Alexa menghentikan mobilnya hanya sampai di halaman rumah. Dia juga sempat melihat mobil dokter Agam yang terparkir di pinggir jalan sebelum dia memasuki gerbang rumah yang sudah terbuka.
"Kakak harap, ini pertama dan terakhir kamu pergi ke club malam." tegas Alexa sebelum mereka turun dari mobil. Dia benar-benar mencemaskan Hanum yang masih dalam masa pencarian jati diri.
"Iya, Kak." jawab Hanum lirih.
"Oh ya... jika Oma bertanya, jawab saja, Kak Ale mengajakmu ke Mall." pesan Ale saat Hanum akan membuka pintu mobil. Gadis dengan mata bulat dan bulu mata lentik itu hanya bisa mengangguk dan kemudian keluar dari mobil. Ale hanya tidak ingin omanya menjadi banyak pikiran karena memikirkan kejadian malam ini.
Alexa yang sudah melihat dokter Agam mencoba menyuguhkan senyum manis, gadis berbibir mungil itu pun berjalan menghampiri dokter seniornya yang sedari tadi sudah menunggu.
Dokter Agam pun demikian, dia yang ditemani Aleks dengan bermain gitar itu pun membalas senyum gadis yang berhasil merebut simpatiknya sejak pertemuan pertama mereka.
"Assalamu'alaikum, Dok." sapa Alexa saat berada di depan dokter berwajah ganteng dengan kulit putih itu.
"Waalaikum salam, ... " jawab Agam hampir bersamaan dengan Aleks.
"Aku masuk dulu!" pamit Aleks saat kakaknya sudah tiba. Aleks hanya menemani Agam sebagai tuan rumah sebelum kakaknya kembali. Cowok cool dengan sejuta obsesi dan cita cita itu berlalu meninggalkan dua orang dewasa yang memilih duduk di teras rumah.
"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu, Dok?" tanya Alexa dengan rasa heran sebelum mendudukkan beratnya di kursi sebelah dokter Agam. Alexa hanya merasa ada hal penting hingga membuat seniornya datang ke rumah.
"Oh tidak, aku cuma memastikan kamu baik-baik saja, Xa. Aku tadi sempat melihat kamu seperti tergesa-gesa saat keluar dari rumah sakit." jelas lelaki yang sudah mengkhawatirkan keadaan Alexa, apalagi Alexa tidak menjawab panggilan teleponnya setelah itu. Alexa hanya tersenyum, dia merasa dokter Agam terlalu perhatian padanya.
"Terima kasih, Dok. Saya baik-baik saja, tadi hanya takut telat menjemput Hanum." jawab Alexa masih menutupi kejadian sebenarnya.
Agam pun hanya tersenyum lega, tapi seketika senyumnya menyurut saat matanya melihat noda di lengan baju Alexa.
"Lexa, kenapa dengan lenganmu?" tanya Agam masih memperjelas hasil tangkapan penglihatannya. Semakin diperhatikan dia yakin jika itu noda darah.
"Kamu terluka, Xa?" tanya Agam dengan cemas. Dokter Agam pun berdiri mendekat ke arah Alexa untuk memeriksanya.
"Nggak apa apa, Dok!" Alexa mengelak, dia mencoba menjauhkan lengannya dari dokter Agam karena rasa sungkan.
"Saya bisa mengobatinya sendiri." lanjut Alexa. Dokter Agam tidak bisa memaksanya, karena mungkin Alexa bisa mengobatinya karena posisi luka di bawah siku lengannya.
"Baiklah, ini sudah cukup malam. Saya pamit dulu!" Setelah melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata, sudah pukul sembilan malam dan itu membuat dokter Agam memilih pamit. Alexa pun mengantarkan dokter Agam sampai di mobil yang terparkir di pinggir jalanan depan rumah.
"Terima kasih Dok, sudah mencemaskan saya." ucapan Alexa membuat dokter Agam menghentikan tangannya membuka pintu mobil. Lelaki bertubuh jangkung itu kembali menoleh untuk melihat senyum gadis yang membuat jantungnya selalu berdebar saat di dekatnya.
"Sama-sama. Jika perlu sesuatu hubungi aku saja, Xa."
"Iya, Dok." jawab Alexa membuat Agam langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Alexa yang kemudian masuk ke dalam rumah.
Alexa kembali mencari Hanum, dia bermaksut menghampiri adik kesayangannya itu ke kamar. Tapi saat sampai di lantai dua, Alexa melihat Aleks yang akan masuk ke dalam perpus.
"Aleks." panggil Alexa membuat adik cowoknya itu berhenti dan menoleh ke arahnya.
"Besok, kamu antarkan pesanan kue ke rumah Tante Kyara sebelum sore." titah Alexa. Reynaldy memang memesan Kue Ulang tahun untuk Kyara dari toko kue Oma Shanti yang sekarang dikelola Zoya. Rey sudah merencanakan kejutan untuk Kyara bersama Kirey.
"Emang nggak ada kurir yang biasanya?" Aleks bermaksud menolak, tapi dia masih sungkan pada kakaknya.
"Nggak enak jika diantar orang lain." desak Alexa
"Hanum sajalah! Aku sibuk." Aleks hanya malas saja bertemu dengan Kirey, putri semata wayang Rey dan Kyara. Gadis itu dianggap Aleks super cerewet dan sama- sama menyebalkannya dengan Hanum.
"Hanum tidak bisa membawa mobil. Kalau kamu tidak mau, biar Kakak mencari waktu untuk bisa mengantarkannya sendiri." Alexa tahu biarpun terkesan cuek tapi Aleks punya perasaan yang peka.
"Biar aku!" jawab Aleks singkat, membuat Alexa hanya tersenyum melihat adiknya yang langsung berbalik melangkah masuk ke perpustakaan. Dia sudah hafal Aleks. Alexa yakin jika Aleks tidak akan membiarkan dirinya kesulitan meskipun mereka berdua jarang sekali berbicara dalam waktu yang cukup lama.
###
Saat turun dari mobilnya, Shakti berjalan masuk ke dalam rumah dengan melipat lengan kemejanya hingga ke siku. Hari ini cukup melelahkan karena sepulang kerja, dia harus menunggui mamanya yang berada di rumah sakit. Dan yang bikin dia setengah kesal adalah Mama Gayatri sering masuk ke rumah sakit dengan penyakit tidak jelas. Tidak jelas karena menurut Dokter, Mama Gayatri hanya kelelahan. Sementara hampir semua bagian tubuhnya dikeluhkan merasa sakit.
"Hae sayang, aku merindukanmu." Suara itu membuat Shakti menoleh. Clarissa berjalan menghampiri lelaki ganteng yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Sejak kapan kamu kembali dari luar negeri?" tanya Shakti dengan membalas pelukan kekasihnya. Sebelumnya gadis cantik dengan hidung mancung itu mengatakan akan dua minggu liburan di Paris.
"Baru saja. Dari bandara, aku langsung ke sini memberimu surprise, Yang." jawab Clarisa. Mereka berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Clarisa memang sengaja mempercepat kepulangannya karena dia sudah merindukan kekasihnya itu. Dia juga tidak ingin Shakti merasa terabaikan dan ada perempuan lain masuk dalam hidup kekasihnya yang selalu menjadi incaran gadis-gadis berkelas.
"Kamu tidak merindukanku, Sayang?" tanya Clarisa dengan menjatuhkan pelukan di dada bidang lelaki yang sedang bersandar di sofa. Clarisa merasakan sikap Shakti yang sedikit cuek padanya.
"Aku lelah hari ini, Cla. Hari ini aku harus bolak balik kantor dan rumah sakit karena Mama." jawab Shakti kemudian membalas merangkul bahu Clarisa. Dia tidak ingin terjadi keributan dengan kekasihnya di antara rasa lelahnya.
"Aku harap, kamu bisa memberi sedikit perhatian sama Mama." ucap Shakti membuat Clarisa mengerucutkan bibirnya. Dia hanya merasa tidak sabar jika berurusan dengan calon mertuanya yang terlalu banyak maunya.
"Aku harap kamu bisa mengerti dan sedikit membantuku." lanjut Shakti lelaki itu memang sedang berada di puncak kejayaan karirnya. Beberapa perusahaan yang berasal dari keluarga dan usaha yang dirintisnya sendiri semua sedang berkembang pesat.
"Iya-ya. Tapi, setiap bulan aku juga butuh liburan, sayang." sungut Clarisa dengan mengurai pelukannya. Gadis itu lalu tersenyum saat menatap wajah ganteng di depannya. Shakti memang sangat tampan, rahang tegas dipenuhi bulu bulu halus membuatnya terlihat lebih seksi.
Gadis cantik dengan tubuh proposional layaknya model itu mendekatkan wajahnya ke arah lelaki di depannya. Clarisa selalu dibuat terpesona saat berada di dekat lelaki tampan dan seksi itu.
"Cla..." Shakti berusaha menahan Clarisa saat mencium rahangnya. Entah kenapa Shakti selalu merasa tidak nyaman saat Clarisa bersikap begitu agresif terhadapnya.
"Sayang...!" kesal Clarissa karena mendapat penolakan halus dari Shakti.
"Apa ada gadis lain?" Clarisa mencoba menebak apa yang sedang terjadi dengan kekasihnya akhir-akhir ini.
"Gadis lain apanya. Aku hanya lelah, aku sedang fokus dengan pekerjaan, dan itu untuk masa depan kita. Seharusnya kamu bisa mengerti." Shakti berusaha menjelaskan sesuatu.Tapi itu tidak membuat Clarissa yakin.
"Pikiran apa? memikirkan gadis lain?" desak Clarissa. Dalam hidup gadis itu tidak ingin ada yang bisa menyainginya. Clarisa memang terlahir dari keluarga yang cukup berada, cantik cerdas dengan karirnya yang bagus menjalankan usaha Event Organiser membuat Clarisa terlihat sebagai sosok sempurna di mata laki laki.
"Bukan, Cla. Kamu boleh menyelidikanya." jawab Shakti dengan jujur.
"Baiklah, setidaknya aku bisa memberikan ciuman manis." tanpa menunggu lagi, Clarissa ******* bibir tipis milik Shakti. Meskipun kekasihnya tidak menolak, tapi dia tahu jika Shakti tidak begitu menginginkan ciuman itu.
Hati kecil gadis itu terkadang merasa cemas. Sebentar lagi, mereka merencanakan untuk menikah. Tapi, dia merasa Shakti tidak menginginkannya. Hubungan mereka hanya sebatas berciuman dan saling berpelukan. Dia tidak bisa mengikat lelaki yang membuatnya tergila-gila itu untuk memiliki dirinya sepenuhnya.
Bersambung...
Hae gaes Terima kasih episode pertama bagi saya sudah mendapatkan respon yang bagus. Semoga kedepannya Kirana putri bisa menyuguhkan cerita yang lebih menarik ya.
Happy reading... lop u full dan semoga selalu diberi kesehatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
teti kurniawati
semangat thor!
mampir juga ya kakak di novel aku
"Cinta bwrakhir di lampu merah."
2022-10-05
0
Neneng Dewi Hasarah
ceritanya pasti bakal seru.... semangat thour...
2022-02-19
2
Lilik En.Er
💝
2022-02-17
1