New Person

________

Vallery mengerutkan dahi saat semua orang yang berada di cafetaria kampus terdengar sedang membahas Mahasiswa baru yang satu kelas dengannya.

"Namanya Josh. Dia benar-benar tampan." Kata seseorang yang berada di meja sebelah Vallery.

"Pesonanya luar biasa. Apa dia masih single?" Ucap seorang yang lain.

"Mungkin saja."

"Tidak mungkin. Lelaki seperti itu pasti seorang pemain wanita."

Kemudian terdengar tawa nyaring dari gadis-gadis itu.

Vallery menghela nafasnya, wajar saja jika teman-teman perempuan yang seusianya membicarakan ketertarikan pada lawan jenis. Tapi hal itu tidak berlaku pada Vallery, dia tidak tertarik menjalin hubungan. Apalagi setelah keadaannya tak lagi sama seperti dulu.

Walau seseorang yang tidak perawan sangat biasa dikalangan mereka, bahkan menjadi trend tersendiri. Tapi itu tidak berlaku bagi Vallery, terlebih lagi ia kehilangan itu bukan karena keinginannya.

Vallery mencoba tidak mempermasalahkan hal itu lagi, walau sebenarnya ia amat terpukul dan merasa kehilangan kepercayaan dirinya.

Akhirnya, Vallery mengabaikan ucapan para gadis disekitarnya--yang hari ini sepertinya sedang mengelu-elukan lelaki bernama Josh itu.

Vallery memesan makanan karena ia sudah sangat lapar. Ia duduk sendiri di cafetaria, karena Sophia, satu-satunya teman yang akrab dengannya sedang bertemu dengan Justin--pacar Sophia yang kuliah di Universitas yang sama tapi di jurusan yang berbeda.

"Apa aku boleh duduk disini?" Suara seseorang berhasil membuat Vallery menatap. Ia menghentikan aktifitas makannya.

"Sure, duduk saja. Ini tempat umum." Jawab Vallery cuek.

Lelaki itu mengangguk sekilas, kemudian dia duduk dan membuka laptopnya. Vallery melanjutkan makan tanpa merasa terganggu, ia menganggap tidak ada siapapun duduk dihadapannya.

Entah ada angin apa, baru saja seluruh gadis yang ada di cafetaria ini membicarakannya, sekarang orang itu malah duduk santai dihadapan Vallery.

Vallery merasa penasaran seperti apa sosok yang disanjung-sanjung para gadis tadi, walau ia sempat melihat ketika di kelas, tapi Josh duduk dibelakangnya sehingga ia tak begitu memperhatikan.

Sekarang Josh berada didepannya, Vallery pun melirik-lirik sekilas ke arah Josh yang masih sibuk sendiri dengan laptopnya.

"Hmm, kau berada dikelas yang sama denganku, bukan?" Tiba-tiba Josh bertanya pada Vallery, matanya menangkap basah mata Vallery yang tengah memperhatikannya.

Vallery terbatuk-batuk karenanya, Vall begitu terkejut. Ia tidak pernah menyangka tindakan yang dilakukan oleh Josh, karena sedari tadi Josh terus fokus mengetik-ngetik di laptopnya.

Josh memberikan Vallery tisu dan Vallery menerimanya dengan berterima kasih.

"Kau belum menjawab, kita sekelas. Right?"

"Yes.."

Josh mengangguk-angguk. "Namamu?"

"Ya?"

"Namamu siapa?"

"Aku? aku Vallery."

"Aku Josh." Lelaki itu tersenyum pada Vallery dan Vallery membalas senyuman itu dengan datar.

...🍒🍒🍒🍒🍒🍒...

"Kak, sampai kapan kau akan tidur disini bersamaku?" Vallery bertanya pada Alexa yang tengah bersandar di Headboard tempat tidur.

"Kenapa?"

Vallery berdecak lidah. "Sudah berapa lama kau menikah?" tanyanya.

"Kau bisa menghitung hari, kan? Jangan bilang kau lupa jika pernikahanku baru empat hari." Jawab Alexa malas.

Vallery mendengus. "Maksudku, kau sadar tidak jika kau dan Kak Edward adalah pengantin baru. Pergilah ke kamar kalian."

"Kau keberatan aku tidur disini?" Sarkas Alexa.

"CK! Bukan begitu maksudku, Kak. Maksudku, apa kau tidak mau mendekatkan diri dengan suamimu?"

Alexa memutar bola matanya malas. "Untuk apa melakukan hal itu?" Tanyanya.

"Kak, bukankah sebelum kalian menikah, kakak sempat mengatakan jika dia tampan dan kaya? Kakak juga bilang jika tidak ada salahnya mencoba untuk bersamanya!"

"Lalu? Masalahnya dimana, Vall?" Tanya Alexa seraya mengambil gadget diatas nakas. Tidak ada intonasi marah dari ucapannya hanya nada malas-lah yang terdengar.

"Kenapa Kakak memilih pergi disaat malam pengantin kalian?" Akhirnya Vallery menanyakan hal yang selama beberapa hari ini ia pikirkan. Jika saja malam itu Alexa tidak pergi, otomatis Edward tidak akan melakukan hal itu pada Vallery.

"Aku pergi karena dia yang lebih dulu pergi meninggalkan aku dimalam pertama kami, Vall." Jawab Alexa dengan nada terendah. Entah kenapa Vallery menangkap ada kekecewaan dari ucapan Alexa itu.

"Harusnya kalian saling bicara, Kak. Tanyakan padanya kenapa dia pergi. Kau juga tiba dirumah saat hari sudah hampir siang." Vallery membuang pandangannya ke arah lain.

"Untuk apa aku pulang jika orang yang baru saja menjadi suamiku pun tidak pulang kerumah."

"Kau yakin dia tidak pulang?"

"Ya, aku menelepon nomornya dan dia berada di Club malam. Sudah jelas dia sedang meratapi nasibnya disana dan tidak akan pulang." Alexa menangis tiba-tiba.

"Kak, kau menangis? Maafkan aku, Kak."

"Untuk apa kau meminta maaf?" Alexa menatap Vallery, sementara Vallery bingung harus menjawab apa lagi. Akhirnya Vallery memeluk sang Kakak untuk menenangkannya.

Padahal awalnya Vall ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Ed malam itu pada Alexa. Tapi melihat sikap kakaknya yang menangis, membuatnya ragu. Apa Kakaknya telah memiliki perasaan lebih pada Ed sekarang?

"Kak, apa aku boleh menanyakan sesuatu lagi?" Vallery mengurai pelukannya dari tubuh Alexa.

"Hmm, tanyakan."

Vallery menatap Alexa yang mengusap airmatanya dengan tisu, ia menarik nafas dalam-dalam sebelum memutuskan bertanya.

"A-apa kau me-menyukai Kak Edward?" Tanya Vallery gugup.

"Jujur saja, aku menyukainya. Aku tidak tahu apa alasan dia mau menikahiku. Tapi kami sudah resmi menikah, bukan? Apa aku salah jika berharap lebih padanya?"

Deg!

Jawaban Alexa berhasil membungkam mulut Vallery, ia tidak kuasa jika harus jujur pada Alexa. ia takut menyakiti hati Alexa yang ternyata sudah menyukai Edward.

"Se-sejak kapan? Ka-kapan kau menyukainya, Kak?" Akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Vallery.

"Sejak pertemuan pertama kami. Aku langsung menyukainya. Waktu itu Patricia mempertemukan kami dan mulai mengajukan permintaan sebagai syarat untuk menebus Rumah ini."

Entah kenapa, Vallery merasa sakit hati mendengar hal ini. Entah sakit karena Kakaknya justru menyukai lelaki yang telah merenggut kehormatannya atau sakit hati karena ia mulai merasa ada yang aneh pada hatinya setiap melihat Edward?

Apa setelah malam kelam itu Vallery memiliki perasaan pada Edward? Vallery tahu saat itu Edward berada dalam pengaruh Alkohol. Ia mencium aroma Alkohol saat Ed menciumnya. Ed juga mengucapkan kalimat yang mengira jika dirinya adalah Alexa. Ed pasti mengira dia sedang melakukan malam pertama bersama Alexa. Itulah yang menyebabkan Ed merasa biasa saja saat bertemu dengannya, karena sesungguhnya Ed tidak sadar atas apa yang telah dia lakukan.

Lalu, bagaimana dengan Vallery sekarang?

Alexa menyukai Ed, Ed juga mengira telah melakukan malam pertama bersama Alexa. Padahal kenyataannya Vallery lah yang menjadi korban disini.

Vallery ingin jujur pada Alexa tapi ia menghargai rumah tangga sang Kakak. Dan saat mengetahui Alexa menyukai Ed, ia juga jadi merasa bersalah. Padahal apa dia bersalah? Dia tidak menggoda Ed malam itu. Dia juga sudah meronta-ronta minta dilepaskan oleh Ed tapi Ed tidak menggubrisnya.

Apa sekarang dia harus diam? Ya, sepertinya dia memang harus diam. Edward juga tak mengingatnya. Edward mabuk berat dan saat lelaki itu bangun dipagi hari, Vallery juga sudah tak berada disampingnya.

Vallery yakin Ed tidak akan mengingat apapun, jadi dia memutuskan untuk tutup mulut dan menganggap ini semua sudah selesai.

Rumah tangga Ed dan Alexa akan baik-baik saja. Mereka hanya perlu mendekatkan diri mulai dari sekarang. Yah, Vallery memilih bungkam jika memang itu yang terbaik. Dia tidak salah, Ed pun tidak salah. Alexa juga tak mengetahui apa-apa. Diam adalah yang terbaik.

Soal kondisi dan perasaannya sekarang adalah nomor terakhir. Karena walau bagaimanapun, Alexa sudah berkorban untuk mempertahankan Rumah peninggalan orangtua mereka. Vallery juga masih boleh tinggal disini bersamanya, jadi sekarang giliran Vallery yang berkorban untuk sang Kakak.

Paling tidak, dengan tetap diam semoga rumah tangga Kakaknya akan baik-baik saja. Vallery mendoakan yang terbaik untuk Kakaknya, ia mengabaikan rasa sakit hatinya.

"Kak, kembali lah ke kamar kalian." Vallery berdiri dan mengulurkan tangan, mulai sekarang ia akan membantu sang Kakak untuk mendekatkan diri pada suaminya.

"Vall.."

"Come on.." kata Vallery lagi.

Antara berat hati dan kemauan, akhirnya Alexa bangkit dan mengikuti sang Adik.

Benar kata Vallery, Rumah tangganya baru dimulai dan dia harus berusaha mendekatkan diri dengan Edward.

...To be Continue ......

Terpopuler

Comments

Sita Sit

Sita Sit

Valery dilema ya

2025-01-05

0

Novi Aulia

Novi Aulia

mantaaap thor

2022-10-01

2

meimei

meimei

lanjuuuuuut Thor...🥰🥰🥰

2021-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!