PERTEMUAN TAK TERDUGA

ANDROMEDA GROUP

Devan memeriksa beberapa berkas yang harus ditandatangani. Devan tidak dapat fokus pada pekerjaannya. Kalimat yang dilontarkan oleh Ziya masih menggema di kepalanya. Sesekali Devan memijat kecil pangkal hidungnya.

Tok tok tok

"Permisi, Pak Devan!"

"Ya, Sinta? Ada apa?"

"Ada tamu, Pak! Katanya Tunangan Pak Devan."

"Oh iya! Tolong suruh masuk!"

"Baik, Pak!"

Tak lama berselang, seorang Wanita muncul di ambang pintu Ruang Kerja Devan. Seorang Wanita cantik, anggun, berpenampilan elegan dan juga Wanita dari kalangan sosialita.

"Long time no see. Surprise!"

"Helena!" Devan tampak sumringah saat memanggil nama tersebut.

"Apa kabar, Sayang?"

Helena mendekati Devan, lalu kedua tangannya melingkar di bahu Devan. Devan mencium pipi Helena. Cup!

"Kabarku baik. Kamu semakin cantik saja setelah 5 bulan tak bertemu."

"Tentu saja. Aku selalu berusaha menjaga penampilan dan merawat diri. Karena, itu semua demi Kamu. Kan, sebentar lagi Kita akan Menikah."

"Kamu bisa aja! Oh ya, saat Aku baru tiba di Indonesia, Kamu bilang kalau Kamu sedang di Bandung. Memang Kamu sedang apa disana? Aku tidak sempat bertanya karena Aku terburu-buru harus segera datang ke Kantor."

"Buru-buru? Memangnya ada apa?"

"Masalah Proyek Pembangunan Mall. Papa bilang ada Investor Asing yang bersedia memberikan dana dengan jumlah yang besar."

"Wow! Hebat! Investor dari Negara mana?"

"Portugal. Namanya Mr.Felix. Maka dari itu, Aku datang ke Kantor dari Bandara. Lalu, Kamu sedang apa di Bandung?"

"O-oh itu, kemarin Bella ulang tahun, Dia ingin merayakan Ulang tahunnya di Bandung. Katanya sih, sekalian jalan-jalan juga."

"Menginap?"

"Ya, tentu. Aku baru pulang tadi malam. Maka dari itu, maaf ya Sayang, Aku enggak bisa jemput Kamu," ujar Helena dengan nada manja.

"Iya, enggak apa-apa."

Helena mendekap tubuh Devan dengan gaya manjanya. Devan menguatkan pelukannya sambil mengendus rambut indah Helena.

"Sayang, nanti siang Kita makan diluar, ya?" ajak Helena.

"Boleh. Mau makan dimana?"

"Gimana kalau Kita makan di Cafe Metro?"

"Oke. Tapi, Aku selesaikan dulu pekerjaanku, ya! Kamu jalan-jalan dulu saja. Atau, Kamu mau tunggu Aku selesaikan pekerjaanku lebih dulu?"

"Apakah masih lama?"

"Mungkin sekitar 30 menit lagi."

"Oke! Aku akan tunggu Kamu."

"Oh ya, Sayang?"

"Ya, kenapa? Nanti sore, Aku mau jenguk Oma, Kamu mau ikut?"

"A-ah, sepertinya Aku enggak bisa deh, Sayang. Nanti sore Aku sudah janji sama Mama mau nemenin ke Mall beli baju buat besok acara Arisan."

"Oh begitu. Ya sudah, nanti biar Aku sendiri saja yang akan menemui Oma."

"Maaf ya, Sayang! Salam buat Oma Kamu, dari Aku."

"Baiklah!"

"Sudah kuduga, Helena pasti menolak setiap kali Aku ajak menemui Oma. Selalu saja Ia mengutarakan beribu alasan. Ada apa sebenarnya?" ucap Devan dalam hati.

PANTI JOMPO BAHAGIA

"Ziya!"

"Ya, Suster Rahma? Ada yang bisa Saya bantu?"

"Tidak ada. Saya hanya ingin mengabari, jam 2 siang nanti Kita akan kedatangan Dokter baru, pengganti Dokter Herman. Nanti tolong Kamu bantu untuk pengenalan Panti Jompo ini, ya? Soalnya, Ibu Wati (Pemilik Panti Jompo Bahagia) sedang ke Semarang. Keponakan Bu Wati akan menikah besok. Bu Wati sudah berangkat pagi-pagi sekali. Tolong ya, Ziya?"

"Baik, Suster Rahma. Kira-kira 30 menit lagi, ya! Kalau begitu, Saya mau menemani Nenek Laras dulu."

"Baiklah!"

Ziya menghampiri Nenek Laras yang sedang duduk manis di taman belakang Panti. Tatapan Beliau tampak kosong. Entah apa yang sedang Nenek Laras pikirkan? Ziya berharap kalau Nenek Laras tidak terlalu banyak memikirkan Almarhum Suaminya, Kakek Dermawan.

"Nek!" Ziya menyapa Nenek Laras sambil memegang pundak Beliau dengan lembut.

"Oh, Ziya! Kamu kenapa baru datang, Nak?"

"Maaf, Nek! Ziya tidak bisa menepati janji Ziya untuk datang pagi-pagi. Ziya ada urusan mendadak. Maka dari itu, Ziya baru sempat datang ke Panti."

"Hah, Syukurlah. Nenek sampai khawatir sekali sama Kamu. Nenek hanya takut terjadi apa-apa sama Kamu. Soalnya, semalam Kamu pulang terlalu malam."

"Enggak ada apa-apa kok, Nek. Buktinya, Ziya baik-baik saja," jawab Ziya dengan senyuman dingin.

"Ya sudah, kalau begitu Kamu temani Nenek ngobrol."

"Oh ya, Nenek sudah makan?"

"Sudah!"

"Tapi, mohon maaf sebelumnya, Nek!"

"Ada apa, Nak?"

"Jam 2 siang nanti, Suster Rahma berkata kalau ada Dokter baru pengganti Dokter Herman."

"Oh, begitu! Terus, hubungannya dengan Kamu apa, Nak?"

"Suster Rahma meminta Ziya membantu mengenalkan Panti Jompo ini kepada Dokter baru tersebut."

"Oh, begitu. Ya sudah, tidak masalah. Kamu temani dulu saja Dokternya ya, Nak!"

"Iya, Nek! Oh ya, apakah Cucu Nenek kemarin jadi datang?"

"Tidak! Dia sudah janji akan datang malam hari. Tapi, entah kenapa Ia tidak kunjung datang. Padahal, Nenek kangen sekali padanya. Sudah 6 tahun Ia Kuliah di Luar Negeri. Kami hanya bertemu satu tahun sekali, itupun hanya sebentar. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-teman atau Tunangannya. Nenek pikir, Ia tiba di Indonesia baru kemarin. Ternyata, sudah 2 hari yang lalu. Tapi, belum sempat menjenguk Nenek."

"Nek, mungkin saja Cucu Nenek sedang berhalangan datang. Barangkali, hari ini Dia menyempatkan waktunya untuk menjenguk Nenek."

"Ya, Semoga saja."

Ziya dan Nenek Laras saling berbincang hangat. Nenek Laras sangat menyukai Ziya. Karena, Ziya begitu berbakti pada Beliau, meskipun Nenek Laras bukanlah Nenek Kandungnya Ziya.

"Ziya!"

"Iya, Nek."

"Sebenarnya, Nenek ingin sekali mengenalkan Kamu dengan Cucu Nenek. Apalagi, Nenek ingin sekali menjodohkan Kamu dengan Cucu Nenek."

"Nenek! Kenapa berkata seperti itu? Bukankah Cucu Nenek sudah memiliki Tunangan?"

"Betul. Tapi, entah kenapa Nenek kurang menyukai Tunangan dari Cucu Nenek. Nenek merasa kurang sreg dengannya. Tapi, Cucu Nenek sangat mencintainya, Anak dan Menantu Nenek pun sangat mendukung hubungan Mereka. Karena, Tunangan dari Cucu Nenek itu adalah Anak dari seorang Konglomerat. Maka dari itu, Anak dan Menantu Nenek merasa kalau Wanita itu sangat serasi dengan Cucu Nenek."

"Nek, mungkin Nenek belum banyak berbincang dengan Tunangan Cucu Nenek. Bisa jadi, setelah Nenek banyak berbincang dengannya, Nenek bisa menjadi akrab dan mengetahui karakter dari Tunangan Cucu Nenek. Ya, kan?"

"Sepertinya tidak."

"Kenapa?"

"Setiap Cucu Nenek datang ke Rumah Nenek, Wanita itu tidak pernah ikut serta. Saat itu, padahal masih ada Suami Nenek. Tapi, Wanita itu tidak ada niat untuk bisa lebih dekat dengan Nenek. Dulu saja sudah seperti itu saat Nenek masih tinggal dirumah Nenek. Apalagi sekarang, Nenek sudah di Panti Jompo. Dia pasti tidak akan berniat datang untuk menemui Nenek."

Ziya sudah kehabisan kata-kata. Ia berusaha untuk menghibur Nenek Laras dengan ucapannya, agar Nenek Laras tidak terhanyut dalam pikiran yang negatif terhadap Tunangan Cucunya.

Namun, setelah Nenek Laras mengatakan hal yang demikian, mungkin saja Nenek Laras sudah terlampau kecewa dengan Wanita itu, Tunangan dari Cucunya.

"Ya sudah kalau begitu, Nek! Nenek belum Istirahat, kan?" sebisa mungkin Ziya mengubah topik pembicaraan.

"Belum."

"Kalau begitu, Ziya antar Nenek ke Kamar, ya! Kondisi Nenek saat ini sedang kurang sehat. Lebih baik Nenek Istirahat dulu. Yuk!"

Nenek Laras menyetujui ajakan Ziya dengan anggukkan kepala. Sudah beberapa hari ini kondisi Nenek Laras sedang kurang sehat. Nenek Laras hanya ingin di jenguk oleh Keluarganya. Namun apa daya, belum ada satupun Keluarga Nenek Laras yang datang untuk menjenguknya. Padahal, Nenek Laras sudah meminta kepada pihak Panti untuk menghubungi Keluarganya. Hanya saja, jawaban yang didapat oleh Nenek Laras membuatnya kecewa. Keluarganya beralasan belum bisa datang menjenguk karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Pukul 14.10

Suster Rahma memanggil Ziya ke Ruangan Ibu Wati. Setelah Ziya membantu membaringkan Nenek Laras ke ranjang, Ziya segera datang ke Ruangan Ibu Wati.

Tok tok tok

"Ya, Suster Rahma?"

"Oh, Ziya! Dokternya sudah datang. Mari, Saya perkenalkan terlebih dulu."

Ziya mengalihkan pandangannya kearah Sofa. Ia melihat sosok Pria tampan sedang duduk sambil memandanginya. Ziya melempar senyuman pada Dokter tersebut, dan Dokter tersebut membalas senyuman Ziya.

"Dokter Aiden, ini Ziya. Ziya, ini Dokter Aiden," Suster Rahma saling memperkenalkan.

"Hai!" Ziya dan Aiden saling menjabat tangan.

"Oh ya, Dok. Ziya adalah Perawat di Panti ini. Jika Dokter Aiden memerlukan bantuan, Dokter bisa menghubungi Saya atau Ziya. Ziya ini sangat disenangi oleh Para Lansia disini. Karena, Dia yang paling sabar merawat Para Lansia."

"Oh begitu, ya? Baiklah, untuk kedepannya Saya akan lebih bekerja sama dengan Ziya. Mohon bantuannya ya, Ziya?"

"Baik, Dokter Aiden. Dengan senang hati Saya akan membantu."

"Ziya! Tolong Kamu pandu Dokter Aiden untuk pengenalan lingkungan di Panti ini, ya?"

"Baik, Suster Rahma. Mari, Dokter Aiden!"

"Ya."

Ziya mengajak Dokter Aiden berkeliling Panti. Ziya menjelaskan secara rinci kebiasaan dari setiap Para Lansia yang berada di Panti Jompo Bahagia. Mulai dari hobi, apa yang disukai dan tidak disukai, hingga penyakit yang diderita oleh Para Lansia yang berada di Panti Jompo.

Dokter Aiden memperhatikan Ziya dengan seksama. Ia sungguh kagum terhadap sosok Ziya yang begitu bersemangat saat menceritakan kebahagiaannya bisa ikut andil di Panti Jompo Bahagia.

"Bagaimana, Dokter? Ada yang masih ingin Dokter tanyakan pada Saya?"

"Saya rasa, cukup! Mungkin jika ada hal yang ingin Saya tanyakan kembali, Saya akan bertanya langsung pada Mbak Ziya. Mbak Ziya tidak keberatan, kan?"

"Tentu saja tidak, Dok. Saya merasa senang bisa membantu Dokter Aiden. Kalau boleh tahu, kira-kira kapan Dokter Aiden sudah mulai Praktek?"

"Besok. Saya hanya Praktek dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Selanjutnya, Saya ada Praktek di Rumah Sakit Keluarga. Jadi, mohon kerjasama ya, Mbak Ziya. Semoga Kita bisa menjadi Partner yang baik."

"Iya, Dok. Semoga."

"Mohon maaf, sepertinya Saya harus segera kembali ke Rumah Sakit. Kalau begitu, sampai jumpa besok ya, Mbak Ziya?"

"Baik, Dokter. Terima kasih atas waktunya. Hati-hati di jalan."

Dokter Aiden mengacungkan jempolnya sambil tersenyum menawan.

Pukul 18.00

Ziya baru saja selesai menjalankan Ibadah Sholat Maghrib. Lalu, Ia bergegas ke Dapur untuk membantu Perawat yang lain menyiapkan menu makan malam. Setelah selesai menyajikan makan malam, Ziya mendatangi Kamar Nenek Laras.

Tok tok tok

"Nenek Laras!"

"Masuk!"

Cklek! Ziya membuka pintu kamar Nenek Laras dengan perlahan.

"Nek, Kita makan malam, yuk!"

"Nanti saja. Nenek belum nafsu makan."

Ziya menghampiri Nenek Laras yang sedang duduk di pinggir ranjang.

"Bagaimana kondisi Nenek? Apakah masih kurang sehat?"

"Ya, sudah lebih baik."

"Kalau begitu, Nenek makan dulu, yuk!"

"Nanti saja, Nenek belum lapar."

"Nek, kalau Nenek terlambat makan, Asam Lambung Nenek bakal kambuh lagi."

"Tidak. Nenek hanya rindu Cucu Nenek. Sampai detik ini, Dia belum juga datang untuk menemui Nenek. Jangan-jangan, Dia sudah melupakan Nenek."

"Kata siapa Aku melupakan Oma yang cerewet tapi selalu bikin kangen?"

Spontan, Ziya dan Nenek Laras memalingkan pandangan ke ambang pintu Kamar. Disana telah berdiri sesosok Pria tampan sambil tersenyum manis.

"Devan, Cucu Oma!" Nenek Laras sangat antusias ketika memanggil nama Devan.

"Mas Devan?"

"Ziya?"

Ziya dan Devan saling berpandangan. Nenek Laras dibuat kebingungan oleh tingkah laku Mereka.

Terpopuler

Comments

Ipung Ningsih

Ipung Ningsih

Hmmmz... apakah Deva n Ziyah berjodoh thor 🤔

2022-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 GADIS BERMATA BIRU
2 ZIYA MEET DEVAN
3 NIKAHI SAYA!
4 SAYA SUDAH BERTUNANGAN
5 PERTEMUAN TAK TERDUGA
6 PERJANJIAN PERNIKAHAN
7 HARI PERNIKAHAN
8 PENASARAN
9 CEMBURU?
10 MALAM YANG SINGKAT
11 KELUARGA ANDROMEDA
12 DIEGO ADHITAMA
13 WISUDA KELULUSAN
14 MALAM MILIK KITA
15 PERTEMUAN
16 ARGUMEN
17 AKU TAK SUKA!
18 SIAPA DIA?
19 KENCAN
20 ULANG TAHUN
21 DINNER
22 TEKA-TEKI
23 BUKTI KEBENARAN
24 KENANGAN
25 SAINGAN BARU
26 KAMU MILIKKU
27 HELENA CHALONDRA
28 AKU TAK BISA BERSAMAMU
29 KELUARGA da Costa
30 AMANAH
31 AKU INGIN BERSAMAMU
32 AKU CINTA PADAMU
33 UNTUKMU SELAMANYA
34 FIRASAT
35 MUNDUR PERLAHAN
36 DIMANA NENEK LARAS?
37 ANCAMAN
38 TAK INGIN BERTEMU
39 TEROR
40 JUJUR
41 KELUARGA
42 CITA-CITA
43 KENYATAAN
44 AKU TAHU ITU KAMU
45 Dari Author
46 ASUMSI
47 TENANGLAH DIPELUKANKU
48 PENGAKUAN
49 ALIANSI
50 HANYA UNTUK SEMENTARA
51 LET'S BEGIN
52 SOSOK AYAH
53 PENGORBANAN SEORANG AYAH
54 HIDUPLAH DENGAN BAIK, ANAKKU!
55 COMPLICATED
56 PRIA BERDARAH DINGIN
57 TITIK TERANG
58 TIBALAH SAATNYA
59 PENGAKUAN DIEGO
60 PENGAKUAN NENEK LARAS
61 JEBAKAN
62 KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA
63 PENGAKUAN DERRY
64 TUMBANG
65 KEPUTUSAN
66 PROBLEM SOLVED
67 GOT PERMISSION
68 START FROM
69 JHONY VS SATYA
70 CASE CLOSED
71 HAPPILY EVER AFTER (Last)
72 Penutup (Dari Author)
Episodes

Updated 72 Episodes

1
GADIS BERMATA BIRU
2
ZIYA MEET DEVAN
3
NIKAHI SAYA!
4
SAYA SUDAH BERTUNANGAN
5
PERTEMUAN TAK TERDUGA
6
PERJANJIAN PERNIKAHAN
7
HARI PERNIKAHAN
8
PENASARAN
9
CEMBURU?
10
MALAM YANG SINGKAT
11
KELUARGA ANDROMEDA
12
DIEGO ADHITAMA
13
WISUDA KELULUSAN
14
MALAM MILIK KITA
15
PERTEMUAN
16
ARGUMEN
17
AKU TAK SUKA!
18
SIAPA DIA?
19
KENCAN
20
ULANG TAHUN
21
DINNER
22
TEKA-TEKI
23
BUKTI KEBENARAN
24
KENANGAN
25
SAINGAN BARU
26
KAMU MILIKKU
27
HELENA CHALONDRA
28
AKU TAK BISA BERSAMAMU
29
KELUARGA da Costa
30
AMANAH
31
AKU INGIN BERSAMAMU
32
AKU CINTA PADAMU
33
UNTUKMU SELAMANYA
34
FIRASAT
35
MUNDUR PERLAHAN
36
DIMANA NENEK LARAS?
37
ANCAMAN
38
TAK INGIN BERTEMU
39
TEROR
40
JUJUR
41
KELUARGA
42
CITA-CITA
43
KENYATAAN
44
AKU TAHU ITU KAMU
45
Dari Author
46
ASUMSI
47
TENANGLAH DIPELUKANKU
48
PENGAKUAN
49
ALIANSI
50
HANYA UNTUK SEMENTARA
51
LET'S BEGIN
52
SOSOK AYAH
53
PENGORBANAN SEORANG AYAH
54
HIDUPLAH DENGAN BAIK, ANAKKU!
55
COMPLICATED
56
PRIA BERDARAH DINGIN
57
TITIK TERANG
58
TIBALAH SAATNYA
59
PENGAKUAN DIEGO
60
PENGAKUAN NENEK LARAS
61
JEBAKAN
62
KEBENARAN YANG SESUNGGUHNYA
63
PENGAKUAN DERRY
64
TUMBANG
65
KEPUTUSAN
66
PROBLEM SOLVED
67
GOT PERMISSION
68
START FROM
69
JHONY VS SATYA
70
CASE CLOSED
71
HAPPILY EVER AFTER (Last)
72
Penutup (Dari Author)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!