"Gita harus hamil anakmu!", senyum diwajah dua sejoli itu luntur seketika,
"Tidak ..., hanya aku yang boleh mengandung anak mas Danar!!", ucap Tari menolak
"Yang Tari ucapkan Ma. Aku akan memberikan mama cucu, tapi anakku dengan Tari. Bukankah itu sama saja", ucap Danar berusaha meyakinkan Anisa,
"Ma ..., apa yang membuat mama tidak menyukaiku?", tanya Tari, sebenarnya ini bukan pertama kalinya Tari menanyakan hal ini. Tapi hari ini, dia ingin menuntaskan semuanya. Terserah jika Anisa tidak merestuinya, yang terpenting Danar mencintainya.
"Apa kurangnya aku dibanding Gita?. Aku lebih cantik, lebih menarik dan lebih bisa membahagiakan mas Danar. Dan yang pasti mas Danar hanya mencintaiku!", lanjutnya
Anisa menatap Danar penuh arti,
"Kau terlalu ambisium!", Tari tersenyum kecut tidak percaya ucapan mertuanya
"Aku terlalu ambisius?. Aku merelakan mas Danar menikahi Gita, berbagi cinta suamiku untuk perempuan lain. Dimana letak ambisius yang mama maksud!", lirih Tari
"Ma, aku mohon jangan berdebat lagi. Bukankah aku sudah menuruti kemauan mama menikahi Gita. Kali ini, aku harap mama mau memenuhi keinginanku juga!", pinta Danar
Anisa tertawa sinis, lalu menatap menantunya
"Kau menguasai putraku, kau bahkan menghasutnya untuk meninggalkan menantuku dimalam pengantin mereka. Apa ini yang kau sebut berbagi cinta suami?. Inilah sikapmu yang tidak aku suka. Kau egois, kau mementingkan kebahagiaanmu tanpa memperdulikan perasaan Gita. Kau ingin aku merestuimu bukan?. Aku akan memberimu restu, tapi relakan suamimu memiliki anak dengan Gita. Lagipula Gita juga istri Danar dan dia menantu kesayanganku. Bukankah kau sendiri yang mau dipoligami. Kau tahu bukan, hidup berpoligami itu harus adil!!", jelas Anisa
"Aku tetap tidak setuju. Tidak ada yang boleh mengandung anak mas Danar selain aku!!", kekeh Tari
"Egois .... Istri Danar bukan hanya kau. Jangan bertindak seolah-oleh hanya kau istri putraku!!", geram Anisa
"Aku mohon, hentikan perdebatan kalian!", pinta Danar. Tapi dua wanita kesayangannya itu tak mau mendengarkan
"Tapi mas Danar tidak pernah mencintai Gita, dia hanya mencintaiku!!", ucap Tari keras kepala
"Danar hanya belum mencintai Gita!!", ujar Anisa
"Kami sudah menikah, dan aku tidak akan membiarkan mas Danar bersama perempuan lain, sekalipun dia istrinya!!", Danar menghela nafas. Mama dan Tari sama-sama keras kepala
"Wanita lain yang kau sebut adalah menantuku. Istri pertama suamimu. Kau pikir aku tidak tahu bagaimana Danar bisa menikahimu?, Kau bahkan melakukan segala cara untuk bersama putraku!", Anisa berkata dengan santai, wanita itu bahkan tak menghiraukan tatapan Tari yang mulai emosi
"Aku tidak melakukan apapun, kami saling mencintai. Mama yang egois karena memisahkan kami!", belanya
Anisa berjalan dan berdiri didepan menantunya, dia memandang Tari lalu tersenyum tipis
"Ma, hentikan. Aku mohon!", pinta Danar, namun Anisa tak menggubris
"Ini wanita pilihanmu?, dia bahkan tidak punya sopan santun. Entah apa yang kau lihat darinya. Mama semakin yakin untuk tidak menjadikannya menantu keluarga Adiaksa!", ucap Anisa tegas
"CUKUP!!!. Terserah anda merestui kami atau tidak. Mas Danar suamiku, jadi aku akan mempertahankan dia apapun yang terjadi!!", Tari masih keras kepala
"Tentu saja, putraku kaya. Kalau tidak, mana mau kau mengangkang gratis dibawahnya", wajah Tari mendadak pucat, Anisa sudah sangat melukai harga dirinya
"Ma, aku mohon jangan bicara keterlaluan pada Tari. Dia itu istriku!!",
"Mama tetap pada keputusan awal. Jika Gita sudah hamil anakmu, maka mama akan merestui kalian?", Anisa meninggalkan ruangan Danar
Kalian pikir aku bodoh, Jika Gita melahirkan keturunanku. Semua hartaku akan kuserahkan pada cucuku, bathin Anisa
"Sayang, tenangkan dirimu. Aku akan berbicara pada mama lain waktu", Danar berusaha menenangkan Tari yang emosi
"Ini bukan pertama kalinya mamamu berdebat denganku mas. Aku lelah, mamamu terus menyudutkanku. Apa lebihnya Gita dibanding aku?. Apa aku harus menyetujui syarat dari mama supaya dia memberi kita restu", ucap Tari lirih
"Tidak, aku tidak akan menuruti kemauan mama. Hanya kamu ... hanya kamu yang boleh mengandung anakku. Kita harus segera memiliki anak, aku yakin jika kamu hamil. Mama akan merestui kita. Aku mohon kamu lebih bersabar lagi!", ucap Danar meyakinkan istrinya
"Terima kasih karena kamu selalu memilihku mas. Aku tidak peduli apapun, yang terpenting adalah kamu selalu ada disampingku!", Tari memeluk suaminya
"Ini semua karena wanita itu. Pasti Gita yang mengadu pada mama, kau harus memberinya pelajaran?", pinta Tari
"Kau benar sayang, semua ini pasti karena ulah wanita itu. Jangan khawatir, aku akan memberinya pelajaran!!".
...🍂🍂🍂...
"Kau tahu ..., perusahaan ini adalah saingan perusahaan suamimu. Kau yakin suamimu tidak akan marah kau bekerja disini?!", Gita menatap Dirga, darimana pria itu tahu statusnya. Apa mungkin Ana yang memberitahunya.
"Jika aku sudah memilih perusahaan ini, artinya aku harus profesional bukan?. Urusan pekerjaan tidak ada sangkut pautnya dengan masalah pribadi!", jawab Gita. Toh Danar tidak akan peduli dia bekerja dimana
"Apa mungkin, suamimu mengirimmu sebagai mata-mata diperusahaanku!", tebak Dirga
Gita terperangah, dia terkejut dengan perkataan Dirga
"Dengarkan saya tuan Dirga yang terhormat, saya datang atas keinginan pribadi. Tidak ada sangkut pautnya dengan mata-mata seperti yang anda tuduhkan. Lagipula, DA Mall sudah berkembang pesat, tidak ada gunanya menyelundupkan saya diperusahaan yang baru akan berkembang!!", ucap Gita tegas, hal itu membuat Dirga tersenyum
"Kau benar, DA Mall sudah berkembang pesat. Dan kau adalah istri pemiliknya. Aku heran, kenapa kau harus susah-sudah kerja jika bisa duduk manis dengan nyaman. Kecuali ....!",
"Saya hanya ingin menjadi istri yang mandiri. Saya bukan tipe wanita malas yang hanya menghabiskan harta suami. Lagipula suami saya tidak keberatan jika saya bekerja. Jadi, apa wawancaranya bisa kita mulai", tanya Gita malas membuat Dirga kembali mengulum senyum.
"Baiklah ..., kau akan bekerja sebagai sekertarisku!", mata Gita membulat
"Jangan bercanda, aku melamar kerja sebagai karyawan marketing!", ucap Gita kesal
"Berarti kau tidak membaca email baru yang dikirimkan perusahaan. Aku sedang membutuhkan sekertaris, dan aku rasa ..., kau orang yang tepat!", Gita mendengus, artinya dia akan selalu bertemu dengan Dirga. Menyebalkan.
"Lihat meja itu ..., tugasmu sudah ada disana. Selamat bekerja!", Dirga menatap laptopnya dan fokus bekerja tanpa menghiraukan Gita yang semakin sebal padanya.
Akhirnya, mau tak mau ..., Gita bekerja diperusahaan Dirga sebagai sekertaris CEO. Sambil menghela nafas, dia mulai mengerjakan tugas tugasnya. Tanpa Gita tahu, diam-diam Dirga tersenyum kearahnya.
Kau tidak pantas menderita Git, aku akan membantumu lepas dari siksaan ini. Bathin Dirga
...🍂🍂🍂...
Hari sudah menjelang sore. Baik Dirga maupun Gita belum ada yang beranjak dari kursi masing-masing. Dirga melirik jam di tangannya, sudah pukul 5 sore. Artinya, audah tiba jam pulang kantor.
Dia berjalan pelan ke arah Gita, wanita itu bahkan tidak menyadarinya karena terlalu fokus pada dokumen yang dia kerjakan.
"Ayo pulang!", Gita mengusap dadanya, dia menatap bosnya terkejut karena tiba-tiba sudah berada di depannya.
"Pak, bisakah anda tidak mengagetkan saya seperti itu. Anda hampir saja membuat saya jantungan. Jika anda akan pulang, pulanglah lebih dulu, pekerjaan saya belum selesai!", jawabnya tanpa menghiraukan bos tampannya.
"Sudah jam pulang kerja. Lanjutkan besok saja!", ucapan Dirga terdengar biasa, namun ada penekanan disana. Gita menatap Dirga sejenak, kemudian membereskan pekerjaannya.
"Baiklah ....!", ujar Gita mengambil tas lalu pergi meninggalkan ruangannya
...🍂🍂🍂...
Mobil Gita baru saja tiba dipekarangan rumah. Dia melihat mobil suaminya sudah terparkir rapi, itu artinya, Danar sudah pulang. Dengan langkah pelan, perempuan cantik itu memasuki rumah.
"Dasar tidak tahu diri!", Gita meringis kala Danar memegang lengannya dengan keras, dia menatap mata hitam yang penuh kebencian itu.
"Berani sekali kau mengadu pada mama!, Dasar penjilat, selamat ..., kau sudah berhasil membuat Tari dibenci mama!!!", pria itu semakin rememas keras lengannya
"A-a-pa ..., maksudmu?", tanya Gita tak tahu,
"Jangan berlagak bodoh. Semua pasti karena kau mengadu padanya. Dasar licik ..., kau bahkan menghasut mama agar kau bisa hamil anakku!!. Jangan mimpi!!", Gita menatap Danar tak percaya,
"A-ku ..., tidak mengatakan apapun pada mama!", bela Gita. Tangannya terasa semakin nyeri karena Danar semakin menekan remasannya.
"Apa salah Tari padamu?. Aku sudah menikahimu. Kenapa kau masih mengusik kebahagiaan kami. Kau bahkan berharap bisa hamil anakku. Itu tidak akan pernah terjadi ..., hanya Tari yang boleh mengandung anakku!", ucapan Danar semakin memperjelas jika pria itu tidak pernah menginginkannya, Gita menunduk menahan air matanya.
"Aku juga istrimu. Aku juga tahu kau tidak pernah mencintaiku. Tapi tidakkah sekali saja kau mau menganggap aku sebagai istrimu!", lirih Gita, pria itu tersenyum sinis. Dia menangkup dan menekan pipi istri pertamanya.
"Istriku hanya Tari, dan selamanya hanya Tari. Aku tidak pernah mencintaimu, aku hanya mencintai Tari. Sekarang ..., akan aku tunjukkan siapa wanita yang aku inginkan!", Danar menyeret Gita menaiki tangga. Wanita itu berontak, sayangnya Danar menyeretnya dengan kuat. Mereka masuk kedalam kamar Danar lalu pria itu mengunci pintu dan membuangnya asal
"Mas, apa yang--!", ucapan Tari terpotong karena Danar langsung menciumnya. Istri keduanya itu baru keluar dari kamar mandi, bahkan masih mengenakan jubah mandinya.
"Kau ..., wangi sayang. Aku selalu candu dengan wangi tubuhmu!", ucapnya melirik Gita
Gita memalingkan wajah, sebagai istri ..., tentu dia sakit melihat suaminya bercumbu dengan wanita lain, walau kenyataannya ..., wanita itu adalah madunya. Wanita yang sangat Danar cintai.
"Akan aku tunjukkan, betapa aku mencintai istriku ..., Mentari!", Danar menatap Gita sinis, lalu kembali mencumbu Tari. Pria itu mencium bibir istri mudanya, puas di bibir, dia beralih ke leher bahkan tangannya sudah berada di dada sang istri. Danar yang berhasrat segera membuka pakaian mereka. Keduanya bercinta di depan Gita. Suara de**han dan racauan yang biasa Gita dengar kini terasa semakin jelas, bahkan matanya melihat percintaan mereka secara langsung. Jangan ditanya bagaimana perasaannya saat ini. Wanita cantik itu meremas dadanya, hatinya terasa di tusuk ribuan jarum yang meremukkan seluruh jiwa raganya. Kakinya terasa lemas, bahkan air mata tak henti mengiringi desah kenikmatan suami dan madunya. Gita luruh, dia menumpu wajahnya pada lutut dan menangis dalam diam. Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa hancur perasaannya.
"Tari ..., aku hanya mencintaimu!",
"Aku juga mencintaimu ..., suamiku!", gerakan Danar semakin cepat dan menandakan mereka sudah mencapai puncak. Danar melirik Gita lalu mengecup kening Tari dengan lembut. Istri keduanya itu terkulai lemas sambil menutup mata. Danar turun dari ranjang, memakai jubah mandi lalu menghampiri istri pertamanya.
"Kau lihat ..., aku hanya menginginkan Tari. Jadi jangan bermimpi untuk bisa mengandung anakku. Sekarang pergilah, dan ingat jika aku, tidak pernah menginginkanmu!", Danar berlalu ke kamar mandi setelah mengatakan hal itu. Gita penatap perih suaminya, dia merangkak keluar dari kamar itu.
Kenapa hidupku begitu menyedihkan ya Allah. Orang tuaku meninggalkanku, suamiku membenciku. Tidakkah ada sedikit kebahagiaan untukku, aku juga ingin dicintai walau sekali saja!
Gita masuk kedalam kamarnya. Dia berjalan kekamar mandi dan berdiri dibawah shower. Wanita muda itu mengguyur tubuhnya di bawah aliran air. Masih terlihat jelas bayangan mereka bercinta. Suara mereka, gerakan mereka, semuanya berputar seperti kaset di kepalanya.
Haruskah aku menyerah sekarang?. Mempertahankan semuanyapun tidak ada gunanya. Selamanya, Danar hanya mencintai Tari. Sekarang atau kapanpun, aku akan tetap berakhir menyedihkan.
Tersenyum perih di sela tangisannya. Gita meluapkan semua rasa sakit, marah dan juga kecewanya. Dia begitu mencintai Danar, rasa cinta itu membuat dirinya buta hingga melupakan kenyataan. Cinta telah meluluh-lantakkan hatinya. Membuatnya hancur bahkan meninggalkan bekas luka seumur hidupnya.
...🍂🍂🍂...
"Jadi ..., mereka menikah diam diam?", pria tampan itu bertanya kepada asistennya, Gani.
"Benar bos, hanya mama tiri anda yang menghadiri pernikahan mereka!", jawabnya
"Tuan Adikara tidak mengetahui hal ini?", tanyanya lagi
"Tidak, beliau sedang berada di luar kota karena urusan bisnis. Sepertinya ..., mereka sengaja menyembunyikannya dari tuan Adikara!", jelas Gani
"Baiklah ..., kau boleh pergi!", pria berbadan tegap itu pergi meninggalkan ruangan
"Kita akan segera berjumpa. Tunggu kejutan dariku!", ucapnya tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Henni Sumartini
gita kaya orang tolol aja nontonin adegan kek gitu
2023-10-03
0
Windy Dewanti
menjijikan sekali danar dan tari. ih amit2. pergi cari kebahagiaanmu gita
2023-04-08
0
💐Tuti Komalasari💐
kasihan Gita 😥
2022-09-14
1