Rindu Alexa
Harap baca dulu 'Rahasia Cinta Zoya'. Novel ini dibuat setelah 18 belas tahun kemudian dari kisah 'Rahasia Cinta Zoya'
Alexa berlari dengan sangat tergesa menghampiri mobilnya. Baru saja dia mendapatkan kabar dari temannya yaitu Helen, jika saat ini Hanum berada di club malam.
Apa yang akan dilakukan adik perempuannya yang baru saja menyandang predikat mahasiswa baru itu? Hanya itu yang ada di otak gadis berusia dua puluh empat tahun itu. Hanum si bontot yang memang sering membuat masalah. Apalagi saat ini papa dan mamanya sedang menunaikan ibadah haji. Hanum seperti meraup nafas kebebasan karena terlepas dari pantauan kedua orang tuanya.
"Ya Allah, Hanum... " lirih Ale dengan menginjak pedal gas mobil. Dia terus melajukan mobil Yaris putihnya itu menembus keramaian jalan menuju sebuah club malam yang cukup familiar di kota ini.
Wajahnya masih terlihat menegang saat membayangkan Hanum berada di tempat yang tidak seharusnya. Pikirannya banyak dihinggapi hal-hal buruk tentang adiknya di dalam ruangan, yang dia juga hanya bisa membayangkan, karena tidak pernah masuk ke dalamnya.
Sejenak, dia terdiam setelah menghentikan mobilnya berada tepat di depan klub malam. Alexa tahu ini tempatnya, tapi gadis itu sama sekali tidak pernah melihat langsung situasi di dalamnya. Hanya dari cerita teman-temannya, dia mempunyai gambaran tentang tempat yang dipenuhi hingar bingar musik dan lampu disko.
Alexa bergegas turun, dia tidak ingin adiknya terlalu lama berada di dalam tempat yang bisa dibilang surga dunia.Gadis itu menguatkan niatnya, jika sebagai seorang kakak, dia harus menjaga Hanum.
Baru saja Alexa masuk, semua mata langsung tertuju padanya. Kerudung yang dia kenakan membuat Alexa terlihat aneh saat memasuki ruangan yang cukup berisik dengan dentuman musik yang hampir memekakkan telinga. Sesekali, dia terbatuk karena kepulan asap rokok dan aroma alkohol yang cukup menyengat. Gadis cantik berwajah oriental itu mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, namun belum juga dia menemukan adiknya.
"Hae...nyari siapa? Mending kita berdansa di bawah." Ajak seorang pemuda hampir menarik lengan Ale, untung dengan cekatan gadis yang menunjukan raut wajah cemas itu segera menepisnya. Ale masih mencari keberadaan Hanum dengan pandangan menyisir seluruh sudut ruangan.
"Hae... nggak usah munafiklah! Jika masuk di sini, tujuan kita pasti sama, hanya ingin bersenang-senang, kan?" teriak pemuda itu dengan mengejar Ale yang berjalan meninggalkannya untuk melihat lantai dansa di bawah.
Terlihat gadis mungil yang dia cari sedang berjalan mengikuti temannya menuruni tangga menuju lantai dansa. Hanum terlihat melepas jilbabnya. Rambut panjang lurus yang mewarisi rambut indah Mama zoya itu tergerai begitu indah.
Wajah cemas tersirat jelas di raut wajah putih gadis berkerudung itu. Dia tidak peduli lagi dengan pemuda yang semakin penasaran dengan dirinya. Ale bermaksud mengejar Hanum sebelum adiknya menghilang di antara lautan manusia yang sedang asyik menari.
"Akhhhh..." tubuh Ale tertarik hingga terjatuh di dekat kursi seorang lelaki yang sebenarnya sudah memperhatikan gerik Ale. Pemuda setengah mabuk itu berhasil menarik tangan Ale hingga gadis itu terjatuh ke lantai.
"Awas, ada pecahan kaca!" ucap lelaki berwajah blesteran itu saat membantu Ale bangun. Serpihan gelas yang terjatuh karena senggolan lengan Ale itu tercecer di lantai.
Dua lelaki lain yang duduk di meja yang sama itu pun segera membereskan pemuda yang merusak suasana meja mereka.
"Maaf, aku harus mencari adikku!" Ale langsung bangkit dan segera berlari kecil menghampiri Hanum di lantai dansa. Sungguh, suasana club malam hampir saja memecahkan kepalanya yang sudah berdenyut pusing.
Darah.
Arjuna Shakti Arhasya, lelaki bermata coklat dengan rahang tegas dan hidung mancung itu melihat setitik darah di lantai. Dia yakin salah satu pecahan gelas itu berhasil menusuk kulit gadis berjilbab yang sedari tadi menarik perhatiannya. Sama seperti yang lain, dia merasa heran dengan keberadaan seorang gadis berjilbab di club malam.
"Eh lo, mau kemana?" tanya Arka dan Ringgo hampir bersamaan saat mereka kembali ke tempat mereka. Keduanya melihat Shakti yang sudah berdiri dan siap pergi meninggalkan tempat mereka semula berkumpul.
"Aku akan pulang." jawab Shakti dengan berdiri dan memainkan kunci mobilnya.
"Loh... ini masih sore, Shak." teriak Ringgo saat melihat Shakti berjalan meninggalkan mereka. Lelaki ganteng dengan perawakan tinggi atletis itu melenggang tanpa peduli teriakan kedua sahabatnya.
Alexa masih mengejar bayangan Hanum. Dan saat sudah berada di dekat adiknya, gadis itu langsung menyambar lengan tangan Hanum. Sontak saja, itu membuat Hanum terkejut dengan keberadaan kakaknya di tempat itu.
"Kak Ale." lirih Hanum tanpa bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Tidak menjawab Hanum, Ale langsung saja menarik lengan adiknya untuk menjauh pergi.
"Hanum... " panggil Dira dengan tangan menggapai percuma karena Ale terus menarik lengan Hanum. Dira teman baru Hanum yang mengajak Alexa ke club itu hanya menatap Hanum dan Kakaknya yang dalam sekejap menghilang dari pandangannya.
Alexa terus menarik Hanum keluar dan melepaskan tangan Hanum saat mereka berada di dekat mobil Alexa yang ada di parkiran.
"Kak Ale, jangan bilang Mama!" pinta Hanum dengan ketakutan saat melihat kemarahan di wajah kakaknya. Sebelumnya, Hanum mengatakan pada orang rumah jika dia akan menginap di kos temannya karena sebuah tugas.
"Kamu keterlaluan! Kamu tahu tempat apa itu?" Ale mengacungkan jari telunjuknya ke arah pintu utama club. Dia tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan adiknya.
"Tidak semua yang datang ke sana buruk, Kak!" bantah Hanum. Bagi Hanum tempat itu adalah tempat di mana orang dewasa sedang mencari sebuah hiburan.
"Lalu... kenapa saat kamu masuk di sana kamu membuka jilbabmu? Aku tidak peduli orang orang di dalam sana. Tapi, aku ... " sela Alexa dengan berbicara berapi-api atas kelakuan adiknya itu.
"Jika itu membawa kebaikan padamu, kamu tidak perlu melepas jilbabmu dan berbohong pada orang rumah." Ale mengambil tas Hanum dan memungut jilbab yang berada di dalamnya. Jari jari lentik itu menata jilbab adiknya kembali hingga membingkai kembali wajah cantik sang adik seperti biasanya.
"Kakak sayang kamu, Num!" Alexa memeluk adiknya. Dia memang sangat menyayangi Hanum lebih dari apapun. Dia merasa harus bertanggung jawab pada Hanum saat kedua orang tuanya tidak lagi ada di rumah.
"Kita pulang sekarang!" Alexa membuka pintu mobil untuk adiknya. Kemudian berjalan memutar dengan tergesa-gesa untuk duduk di belakang kemudi. Hanum sendiri dengan hati berkecamuk mengikuti perintah kakaknya. Entah apa yang terjadi jika papa dan mamanya tahu tentang kejadian malam ini. Dalam hati gadis itu hanya ingin menunjukkan jika dia sudah dewasa dan mampu menjaga dirinya sendiri.
Di dalam mobil jaguar yang masih terparkir tidak jauh dari mobil Alexa, seorang lelaki mengamati interaksi keduanya. Shakti yang akan menghidupkan mesin mobilnya menghentikan gerak tangannya.
Sejenak lelaki berhidung mancung itu menyandarkan tubuh kekarnya di jok mobil dan kemudian tersenyum sarkas, " gadis yang naif." gumam Shakti saat melihat mobil Yaris putih itu berlahan menghilang dari tempat itu.
Rasa penasaran mulai menggelitik hatinya, dia juga melihat noda darah di lengan baju berwarna peach yang dikenakan Alexa. Bagaimana jika dia mengikutinya saja? Sempat terlintas dalam pikirannya dengan niatan seperti itu. Tapi, logika dengan sigap menepisnya. Untuk apa mengikuti gadis yang tidak dia kenal sama sekali? Hingga akhirnya lelaki dengan gelar executive muda itu pun memutuskan pulang ke apartemen saja.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Sri Sri
baca ulang kangen sama kak ale🥰🥰🥰🥰🥰
2024-02-08
1
Aqua_Chan
coba dulu
2023-03-03
0
Siti Sri Wahyuni
Mampir lagi thor 👍
2023-01-14
0