Melompat

Selamat membaca!

Suasana kala itu benar-benar terasa tegang bagi keduanya. Kini mereka pun coba keluar dari hotel yang sudah tak lagi aman untuk mereka jadikan tempat berlindung.

"Kita tidak mungkin lewat lobi hotel, karena mereka pasti sudah menunggu di sana," ucap Elliot terus menggenggam tangan Alissa untuk mengikuti langkahnya menuju tangga darurat.

Alissa yang benar-benar panik tetap mencoba untuk tenang, walau keadaannya saat ini begitu membuatnya ketakutan.

"Terserah saja Tuan, aku tetap akan mengikuti kemanapun langkahmu pergi."

Keduanya pun mulai menaiki anak tangga dengan terburu-buru. Elliot sangat paham akan situasi yang saat ini begitu mengancam nyawanya.

Sesampainya di lantai paling atas, Elliot mulai melihat ke sekeliling roof top hotel. Setelah beberapa menit terus mengamati, akhirnya ia menemukan sebuah cara untuk dapat lolos dari hotel ini, yaitu dengan melompat ke roof top gedung yang berada tidak jauh di seberangnya.

Elliot kembali menghampiri Alissa yang saat ini menunggunya dengan wajah heran akan apa yang dilakukan Elliot.

"Dengarkan aku! Jika dilihat jaraknya memang terlihat jauh, tapi sebenarnya kita bisa menjangkaunya."

"Apa maksudmu Tuan?" tanya Alissa sambil membagi pandangannya ke arah ujung roof top sesuai yang ditunjuk oleh Elliot.

"Kita harus berlari dari tempat kita sekarang ini berdiri, sampai di ujung sana melompatlah dengan sekuat tenaga dan aku akan menangkapmu. Aku janji!"

Alissa yang tercekat dengan strategi yang telah Elliot katakan padanya, kini mulai melangkah untuk melihat ujung roof top yang akan jadi landasannya melompat. Tak hanya wanita itu, Elliot pun ikut mengekor tepat di belakangnya.

"Aku memang mengatakan padamu akan mengikuti kemanapun kamu pergi, tapi aku rasa ini bukanlah ide yang bagus, Tuan." Kedua mata Alissa seketika membulat sempurna saat melihat ke arah roof top gedung yang berada di seberangnya.

Dua gedung tinggi dimana roof top yang satunya memang lebih rendah dari roof top tempatnya berada saat ini.

"Aku tidak mungkin bisa melakukan ini Tuan, lihatlah ini sangat tinggi, jika aku jatuh aku pasti akan langsung mati," ucap Alissa dengan bibir gemetar penuh rasa takut, setelah melihat ke dasar roof top.

Baru saja wanita itu selesai mengatakan ketakutannya, Elliot langsung menangkup kedua sisi wajah Alissa. Ia pun menatap kedua mata wanita cantik itu yang saat ini sedang ketakutan dengan apa yang akan dilaluinya.

"Percayalah padaku, aku akan menangkapmu. Aku tidak akan membiarkanmu terluka, apalagi sampai mati!" Elliot mengatakan semua itu dengan penuh penekanan.

Walau begitu tetap saja, wanita malang itu masih tampak ketakutan. "Tapi Tuan..." Belum selesai Alissa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja Elliot mencium bibir Alissa. Mereka pun sejenak melupakan situasi yang saat ini begitu mencekam untuk dapat dilaluinya. Alissa hanya terdiam sambil menatap wajah Elliot, di saat pria itu terus memagut bibir Alissa yang mungil itu. Namun, Alissa sama sekali tak membalasnya, karena memang ini merupakan pengalaman pertama baginya dalam hal berciuman dan Elliot adalah pria pertama yang berhasil mencium bibir mungilnya seumur hidupnya.

"Pria ini menciumku! Ternyata begini rasanya dicium oleh seseorang," umpat Alissa yang merasakan bahwa kini jantungnya semakin berdebar sangat kencang.

Elliot pun mulai melepaskan pagutannya sambil terus menatap wajah Alissa yang kini sudah terlihat merona karena menahan rasa malunya.

"Aku akan melompat terlebih dulu. Selanjutnya kamu ya! Aku tunggu di seberang sana!" Elliot kini mulai mengambil ancang-ancang sebagai tumpuan agar pria itu dapat melompat dengan jauh hingga sampai ke seberang roof top yang satunya.

Setelah ia merasa jaraknya lebih dari cukup, Elliot pun mulai berlari dengan sekuat tenaga. Namun, ketika ia hendak melompat, Alissa tiba-tiba saja memanggilnya. Membuat langkah Elliot seketika terhenti di ujung roof top.

Alissa pun berlari untuk menghampiri Elliot dan langsung memeluk tubuhnya dengan erat.

"Tuan berjanjilah kau akan menangkapku nanti, saat aku melompat!"

Alissa melepas pelukannya lalu ketika pandangan mereka saling beradu, tanpa aba-aba Alissa mencium bibir Elliot dan mulai memagutnya sama seperti apa yang dilakukan oleh pria itu kepadanya.

Selesai berciuman Alissa pun tersenyum malu dengan wajah yang masih bersemu merah. Ia terlihat memegangi bibir merahnya yang terasa panas akibat ciuman yang dilakukannya tadi.

"Maafkan aku, Tuan. Aku hanya ingin memastikan apa kamu akan menangkapku ketika aku melompat ke sana."

"Ya, aku pasti akan tepati janjiku! Tapi ngomong-ngomong kamu itu cepat sekali ya belajarnya. Buktinya ciumanku itu terasa lebih baik dari sebelumnya yang hanya diam seperti patung." Elliot pun terkekeh singkat selesai mengatakan itu.

Kini wajahnya kembali berubah penuh keseriusannya dan ia mulai kembali mengambil ancang-ancang untuk segera melompat.

Setelah menghela napasnya dengan kasar, Elliot langsung berlari sekuat tenaganya dan saat sudah sampai di ujung roof top, pria itu terlihat menghentakkan kedua kakinya untuk melompat setinggi-tingginya menuju roof top gedung lain yang berada di seberang sana.

Alissa menyaksikan semua itu dengan jantung yang berdebar. Kini dengan raut cemas, wanita itu pun berlari menuju ujung roof top untuk melihat keadaan Elliot. Saat kedua matanya menemukan sosok Elliot yang kini sudah berdiri di roof top yang berada di seberangnya, wajahnya yang tegang seketika sirna. Alissa pun tersenyum lega karena melihat Elliot berhasil tiba dengan selamat di seberang sana.

"Ayo cepat sekarang giliranmu!" titah Elliot kepada Alissa dengan menyibakkan sebelah tangannya, sebagai tanda untuk Alissa agar ikut melompat ke arahnya.

Tiba-tiba raut wajah Elliot berubah menjadi tegang, ketika dari jendela gedung hotel terlihat beberapa orang mulai menaiki tangga darurat.

"Cepat Alissa mereka datang."

Suasana pun seketika berubah mencekam. Alissa kini diburu oleh waktu dengan keberanian yang belum sepenuhnya terkumpul. Ia benar-benar tercekat begitu kaget, hingga kepanikan mulai menyergapnya dan membuat kedua kakinya tampak gemetar. Wajahnya mulai berubah pucat dan sekujur tubuh Alissa ikut merasa lemas seakan tak bisa ia gerakkan sedikitpun.

"Aku tidak akan bisa melakukan ini." Alissa terus memukuli kedua kakinya untuk menghilangkan gemetar yang terasa melemahkan sekujur tubuhnya saat ini. Ia sudah tak lagi punya banyak waktu dan harus segera melompat untuk dapat lolos dari kejaran orang-orang yang semakin dekat menuju roof top.

Kini Deru langkah kaki kian terdengar semakin dekat dari arah tangga darurat. Alissa pun semakin tak punya pilihan. Ia harus memaksakan dirinya untuk segera melompat ke roof top tempat Elliot berada saat ini, walau keberaniannya memang belum sepenuhnya terkumpul.

"Kamu bisa Alissa, kamu bisa," teriak Elliot meyakinkan Alissa.

Setelah menghela napas yang terasa mencekiknya, kini wanita itu mulai berlari sekuat tenaganya. Namun, di saat ia hendak melompat di ujung root top, Alissa tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Napas yang terengah dengan wajah yang sangat ketakutan, semakin mempertegas bahwa wanita itu benar-benar takut akan ketinggian.

Alissa mulai mengarahkan pandangan matanya untuk melihat Elliot, ia tampak menangis karena menahan rasa takut yang kini sudah menguasai dirinya. Rasa takut yang memenjarakan keberaniannya dan membuatnya merasa tak sanggup melakukan sesuatu yang begitu mengerikan untuk ia lakukan.

"Aku tidak bisa Tuan, maafkan aku," ucap Alissa yang masih terus menangis.

"Ayo jangan takut! Saat melompat jangan lihat ke bawah, tutup matamu! Aku janji akan menangkapmu, aku janji," ucap Elliot dengan lantang.

Perkataan Elliot tak digubris oleh Alissa yang masih saja menangis karena ketakutan.

"Ayo cepat mereka sudah dekat! Kamu tidak punya pilihan lain, lebih baik mana, mati karena dibunuh oleh mereka atau kamu mencoba untuk melompat!" bentak Elliot dengan keras.

Perkataan Elliot membuat Alissa bergeming sambil menoleh ke arah belakang tubuhnya. Tak lama ia pun mulai mendengar suara pintu yang akan terbuka.

"Aku tidak punya pilihan lain, tolong aku Tuhan." Dengan masih gemetar karena ketakutan, Alissa kini mulai berlari untuk mengambil ancang-ancang ke arah berlawanan dari ujung roof top tempatnya berada saat ini. Namun, sepertinya waktu yang ia miliki tidak cukup untuk sampai ke tempat yang menjadi awalannya harus berlari, wanita itu pun dengan cepat kembali memutar tubuhnya walau ia belum tiba di tempat yang seharusnya.

Alissa pun terlihat berlari dengan cepat ke arah ujung roof top dan tanpa pikir panjang lagi, ia langsung melompat. Alissa melakukan semua itu, sambil menutup kedua matanya sesuai yang diperintahkan oleh Elliot. Bahkan suara jerit ketakutan Alissa terdengar keras, hingga menggema memenuhi sekitar roof top.

Elliot yang memang sudah bersiap menangkapnya, menjadi begitu panik, saat lompatan Alissa ternyata tidak sampai pada posisi tempatnya berdiri, seketika Elliot teringat dengan janji yang telah diucapkannya untuk menangkap Alissa saat ia melompat. Elliot pun dengan cekatan langsung berlari dan menahan kedua kakinya pada sebuah besi yang kebetulan ada pada ujung roof top. Elliot merentangkan tangannya sejauh-jauhnya untuk menggapai kedua tangan Alissa.

Kejadian itu berlangsung sangat cepat dan pada akhirnya mereka bisa melewati saat-saat yang mendebarkan itu. Kini Elliot berhasil menggenggam erat kedua tangan Alissa dan membuat tubuh wanita itu berayun sampai membentur dinding luar gedung. Merasa tak cukup kuat menahan bobot tubuh Alissa terlalu lama, Elliot pun langsung menarik tubuh gadis cantik itu sekuat tenaga. Bahkan urat kehijauan pada leher pria itu sampai terlihat dan tampak mengeras karena Elliot benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya.

"Ayo pijak besi itu, naiklah."

Dari seberang roof top beberapa orang tampak terlihat di sana, memandangi Elliot dan Alissa yang hampir berhasil menaiki roof top.

"Terima kasih, Tuan. Kamu telah menyelamatkanku."

"Ayo cepat kita harus berlindung, karena mereka pasti akan menembak kita."

Baru saja Elliot selesai berucap, beberapa tembakan hampir mengenai dirinya dan Alissa yang terperanjat sangat kaget. Keduanya langsung berlari dengan sekuat tenaga, sambil merunduk.

Suara tembakan beruntun terdengar menggema dengan keras. Elliot dan Alissa kini sudah bersembunyi di balik sebuah pilar yang berada di sana.

"Apa yang harus kita lakukan Tuan? Kita terjebak sekarang," tanya Alissa dengan napas yang terengah-engah.

Elliot memutar otaknya dengan keras. Ia melihat ke arah sebuah pintu roof top yang berada di sebelah kanannya, lalu di sebelah kirinya Elliot melihat dua buah tong sampah yang terbuat dari besi, seketika terbesit dalam pikirannya untuk menyelamatkan Alissa terlebih dahulu dari tembakan yang terus membabi buta ke arah mereka, sampai membuat pilar yang jadi tempat terakhir mereka berlindung, sedikit demi sedikit hancur dan bongkahan bebatuan tampak bertebaran di sana.

"Alissa dengarkan aku, larilah ke arah sana! Tunggu aba-aba dari aku, oke!" titah Elliot dengan napasnya yang juga terdengar tak beraturan.

Alissa yang semakin panik mencoba menarik napasnya dalam-dalam. Ia tak punya pilihan lain selain mengikuti rencana Elliot.

"Hati-hati Tuan," ucap Alissa yang begitu mencemaskan Elliot.

Elliot pun tersenyum singkat. "Percaya padaku, kita akan baik-baik saja," jawab Elliot dengan penuh keyakinan.

...🌺🌺🌺...

Bersambung ✍️

Berikan komentar, like dan gift kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Follow Instagram Author juga ya : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

sikaarta

sikaarta

No comments

2021-07-31

0

Elly Handayani

Elly Handayani

sabar ya ndin... walaupun itu ntah kapan akan terjadinya 🧐🧐🧐

2021-06-18

1

⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ

⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ

😍😍😍selamat Icha dan Reza

2021-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!