Ciuman Pertama

Selamat membaca!

Alissa masih berada di tepi sungai, ia melihat keadaan Elliot masih tak sadarkan diri. Wajahnya kini tampak begitu cemas, ia coba melakukan kompresi pada dada Elliot untuk membuatnya sadar, namun setelah ia lakukan berulang kali, usahanya tidak juga berhasil, Elliot masih belum sadarkan diri dan denyut jantungnya sangat lemah.

"Aku harus bagaimana lagi ini?" tanya wanita itu tampak kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini.

Alissa pun masih terus berpikir. Ia semakin memutar otaknya dengan sangat keras, hingga akhirnya ia teringat sesuatu yang pernah dibacanya.

"Aku harus memberikannya napas buatan," ucapnya namun penuh keraguan untuk melakukannya.

Alissa coba mendekati wajah Elliot, ia tak punya pilihan lain untuk melakukan semua itu.

"Ya ampun, aku saja tidak mengenal pria ini, masa dia mendapatkan ciuman pertamaku."

Alissa kini dihujani oleh keraguan yang terus membalut hatinya. Namun ia semakin terdesak, hingga tak punya pilihan lain selain melakukannya, karena Alissa khawatir pria yang saat ini ada dihadapannya akan mati begitu saja tanpa sempat ia tanya tentang kecelakaan yang telah terjadi dan membuatnya terdampar di sini.

"Aku sangat yakin, pria ini ada hubungannya dengan kecelakaan itu."

Alissa mengesah kasar. Ia pun melanjutkan apa yang ingin dilakukannya. Wajah Alissa kini sudah semakin dekat, ia pun mulai mencium bibir Elliot dan melakukan napas buatan untuk menyelamatkannya.

"Ya ampun pria ini untung tidak sadarkan diri, jadi dia tidak akan tahu kalau aku telah menciumnya untuk memberikan napas buatan," batin Alissa menutupi rasa malunya.

Setelah beberapa kali mengulanginya, akhirnya Elliot mulai bergeming, ia tersedak dan langsung batuk-batuk mengeluarkan sejumlah air yang mungkin terminum oleh dirinya saat tenggelam. Elliot membuka matanya dan mulai mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, walau masih terlihat samar.

Elliot menatap Alissa yang kini tepat bersimpuh di sampingnya.

"Kamu siapa? Dan kenapa aku bisa sampai ada di sini?"

Saat Alissa ingin menjelaskan kepada Elliot, tiba-tiba dari kejauhan seperti ada dua mobil yang mendekat ke arahnya.

Alissa yang pengalaman dengan kasus seperti ini, karena sudah 5 tahun ia menggeluti profesinya sebagai seorang wartawan. Alissa menerka sesuatu yang tiba-tiba terbesit dalam pikirannya, dengan cepat ia pun memapah tubuh Elliot untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Sebaiknya kita ke apartemenku, aku takut dua mobil yang sedang menuju ke sini itu sedang mencarimu."

Elliot terhenyak, ia awalnya tak mempercayai apa yang dikatakan oleh Alissa, namun saat dua buah tembakan mulai meluncur hampir mengenai dirinya, Elliot langsung bangkit dan melangkah dengan merunduk masuk ke dalam mobil Alissa.

"Ayo cepat, cepat, jalankan mobilnya," pinta Elliot sambil masih melihat ke arah belakang, dimana dua mobil tampak terus mendekat ke arah mereka dengan kecepatan tinggi.

Alissa pun menginjak dalam gasnya, ia kemudian memacu mobilnya dengan begitu cepat.

"Siapa mereka? Kenapa mereka ingin membunuhmu?" tanya Alissa dengan panik.

Elliot berpikir keras atas apa yang saat ini menimpanya, ia mengambil ponsel dari saku jasnya, namun sayang ponselnya sudah tidak ada, mungkin sudah hanyut tenggelam di dasar sungai saat dirinya tenggelam.

"Sial, ponselku tidak ada," gumam Elliot kesal.

"Bolehkah aku meminjam ponselmu!" tanya Elliot memutuskan.

Alissa pun dengan cepat mengambil ponselnya lalu memberikannya kepada Elliot. Keduanya kini semakin panik saat dua tembakan mengenai badan mobil yang dikendarai oleh Alissa.

"Tuan, segala kerusakan mobilku, kau harus menggantinya saat kau selamat nanti! Ingat jangan kabur dari tanggung jawabmu ya."

Elliot menatap wajah wanita yang tak dikenalnya saat ini dengan heran, namun ia sangat berterima kasih atas kehadiran Alissa yang telah menyelamatkan nyawanya.

"Kenapa tidak diangkat Tuan Raymond?" Elliot terlihat tegang.

Elliot pun akhirnya mengembalikan ponsel milik Alissa dengan meletakkannya di atas dashboard. Kini pria itu kembali fokus untuk melihat kedua mobil yang saat ini sudah mengapit mobil yang dikendarai oleh Alissa.

"Sial mereka akan menabrak mobil ini. Eh kau ikuti perintahku dalam hitungan ketiga oke!"

"Maksudmu apa?" tanya Alissa yang semakin panik.

"Sudah jangan banyak tanya, ikuti saja!" bentak Elliot dengan lantang, hingga memekakkan telinga Alissa yang mendengarnya.

Alissa pun tak membantahnya dan langsung mengiyakan dengan sebuah anggukan kepala.

"3.. 2.. 1.. sekarang rem! Cepat!"

Dengan reflek sesuai dengan perintah Elliot, Alissa langsung menginjak remnya dengan dalam, mobil pun berhenti seketika dan kedua mobil yang bermaksud menghimpit mobil Alissa, saling bertabrakan hingga kedua mobil ringsek seketika.

"Sekarang cepat injak gasnya, ayo cepat!"

Alissa kembali menginjak gas mobilnya dengan dalam, dibantu oleh Elliot yang memutar setirnya hingga akhirnya melewati kedua mobil yang mengejar mereka. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, menjauh dari kedua mobil yang saat ini sama sekali tak bisa lagi dikendarai.

"Kita berhasil lolos Tuan."

Elliot tak menjawab perkataan Alissa, ia saat ini terus berpikir dengan keras, karena ia sendiri tidak menyangka jika kedatangannya ke Australia disambut dengan kejadian seperti ini, mulai dari kecelakaan mobil yang membuat taksinya jatuh ke sungai dan sekarang nyawanya terancam oleh orang-orang yang tak dikenalinya.

"Siapa mereka sebenarnya? Kenapa mereka menginginkan aku mati?" batin Elliot terus berpikir.

...🌺🌺🌺...

Setelah tiba di apartemen, Elliot dan Alissa keluar dari mobil dengan terburu-buru, mereka langsung memasuki lobi apartemen dan bergegas menuju sebuah lift. Pintu lift pun terbuka, namun Elliot langsung melihat kecurigaan mulai dari pintu masuk sampai saat lift terbuka, beberapa orang tampak menatapnya dengan sinis.

Elliot pun membiarkan pintu lift tertutup kembali, dengan meraih tangan Alissa untuk menghentikan langkahnya yang hendak masuk ke dalam lift.

"Mereka tidak akan melakukannya di tempat terbuka seperti ini," gumam Elliot menyimpulkan.

Elliot menarik tangan Alissa dan menggenggamnya dengan erat, untuk mengikuti langkahnya menuju pintu keluar apartemen.

"Kenapa Tuan? Kenapa kita keluar lagi?"

"Mereka sudah melacak keberadaan kita lewat plat nomormu. Saat ini kita sedang berhadapan dengan orang yang memiliki kekuasaan penuh di kota ini," ucap Elliot sambil terus melangkah menuju ke arah mobil Alissa yang saat ini pun sudah dijaga oleh beberapa orang.

"Sial, kita tidak punya pilihan lain, selain mengelabui mereka dengan mencuri mobil orang lain."

Elliot melangkah menuju bagian sisi lain parkiran mobil. Setelah melihat satu mobil yang menjadi targetnya, ia pun memecahkan kaca bagian depan mobil dan mulai membuka pintu bagian depan, ia pun masuk dan langsung membukakan pintu sampingnya untuk Alissa masuk ke dalam mobil. Elliot merusak kunci stater pada mobil dengan pisau lipat yang kebetulan ada di dalam mobil, setelah berhasil ia kemudian menyatukan dua buah kabel dan mulai menyalakan mobil tersebut. Setelah berhasil ia mulai mengendari mobil tersebut dan pergi meninggalkan area apartemen. Elliot menutup wajahnya dengan memakai sebuah topi yang kebetulan ada di atas dashboard mobil.

Alissa merunduk turun agar wajahnya tidak terlihat oleh beberapa orang yang saat ini sedang berjaga di gerbang keluar apartemen.

Saat beberapa orang mulai mencurigai mobil yang dikendarai oleh Elliot, tanpa ragu Elliot langsung menginjak gas dengan dalam hingga menabrak portal pembatas dan mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi membelah lalu lintas kota Melbourne.

"Kita sewa hotel saja di dekat sini."

"Terserah kamu saja Tuan karena sekarang hidupku juga jadi terancam dan aku tidak bisa pulang ke apartemenku."

"Apa kau tidak mengenal mereka Tuan?" tanya Alissa penuh tanda tanya.

Elliot menautkan kedua alisnya. Wajahnya terlihat sangat geram sampai beberapa kali ia menghentakkan kedua tangan pada kemudinya, sama seperti yang dilakukan oleh seorang Raymond Weil ketika sedang melampiaskan amarahnya.

"Kenapa mereka ingin membunuhku? Apa kesalahanku?" tanya Elliot dalam hati penuh tanda tanya.

Saat Elliot terus berpikir. Ia seperti menemukan sesuatu di dalam pikirannya.

"Apa ini ada hubungannya dengan Kelly? Aku harus menemuinya," gumam pria itu kembali memutuskan langkah apa yang harus diambilnya.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar dan gift kalian ya.

Terima kasih banyak.

Follow Instagram : ekapradita_87

Terpopuler

Comments

Miya Wibowo

Miya Wibowo

semangat thoorr

2022-07-24

1

Bundanya Robby

Bundanya Robby

hmmmm....💪💪

2021-08-01

0

khair

khair

pdahal cara lain lebih nyaman...😆😆😆

2021-07-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!