What's Wrong?

_______

Vallery menyampirkan tas dibahunya, kemudian dia beranjak untuk meninggalkan Rumah besar itu. Rumah dalam keadaan sepi, Alexa sepertinya sudah berangkat untuk pemotretan. Sedangkan Edward, entahlah.. mungkin dia juga tengah bekerja mengurus bisnisnya di bidang property.

Yah, Edward adalah seorang pengusaha property dan dia lah yang dulu membeli Rumah orangtua Vall dan Alexa. Mungkin dia memiliki aset yang sangat banyak dan mewah.

Entah kenapa dia memilih untuk tinggal disini. Ah ya, dia harus tinggal bersama Alexa. Mereka sudah menikah, bukan? Kenapa sekarang Vall malah merasa tak senang dengan kenyataan itu, ada apa dengannya?

Vallery berpikir, kenapa pula Ed mau menikah dengan Alexa padahal mereka baru mengenal? Tidak mungkin Ed setuju dengan pernikahan itu karena juga menginginkan rumah keluarga mereka, dia pasti memiliki banyak aset yang lain, yang melebihi rumah keluarga mereka. Kenapa dia mau menikah dengan Alexa hanya karena rumah ini?

Ed juga tampan, dia bisa dapat gadis atau wanita yang lebih dari Alexa. Walaupun Alexa juga cantik, tapi seharusnya Ed bisa memilih. kenapa dia menyetujui dengan gampang soal pernikahan? Entahlah, mungkin hanya lelaki itu yang mengetahui alasannya yang sebenarnya, sehingga ia mau terikat dalam pernikahan tanpa cinta dengan Alexa.

Saat kepala Vall dipenuhi dengan banyak pertanyaan tentang pernikahan Alexa dan Ed yang terkesan tak masuk akal, saat itu pula ia terkejut melihat keberadaan Ed yang menghadangnya di depan pintu masuk.

Vall merasa takut jika harus bertemu seperti ini dengan Ed, ia kembali mengingat malam kelamnya dimalam pertama yang harusnya dilakukan Ed bersama Alexa, Kakaknya.

"Kau Vallery, adik Alexa ..." tebak Ed. Ed ingin menyapa Vallery.

Vallery mengangguk samar.

"Kau mau kuliah?" tanya Ed lagi, ia melihat Vall yang berdiri menunduk didepan pintu. Vall merasa takut bertemu Ed, tapi Ed bersikap seolah tak pernah terjadi apapun diantara mereka berdua. Bahkan Ed terkesan baru melihatnya hari ini.

Vallery mengangguk lagi. "Yah," jawabnya singkat.

"Apa kau tahu kemana Alexa?"

"Mungkin ada pemotretan. Seharusnya kau yang lebih tahu."

"Aku?"

"Ya, kau suaminya, Kak." jawab Vallery cepat dan ia gegas meninggalkan rumah itu.

Edward terdiam, ia menatap kepergian Vallery sampai tak terlihat lagi. Lalu, ia seakan menyadari akan sesuatu saat itu juga. Vallery memanggilnya dengan sebutan 'Kak'. Kenapa itu terdengar tak asing?

Edward bergeming didepan pintu, ia tidak bergerak. Sekelebat ingatan tentang malam pengantinnya tiba-tiba hadir. Saat itu ia dalam keadaan mabuk berat. Ia bahkan pergi ke Club begitu acara resepsi selesai.

Ed mengangkat bahunya seraya memasuki kediamannya yang juga rumah Alexa dan Vallery.

Ed menghempaskan tubuhnya di sofa ruang kerja. Ia memijat pelipisnya. Sudah empat hari berlalu sejak pernikahannya dengan Alexa, namun ia sangat jarang bertemu dengan istrinya. Ia belum pernah berbicara lagi dengan Alexa sejak malam pengantin mereka. Apa malam itu dia terlalu kasar dan membuat Alexa merajuk?

Ada apa sebenarnya?

Ed ingin membujuk Alexa agar wanita itu juga mulai membuka hati untuknya, namun sayang Alexa seperti menutup akses untuk Ed mendekati dirinya. Alexa juga kerap tidur dikamar Vallery.

"Aku pikir setelah malam itu, kita akan sama-sama membuka hati, Lex." Gumam Ed seraya memandang langit-langit ruangan. Tapi mendadak ia terngiang-ngiang oleh suara Vallery, sehingga kini pikirannya malah memikirkan tentang gadis itu.

"Kenapa aku malah memikirkan gadis yang sudah jadi adik iparku?" Batin Ed merasa heran.

...🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒...

Vallery tiba dikampusnya, ia dikagetkan oleh kedatangan Sophia yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.

"Kau melamun, Vall?" Tanya Sophia.

Vall menggeleng lemah.

"Kau kenapa? Ada apa denganmu?"

"Nothing ..."

"Oh, ayolah! Aku mengenalmu. Aku tahu mood mu sedang tidak baik." Ucap Sophia.

Vallery mendekat ke sisi Sophia, ia berbisik ditelinga gadis itu. "Sophi, apa kau sudah pernah melakukan--itu bersama Justin?"

Sophia mengernyit, pertanyaan apa yang ditanyakan oleh Vallery ini?

"Itu? Itu apa, Vall?"

Vallery menyatukan kedua telunjuknya satu sama lain sebagai isyarat untuk Sophia.

"What?" Shopia tidak paham dan dia tidak puas dengan penjelasan Vallery yang absurd.

"Sudah lupakanlah, kita tunggu Mrs. Brenda datang." Kata Vallery merujuk pada seorang dosennya.

Sophia berdecak, kemudian dikepalanya terlintas sesuatu yang mungkin saja sesuai dengan maksud Vallery walaupun sebenarnya dia tidak yakin. Anggap saja ia sedang menggoda Vallery jika ternyata yang ia maksudkan adalah salah.

"Vall, apa maksudmu pernah make-love?" Ujar Sophia seraya mengulang kelakuan Vallery tadi, ia menyatukan juga kedua telunjuk satu sama lain persis seperti yang tadi Vallery lakukan.

Vallery menoleh ke samping untuk melihat wajah Sophia, siapa sangka ternyata gadis itu sudah menyeringai penuh maksud.

"Kau pernah?" Sergah Vallery dan Sophia menatapnya curiga.

"Kenapa? Kau mau melakukannya? Atau kau sudah melakukannya?" Goda Sophia.

"Jawab saja, Sophi!" Vallery menyorot tajam ke mata Sophia. "Pernah atau tidak?" Sambungnya.

Sophia mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bersama Justin?" Tanya Vallery lagi.

"Tentu saja, He is my boyfriend! Aku pasti melakukannya dengan kekasihku." Jawab Sophia.

Vallery terdiam seketika. Benar, setiap orang pasti akan melakukannya dengan pasangan masing-masing atau paling tidak, melakukan dengan seseorang yang sama-sama punya ketertarikan satu dan lainnya. Sama seperti Sophia dan Justin, serta seperti Alexa dan Jonathan dulu. Lalu bagaimana dengannya? Ia bahkan tidak mengenal Ed secara keseluruhan. Ia juga baru bertemu Ed saat pernikahan kakaknya berlangsung. Secara tidak langsung, ia baru bertemu Ed pertama kali dan kejadian itu pun terjadi tanpa ia duga.

"Kau sudah punya kekasih, hmm?" Sophia menaik-naikkan alisnya.

"Nothing..." Jawab Vallery dan Sophia memutar bola matanya malas.

"Okay. Sekarang kita belajar!" Kata Sophia.

"What? Maksudnya?" Vall menatap Sophia heran, ia pikir perkataan Sophia menjurus soal belajar "hal itu" karena mereka sedang membahasnya sekarang. Tapi Sophia menggendikkan dagunya ke arah depan kelas dan ternyata Mrs. Brenda sudah berdiri disana.

Seolah mendengar isi pikiran Vallery, Sophia kembali buka suara. "Kita belajar mata kuliah dulu, setelah itu barulah belajar hal tadi." Ucap Sophia lagi seraya terkikik pelan.

Suara Mrs. Brenda pun memenuhi ruangan yang mendadak hening sejak kedatangannya.

"Hallo Class, kita kedatangan teman baru." Ucapnya semringah.

Semua yang ada disana lantas menoleh ke depan, memfokuskan diri pada seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri disana.

Seorang lelaki dengan perawakan tinggi dan bermata kehijauan.

"Hai, aku Josh." Ucapnya memperkenalkan diri singkat. Lelaki dengan hoddie hitam itupun duduk disalah satu kursi kosong tepat dibelakang Vallery.

"Vall, yang seperti itu.. bisa kau jadikan teman untuk belajar." Bisik Sophia tepat ditelinga Vallery. Perkataannya merujuk pada lelaki yang baru saja memasuki kelas mereka. Dan Vallery paham yang dimaksud belajar oleh Sophia adalah belajar hal yang tadi sempat ia dan Sophia bahas.

Vallery menggelengkan kepalanya pelan. Sophia masih saja menggodanya-pikirnya.

...To be Continue ......

Terpopuler

Comments

Lia Lita

Lia Lita

apa ed tidak sadar melakukn dg adiknya alexa

2022-01-07

2

meimei

meimei

sukaaaaaaa deq oooii....
akak suka....😘😘😘😘

2021-11-29

1

mirin Mika

mirin Mika

alur dan bahasa penulisanya enak di baca

2021-11-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!