_________
Alexa dan Vallery tiba didepan ruang kerja Ed, Alexa ragu untuk mengetuk pintu, namun lagi-lagi Vallery meyakinkannya. Vallery mendorong pelan pundak Alexa agar sang Kakak mau melakukannya.
Setelah Alexa mengetuk pintu satu kali dengan penuh kegugupan, Vall memilih untuk pergi dari sana.
Pintu ruang kerja dibuka dan Ed muncul dari baliknya.
Ed mengernyit melihat kedatangan Alexa yang menghampiri ke ruang kerjanya. ini tidak seperti biasanya, bahkan ini adalah pertama kalinya Alexa menemuinya dengan sengaja sejak mereka menikah.
"Ada apa?" tanya Ed datar.
Alexa meremass jemarinya, ragu dan gugup bercampur jadi satu. "Emm, apa kita bisa bicara?"
Ed menggendikkan dagunya, seolah bertanya apa yang terjadi namun Alexa hanya memasang senyum.
"Masuklah." Ajak Ed merujuk pada ruang kerjanya dan Alexa menuruti.
Alexa duduk dengan tenang di sofa yang ada diruangan itu. Kemudian Ed menyusul setelahnya.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Ed penasaran.
"Aku ingin bertanya tentang pernikahan kita."
"Pernikahan? Ada apa dengan pernikahan? Bukankah kita sudah setuju satu sama lain? Jangan bilang kalau sekarang kau meminta perpisahan?" Ed terkekeh diujung kalimatnya.
"No! Bukan itu.." sanggah Alexa dengan cepat. "Aku ingin minta maaf. Yah, i'm so sorry .. aku melewatkan malam pengantin kita. Seharusnya aku tidak pergi." Kata Alexa seraya menyatukan kedua tangannya didepan dada.
Dahi Ed mengernyit, ia ingat malam itu ia menghabiskan waktu bersama Alexa. Memang Ed mabuk, tapi dia tahu sesuatu telah terjadi. Ed bangun di pagi hari dalam keadaan tak berpakaian. Itu artinya dia sudah bercinta dengan Alexa.
Ed tidak pernah tidur te-lanj-ang, ia pasti akan memakai t-shirt dan celana pendek, kecuali memang dia habis berkencan lalu bercinta dengan seorang wanita.
"Ed, aku sudah memutuskan ingin memulainya bersamamu. Aku ingin membuka hatiku agar hubungan pernikahan kita berjalan lancar." Alexa mengurai senyuman hangat. "Aku punya impian hanya menikah satu kali seumur hidupku," sambungnya semringah.
Ed menelan salivanya dengan berat, pikirannya mendadak kacau-balau akibat permintaan maaf Alexa. Alexa mengatakan jika dia pergi. Lalu, saat itu Ed menghabiskan malam pengantinnya bersama siapa?
"Ed, kau mendengarku 'kan?" Tanya Alexa seraya menyentuh punggung tangan Edward.
"Y-yah.. Aku mendengarkanmu." Jawabnya gugup.
Alexa tertawa kecil. "Apa kau mau memikirkan perkataanku?" Tanyanya.
Ed terdiam. Kepalanya mendadak pening.
"Ed ..." Desak Alexa.
"Yah, aku setuju." Ed tersenyum kecut. "Kita akan mencobanya, membuka hati satu sama lain," lanjutnya. Ed berfikir jika perkataan Alexa ada benarnya, itu juga yang ia pikirkan sejak kemarin. Saling membuka hati.
"Ed, apakah aku boleh bertanya?"
Edward mengangguk.
"Kenapa dimalam pengantin kau malah pergi ke Club? Aku menelepon ke ponselmu dan yang menerima panggilanku adalah asistenmu." Alexa tersenyum hangat.
"Aku hanya mengalihkan pikiranku." Kilah Ed.
"Benarkah? Aku pikir kau meratapi nasibmu karena telah terjebak dalam pernikahan ini."
"No! Aku sudah memutuskan soal pernikahan, aku tidak akan menyesal dengan sesuatu yang sudah ku sepakati. Itupun jika kau merasa hal yang sama."
"Sure, aku tidak menyesalinya jika kita sama-sama mau menjalani ini dengan baik-baik saja."
"Aku usahakan begitu," jawab Ed tidak yakin.
"Kau sendiri, kenapa kau pergi dimalam pengantin kita?" Tanya Ed.
Alexa terkekeh kecil. "Ya, saat tahu kau pergi ke Club, ku pikir kau menyesali semuanya dan memutuskan tidak pulang."
Ed menghela nafasnya, jelas saja dia pulang malam itu. Kenapa Alexa tidak tahu? Berarti malam itu Ed memang bukan menghabiskan waktu bersama Alexa. Lalu, siapa yang bersamanya?
"Kau pasti tidak pulang ke rumah malam itu, karena kau tidak tahu bahwa aku pulang." Kata Ed.
"Kau pulang? Astaga ... I'm so Sorry Ed. Maukah kau memaafkanku?"
Edward mengangguk samar.
"Thank you, Ed. Kau baik sekali. Aku jadi merasa sangat bersalah karena aku pulang keesokan harinya saat menjelang siang."
"What? Kau pulang saat menjelang siang?" Tanya Ed spontan dengan nada syok.
"Iya, Ed. Bukankah kau mau memaafkanku?"
Lagi-lagi Ed hanya bisa menganggukkan kepalanya.
...🍒🍒🍒🍒🍒🍒...
Ed berjalan mondar-mandir di kamarnya, Alexa memutuskan kembali ke kamar Vallery. Wanita yang sudah menjadi istrinya itu sedang mengemasi barang-barang pribadinya untuk dipindahkan ke kamar yang sama dengan Ed.
Pikiran Ed tidak tenang, ia memikirkan siapa gadis yang bersamanya dimalam pengantin itu. Alexa mengaku tidak pulang, sudah jelas wanita itu bukan Alexa.
"Apa malam itu aku bermimpi?" Ed mencoba mengingat-ingat lagi momen malam pengantinnya.
Ed menyugar rambutnya, ia berfikir keras tapi kebuntuan tetap menjadi ujung dari jawaban yang ia cari. Ed berpikir, malam itu dia tidak mabuk bersama wanita di Club. Apa wanita itu salah satu pelayan dirumah ini?
"Tidak mungkin, pelayan dirumah ini dikepalai oleh seorang pria. Yang wanita juga tinggal di paviliun belakang." Gumam Ed dengan gusar.
"Aku ingat bahwa aku melakukannya." Ed menghela nafas berat.
Setelah berdebat dengan dirinya sendiri, tak lama Alexa datang dan memasuki kamar pribadi Ed dirumah itu. Sebenarnya kamar itu adalah kamar Alexa dulu tapi semenjak Alexa tahu rumah itu telah dijual oleh Patricia, Alexa pun mengemasi barangnya untuk dipindahkan ke kamar Vallery di lantai bawah. Agar jika suatu saat mereka diusir dari rumah itu, Alexa akan dengan mudah mengangkut serta barang-barang bawaannya.
Siapa yang menyangka, ternyata Alexa justru kembali menempati kamarnya yang dulu, berserta dengan Edward yang sudah menjadi suaminya.
"Ed, apa kau sibuk?"
"Tidak, kenapa?"
"Emm.." Alexa ragu untuk mengutarakan isi kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Ed lagi.
"Apakah--apakah kau mau mencobanya?" Alexa tersenyum samar.
Ed langsung memutar otaknya, ia langsung menangkap maksud dari ucapan Alexa.
"Maksudmu mencoba apa?" Katanya pura-pura bodoh.
"Mencoba ... Malam pertama kita yang tertunda." Jawab Alexa dengan nada terendah. Wajahnya merah padam karena merasa ucapannya sangat memalukan.
Ed tersenyum miring, daripada ia letih memikirkan siapa yang bersamanya di malam itu, lebih baik menerima tawaran Alexa.
Ed bergerak mendekati Alexa, ia mengambil tangan wanita yang sudah menjadi istrinya itu dan menuntun tangan itu untuk melingkari lehernya. Alexa tersenyum malu tapi ia menurut dan tidak menolak.
Setelah kedua tangan Alexa berada dilehernya, Ed merapatkan tubuh mereka satu sama lain lalu ia pun ikut melingkari pinggang sang istri dengan kedua tangannya.
"Kiss me ..." Bisik Ed tepat ditelinga Alexa.
Alexa berjinjit untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Edward, awalnya ia merasa gugup namun pesona suaminya seakan meruntuhkan rasa gugup itu sendiri.
Dengan perlahan-lahan, Alexa memangkas jarak antara wajahnya dan wajah Ed. Sedangkan Ed sendiri, ia menantikan bibir Alexa mendarat tepat dibibirnya.
Sesungguhnya Edward ingin menilai, sejauh mana kemampuan Alexa dan ia ingin membandingkan malam ini dengan malam itu. Apa bedanya dan dimana letak perbedaan itu.
Cup ...
Akhirnya Alexa mengecup sekilas bibir Edward. Tapi Edward terdiam seketika. Entah apa yang kini ia pikirkan.
Merasa tak ada respon dari Ed, Alexa melanjutkan kegiatannya itu. Menggoda Ed dengan sentuhan bibirnya. Mulai berani menye*sap dan mengulumm bibir atas kemudian beralih ke bibir bawah milik Lelaki itu.
Ed mulai terbawa suasana, ia membalas ciuman Alexa dengan tak kalah intens. Setelah beberapa detik berlalu, ciuman itu berubah menjadi panas dan bergelora.
Malam pengantin yang tertunda menurut Alexa, akhirnya terlaksana pada malam itu.
...To be Continue ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nuraini
dapat combo ya si Edward 😂
2022-08-24
0
meimei
my good....
Ed....dapat dua cewe sekaligus...bravo...🤗🤗🤗
2021-11-29
1
Miranda Umboh
yaaa.. no...
parah.. adek kakak diembat semua.. 😧😧
dgn vallery.. itu mutlak kesalahan edward trus bgmna klu vallery hamil..??
ahh.. semoga saja vallery ngak hamil.. 😥😥😔
2021-11-16
3