, ada apa?"
"Tolong bantu aku angkat dus nasi yang ada di dapur." ucapnya ramah.
"Baik Nona."
Niko adalah supir pribadi yang diutus oleh Tuan Arga, untuk mengantarkan ke mana saja Zanna pergi karena Arga tidak bisa selalu ada dirumah terlebih lagi Zanna tidak bisa mengemudi.
Niko dan Zanna keluar membawa dus nasi dan bekal, Zanna masuk ke dalam mobil sambil memegang kotak bekalnya sedang Niko masih memasukan dus nasi ke bagasi mobil.
Niko pun dengan cepat berjalan masuk ke dalam mobil.
"Nona, kita mau kemana?" Ucapnya menoleh kebelakang.
"Tolong antarkan aku ke perusahaan Mas Arga." Ucapnya tersenyum.
"Perusahaan Tuan Arga?" Ucapnya kaget.
"Iya perusahaan mas Arga, kenapa raut wajah seperti itu."
"Tidak Nona."
"Kalau begitu ayo kita pergi."
"Baik Nona."
Niko langsung menyalakan mobilnya pergi meninggalkan halaman rumah.
Ditengah jalan menuju ke perusahaan Zanna meminta Niko menghentikan mobil karena dia melihat banyak gelandangan yang sedang duduk di pinggir jalan.
"Stop!"
Zanna langsung keluar dari mobil.
Niko juga ikut keluar dari mobil.
"Tolong keluar semua dos nasinya, aku mau membagikannya pada mereka."
"Baik Nona."
Niko pun membawa keluar Dus nasi itu, semua orang gelandangan yang duduk langsung berdiri mendekat pada Zanna.
Niko meletakan dus nasi itu depan Zanna.
"Mari Pak, Bu. Silahkan diambil." Ucapnya tersenyum ramah membagikannya dus nasi itu pada mereka yang kurang beruntung.
Niko juga membantu membagikan dus nasi itu sampai habis.
Setelah semua sudah dapat, Zanna kembali membagikan uang lembaran 100 ribu.
Semua orang mendapatkan satu lembar darinya.
"Semoga uang ini bisa bermanfaat." Ucapnya tersenyum.
Para bapak dan ibu yang menerima uang dan Dos nasinya mengucapkan terimakasih banyak, mereka sangat senang.
Sebelum pergi, dia menurunkan kaca mobilnya menyapa mereka dengan melambaikan tangan sambil tersenyum manis pada mereka semua.
Mereka juga membalas senyuman Zanna.
"Tuan Arga beruntung sekali mendapatkan Nona Zanna. Bukan hanya cantik tapi dia juga punya kepribadian yang sangat baik." Batinnya, sambil melihat wajah Zanna dari kaca mobil.
Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai perusahaan.
Sebelum Zanna masuk ke dalam gedung perusahaan, Niko menghentikan Zanna dengan memegang tangan Zanna.
"Maaf Nona." Ucapnya menarik kembali tanganya.
"Ada apa Niko?"
"Nona yakin mau masuk ke dalam?" Ucapnya nada serius.
"Kenapa kamu berkata seperti itu?" Ucapnya bingung dengan Niko terus yang berusaha menghentikannya.
"Tidak apa-apa Nona, hanya ..."
"Hanya apa?"
"Hanya....."
Tiba-tiba Zanna pergi begitu saja sebelum Niko menyelesaikan ucapanya.
"Astaga bagaimana ini kalau Nona bertemu dengan Clara."
Zanna pergi karena melihat jam ponselnya sudah menunjukkan pukul 11.30 waktu dimana istirahat perusahaan telah tiba, dia tidak mau sampai terlambat mengantarkan makan siang.
Saat di masuk ke dalam perusahaan Zanna bertemu dengan para pegawai Arga, mereka semua memberikan hormat padanya dan bersikap baik.
Ini adalah kedua kalinya dia pergi ke perusahaan Arga, yang pertama kali dia datang bersama Arga dan Omah untuk memperkenalkan Zanna ke seluruh pegawai bawa Zanna adalah Istri dari Arga Yuanda Tomo.
Zanna yang sudah pernah pergi ke ruangannya Arga langsung masuk ke dalam lift tanpa harus bertanya ke pegawai disana.
Di dalam Lift Zanna terus memperhatikan angka lift yang perlahan-lahan naik.
Sesampainya di lantai 20, dengan senyuman Zanna melangkahkan kakinya keluar dari lift.
Zanna sudah tidak sabar melihat ekspresi wajah Arga saat melihat dia ada di perusahaan.
Saat dia sudah sampai di depan pintu ruangan Arga dia langsung membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu.
Dengan senyuman lebar Zanna melangkah masuk, tiba-tiba bekal yang dia bawah jatuh ke lantai dengan makanan yang terhambur keluar dari tempatnya.
Wajahnya tercengang tidak percaya melihat suaminya tengah berciuman dengan wanita lain.
Tanpa dia sadari air matanya setetes demi setetes keluar melihat ada wanita yang duduk di meja suaminya tengah berciuman bahkan suaminya sendiri merangkul pinggang wanita itu dengan erat.
"Apakah ini alasanya mas Arga tidak pernah mau menyentuhku." Ucapnya sambil menangis menahan amarah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sulati Cus
baru baca udah kau buat nyesek ak thor
2022-01-22
0
Esther
Saya Hadir dengan like 👍👍👍👍
and Comment ✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️
semanagattttt ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2021-11-18
0
🧭 Wong Deso
ku dukung mu Thor
2021-11-18
1