Bibit Cinta

Selamat membaca!

Di dalam kamar, Alissa mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ia melihat hanya ada satu ranjang tidur di sana, membuatnya menjadi semakin takut sambil menatap Elliot dengan wajah cemas.

"Kenapa hotel ini bisa kehabisan kamar sih? Sekarang aku harus tidur satu ranjang dengan pria ini," gumam Alissa menggelengkan kepalanya, sebagai tanda bahwa ia tidak menginginkan hal itu terjadi.

Elliot yang baru saja selesai menghubungi Kelly dengan menggunakan ponsel Alissa. Seketika langsung menangkap gurat cemas pada wajah wanita yang telah menyelamatkannya itu.

"Tenang saja, kau tidak usah cemas. Kamu tidurlah di ranjang itu, sementara aku akan tidur di sofa ini," ucap Elliot yang sudah duduk di atas sofa yang tidak terlalu panjang, tapi cukup untuk dirinya tidur.

Alissa menjadi lega mendengar apa yang dikatakan oleh Elliot. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang, sambil sesekali melihat ke arah Elliot yang berada di atas sofa.

"Pria itu baik juga ya, ternyata dia pria yang tidak memiliki pikiran kotor seperti kebanyakan pria lain di kota besar ini," gumam Alissa yang mulai coba memejamkan kedua matanya.

Dengan merebahkan tubuhnya di atas sofa, Elliot masih terus berpikir tentang langkah apa yang akan diambilnya. Ia tidak bisa menghubungi Raymond maupun Alice lagi, karena pada akhirnya ia sadar bahwa menceritakan masalah ini hanya akan membebani dan merusak kebahagiaan mereka, di saat keduanya sedang menantikan kelahiran buah cinta mereka.

"Maafkan aku Alice, karena kakak tidak bisa ada di dekatmu menjelang kelahiran anakmu," batin Elliot yang begitu sedih memikirkan Alice.

Elliot yang tidak dapat memejamkan matanya pun akhirnya beranjak dari sofa yang ditidurinya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar hotel untuk sekedar mencari angin malam, setidaknya ia berharap agar kepenatan yang memenuhi isi pikirannya saat ini dapat diusirnya jauh-jauh.

Namun, baru saja Elliot membuka pintu kamar, tatapannya langsung mengarah ke sebuah lorong yang berada di sisi kiri kamar dan tampak seseorang dengan pakaian serba hitam melangkah semakin mendekat ke arah kamar hotelnya.

Elliot pun terhenyak kaget, tingkat kewaspadaannya meningkat tajam. Ia dengan cepat kembali menutup pintu kamar dan mematikan lampu. Setelah keadaan kamar berubah gelap, Elliot pun langsung mendekati Alissa yang kini sudah tertidur dengan lelap.

Secara perlahan Elliot coba membangunkan Alissa dengan berlutut didekat tepi ranjang, agar tak membuat Alissa terkejut dan berteriak histeris dengan situasi yang terjadi saat ini. Namun, Elliot sadar, jika ia sudah tak memiliki banyak waktu karena lubang kunci pada pintu kamarnya mulai dipaksa untuk terbuka oleh seseorang yang berada di luar kamar.

"Sial, mereka akan segera masuk," gumam Elliot yang mulai berkeringat karena merasa semakin terdesak.

Elliot segera menggerakkan tubuh Alissa dengan perlahan sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Alissa. Membuat pria itu dibuat kagum saat menatap Alissa ketika sedang tertidur. Bahkan ia tak ingin pandangannya teralihkan, walau hanya beberapa detik saja. Namun, kenyamanan itu seketika sirna saat suara pintu terdengar hampir terbuka dan seketika membuyarkan segala keterkagumannya pada Alissa.

"Bangun, ayo bangun."

Alissa pun akhirnya mulai terbangun dan benar seperti dugaan Elliot, kedua mata wanita itu terlihat membulat dengan sempurna saat menatapnya. Bahkan keterkejutannya saat ini benar-benar membuatnya jadi ingin berteriak karena ketakutan. Namun, beruntung Elliot dengan cepat menutup mulut Alissa menggunakan kedua tangannya kuat-kuat.

"Diam, diam, bukan aku yang ingin berniat jahat padamu, tapi orang yang berada di luar itu," bisik Elliot menyadarkan Alissa dan membuat wanita itu langsung mengurungkan niatnya untuk berteriak keras-keras.

Alissa pun kini terdiam dan sudah mengerti dengan apa yang saat ini sedang terjadi. Wajahnya benar-benar dilanda ketakutan, bagaimana tidak? Kini di depan kamarnya, ada seseorang yang hendak memaksa masuk ke dalam kamar hotel dan entah apa yang ingin dilakukannya. Namun, saat ini yang ada di dalam benak Alissa hanya ada dua hal, jika tidak ditangkap maka mereka akan dibunuh dan pikirannya yang terakhir itu benar-benar membuat semakin ketakutan.

"Aku takut, Tuan," bisik Alissa menimpali dengan gemetar karena rasa takut kian menjalar di sekujur tubuhnya.

"Ikuti perintahku, bersembunyilah di dalam lemari itu, apapun yang kau dengar jangan pernah berpikir untuk keluar, di dalam ponselmu ada nomor Raymond Weil, hubungi dia jika aku tertangkap. Ayo cepat!"

Alissa tanpa berpikir panjang langsung bergegas menuju lemari pakaian yang terletak di samping ranjang. Setelah membuka pintu lemari dengan sangat perlahan, ia pun masuk ke dalamnya dan duduk meringkuk sambil menutup kembali pintu lemari itu.

Melihat Alissa sudah bersembunyi, Elliot pun mulai melangkah dengan perlahan untuk bersembunyi di balik pintu. Tak berapa lama kemudian, pintu itu pun mulai terbuka dan seorang pria terlihat masuk ke dalam kamar sambil menyodorkan sebuah pistol yang digenggam di tangan kanannya. Namun, baru saja pria itu masuk, Elliot langsung mengejutkannya dengan menendang tangan pria itu dan menyebabkan pistol yang digenggamnya terlempar jauh.

Kini pria itu langsung melihat ke arah Elliot dan mulai menyergapnya. Namun, dengan cekatan Elliot berhasil menghindarinya dan pergulatan antara keduanya pun tak lagi terelakkan terjadi. Elliot terlihat mengelak dari beberapa pukulan yang dilancarkan oleh pria itu. Bahkan ia mampu menyerang balik dengan melabuhkan sebuah tendangan keras yang tepat mengenai perut dari pria itu. Membuat pria itu terkapar di lantai sambil memegangi bagian perutnya yang terasa sakit akibat tendangan Elliot.

Saat pria itu hendak mengambil pistol yang berada tidak jauh dari posisinya terjatuh, Elliot dengan cepat langsung melompat dan berguling untuk mengambil pistol tersebut. Ketika Elliot sudah berhasil meraih pistol itu, dengan cepat ia langsung menodongkannya ke arah pria itu.

"Diam atau aku tidak segan-segan membunuhmu!" ancam Elliot yang masih mengarahkan pistol yang digenggamnya ke arah pria itu yang mulai mengangkat kedua tangannya.

"Tembak saja! Maka suara tembakan itu akan membuat teman-temanku yang berada di luar hotel, akan datang ke kamar ini dan menghabisimu!"

Elliot pun tak gentar dengan ancaman pria itu. Ia malah menarik pelatuk pada pistol dan mulai melangkah semakin mendekatinya. Kini Elliot sudah mengarahkan pistol tersebut pada pelipis pria itu dengan posisi yang sudah sangat siap untuk menembak.

"Katakan padaku, siapa orang yang menyuruhmu untuk menangkapku!" bentak Elliot dengan amarah yang kian memuncak.

Pria itu terkekeh keras, hingga suaranya sampai memenuhi seisi kamar.

"Menangkapmu! Apa yang kau pikirkan pria London yang malang, kami diperintahkan bukan untuk menangkapmu, tapi membunuhmu!"

Perkataan pria itu langsung membuat Elliot naik pitam, tanpa pikir panjang ia langsung melepaskan tembakan, hingga membuat pria itu seketika mati dan terkapar di lantai dengan darah yang mulai berceceran.

"Pistol ini sangat berguna untuk melawan mereka." Elliot pun menyelipkan pistol itu di balik celana di belakang tubuhnya.

Ketika Elliot keluar dari kamar, ia benar-benar melupakan seseorang yang saat ini masih bersembunyi di balik lemari.

"Oh ya gadis itu," ucap Elliot langsung menghentikan langkah kakinya yang sudah terlanjur melangkah keluar dan dengan cepat ia kembali masuk ke dalam kamar hotel. Setelah berada di dalam, langkahnya langsung tertuju pada sebuah almari besar yang berada di salah satu sudut ruangan kamar.

"Ayo, cepat!" ucap Elliot sesaat setelah pintu lemari sudah dibuka olehnya.

Alissa terlihat meringkuk sambil menutup telinga dengan kedua tangannya. Tubuhnya terlihat gemetar hebat, sepertinya menahan rasa takut yang sebenarnya sudah mencengkram erat pikirannya Membuat wajahnya pun tampak memucat.

Elliot mulai membungkuk dan langsung merengkuh tubuh gadis malang itu. Alissa pun bangkit dan menghamburkan kesedihannya di dalam pelukan Elliot. Gadis cantik itu mulai menangis dengan terisak.

"Aku takut, Tuan," ucap Alissa dengan bibir gemetar.

"Sudah tidak apa-apa," ucap Elliot yang terhenyak mendapatkan pelukan dari Alissa.

"Tapi aku benar-benar takut saat ini." Alissa mengulangi perkataannya semula dengan masih mendekap tubuh Elliot dengan erat.

"Sekarang lebih baik kita pergi dari kamar hotel ini, karena pasti yang lainnya akan segera menyusul ke kamar ini."

"Iya Tuan. Maafkan aku ya karena telah memelukmu." Wajah Alissa pun seketika berubah memerah saat ia mengurai pelukannya dari tubuh Elliot yang tanpa disadari mampu membuatnya menjadi lebih tenang dari sebelumnya.

Alissa terlihat mulai menyeka air mata yang sudah sejak tadi membasahi wajahnya.

"Aku akan melindungimu dan tidak akan membiarkanmu terluka, aku janji itu!"

Tatapan mata Elliot entah kenapa membuat Alissa menjadi gugup, belum lagi kata-kata teduh yang keluar dari mulut Elliot, seketika membuat hatinya bergetar.

"Apa jangan-jangan aku sudah jatuh cinta dengan pria ini ya? Pria ini sangat baik," gumam Alissa masih termangu dengan apa yang kini dirasakannya.

"Ayo kita jalan, jangan melamun terus!" titah Elliot yang langsung membuyarkan pikiran Alissa.

Tanpa meminta izin terlebih dahulu dari sang pemiliknya, Elliot pun langsung menggenggam tangan Alissa dengan erat untuk melangkah keluar dari kamar.

Genggaman tangan yang membuat bibit cinta di hati Alissa kian merekah. Ia terus menatap Elliot dengan penuh kekaguman sambil terus mengiringi langkah pria itu yang terus berada di depannya.

"Oh detak jantung, kenapa kau berdebar begitu kencang saat pria ini menyentuhku," gumam Alissa dengan kedua pipi yang sudah merona begitu merahnya.

...🌺🌺🌺...

Bersambung ✍️

Berikan komentar, like dan gift kalian ya.

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Follow Instagram Author juga ya : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

khair

khair

kalo dah sukses..mungkin bisa direstui

2021-07-24

3

sikaarta

sikaarta

serba salah jadinya

2021-07-17

0

⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ

⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ

next

2021-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!