BAB 02.
*** Istriku Bocah SMA ***
Risa berjalan santai melewati koridor sekolah barunya tanpa peduli dengan nyinyiran beberapa siswi dan siswa yang berpapasan dengannya menuju ruang kepala sekolah. Karena ini bukan pertama kalinya Risa menjadi siswi baru, sudah entah keberapa kali ia harus terpaksa pindah sekolah karena --nanti kalian juga akan tau---. Namun kali ini ia pindah sekolah karena sengaja supaya dekat dengan tempat tinggalnya yang baru, Apartemen Satya.
"Jadi kamu yang namanya Risa Diandra?" tanya kepala sekolah saat Risa sudah duduk manis di kursi yang berhadapan dengan kepala sekolah itu.
Risa tersenyum manis dan mengangguk mantap. Walau dalam hati dia sudah mencibir seperti 'udah tau pake nanya!.
"Ini jadwal pelajaran kamu dan kunci loker kamu. Seragam kamu udah beli semua kan?" Tanya Pak kepala sekolah menaruh lembaran kertas dan sebuah kunci di meja.
Lagi. Risa kembali memasang senyuman manisnya sembari mengangguk. Lalu berkata, "sudah Pak..."
"Bu Ita akan mengantar kamu ke kelas kamu... Bu Ita tolong antar siswi baru ini ke kelas 12 IPA 2." ucap pak kepala sekolah.
"Baik Pak."
Kemudian Risa pun mengikuti Bu Ita menuju kelasnya.
"Permisi, maaf menggangu sebentar.... Ada murid baru di kelas ini Bu Vivi." ucap Bu Ita setelah mengetuk pintu kelas dan di persilahkan masuk oleh Bu Vivi.
"Oh tidak apa-apa." ucap Bu Vivi.
"Kalau begitu Saya kembali ya Bu Vivi." pamit Bu Ita.
"Silahkan perkenalkan diri kamu." ucap Bu Vivi pada Risa.
Risa yang berdiri di depan kelas menatap siswa siswi yang akan menjadi teman barunya itu lalu berkata.
"Namaku Risa Diandra, pindahan dari SMA Garuda." ucap Risa.
"Ada yang mau bertanya?" tanya Bu Vivi membuat kelas jadi ribut bagian cowoknya.
"Risa kamu cantik banget sih."
"Nama kamu mirip pemeran film Danur, semoga kamu nggak indigo kayak Risa itu ya, kan horor."
"Itu rambut kamu kenapa warnanya ada pink pinknya, lucu banget sih"
"Risa udah punya pacar belum."
"Risa dalemannya pink ya, itu kelihatan."
Dan masih banyak lagi seruan ambigu lainnya dari para cowok dan Risa hanya membalasnya dengan senyuman manis membuat para cowok kembali berseru heboh. Berbeda dengan para cewek yang mencibir dirinya ini itu, tapi Risa tidak peduli.
"Sudah sudah, Risa silahkan duduk di samping Rama." ucap Bu vivi.
"Terima kasih Bu..." balas Risa lalu berjalan santai menuju bangku yang tadi Bu Vivi tunjuk. Bangku paling belakang dan di bagian paling pojok.
"Hai Aku Rizky Ramadani."
Risa mengerutkan dahinya bingung saat cowok sebelahnya mengenalkan namanya dengan nama 'Rizky Ramadani'.
"Biasa di panggil Rama sama anak anak, emang aneh bukan nama depan malah nama tengah." jelas Rama saat menyadari kebingungan Risa.
"Aku Risa Diandra."
"Salam kenal Risa Diandra." ucap Rama dengan senyuman lebarnya.
"Salam kenal balik." balas Risa.
Risa tersenyum, sepertinya Rama akan menjadi temannya setelah ini.
*** Istriku Bocah SMA ***
"Kamu kenapa deh Sat, dari tadi tidak konsen begitu?" tanya Alya. Sekretaris Satya yang juga sahabat Satya.
Satya memijat pelipisnya yang terasa pusing memikirkan kelakuan bocah yang hampir sebulan ini menjadi istrinya. Entah apa yang di pikirkan gadis itu setelah Satya membuat surat perjanjian pernikahan agar tidak ada yang tahu jika mereka itu adalah pasangan suami istri kecuali memang mereka yang sudah tahu. Dan dengan itu Satya membebaskan gadis itu dalam artian boleh melakukan dan bertindak apa pun yang penting tidak merugikan kedua nya dan juga beberapa kesepakatan lainnya.
Hingga keesokan harinya gadis itu kembali sekolah dengan rambutnya yang sudah berwarna pink. Tidak semua, hanya di ke dua sisi kanan dan kiri sebanyak dua jari saja. Apa yang akan ia jawab saat orang tua mereka tanya nanti. 😕
Belum lagi pakain Risa yang super tidak layak pakai, bagaimana Satya bisa mengatakan jika pakaian Risa tadi layak. Baju putih kekecilan di tambah rok ketat pendek di atas lutut yang sukses mebuat Satya menyemburkan kopinya tadi pagi saat melihatnya. Walaupun baju Risa di lapisi dengan rompi merah putih, tapi Satya masih bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh Risa.
"Pak Satya!! Hello Anda baik baik saja kan Pak!" seru Alya kesal karena diabaikan oleh Satya a.k.a atasnya, padahal dia sudah bicara panjang kali lebar sejak tadi tapi Satya malah asik sama duanianya sendiri. Melamun!
Satya pun tersadar dan menatap Alya. "Apaan sih Al, pake teriak teriak segala. Aku tidak tuli ya." dengkus Satya kesal.
Alya mendengkus. "Pertama, jangan panggil Aku Al, karena Aku bukan 'Anak Langit'. Kebdua, Kamu sejak tadi ngelamun terus padahal mulutku nyampe berbusa jelasin semuanya."
Satya tergelak. "Mana? Tidak ada busanya juga?"
"Ahh bodo amat! Kesel aku punya bos kayak kamu... Lama lama aku berhenti juga jadi sekretaris kamu!" seru Alya.
"Yah jangan gitu dong Al, aku kan cuma bercanda. Jangan terlalu serius nanti cepet tua loh." ucap Satya santai.
Alya memutar bola matanya malas, ya kali bercanda tapi mukanya datar gitu!
"Sebenarnya ada apa sih?" tanya Alya.
"Apanya?" tanya Satya balik sambil kembali berkutat pada layar komputernya.
"Kamu lagi ada masalahkan, sejak beberapa hari ini kamu sepertinya kurang konsen kalau meeting. Suka ngelamun." ucap Alya.
Satya mendongak menatap Alya. "Alya, apa kamu punya adek perempuan yang masih SMA?" tanya Satya tanpa menjawab pertanyaan Alya.
"Ya elah orang nanya malah di balas sama pertanyaan..."
Namun Alya tetap membalas pertanyaan Satya itu.
"Aku punya adek yang masih SMA tapi cowok bukan cewek. Kenapa emang?" lanjut Alya bertanya.
"Tidak ada sih cuma tanya saja." balas Satya santai membuat Alya mendelik kesal lalu dengan marah dia meletakkan-ralat- membanting berkas berkas yang harus Satya periksa dan tanda tangani di meja Satya.
"Tahu ah! Tuh berkas yang harus kamu periksa sama tanda tangani... Dan jangan lupa nanti ada janji makan siang sama Bu Melda." ucap Alya lalu keluar dari ruangan Satya, tidak lupa pintu yang di tutup dari luar dengan tidak santai.
"Tahu itu bukannya makanan berwarna putih dan lembut itu ya." Ucap Satya pelan sebelum Alya benar benar keluar ruangannya.
"Marah dia." ucap Satya bingung.
"Memang aku salah apa coba?" tanya Satya entah pada siapa.
*** Istriku Bocah SMA ***
Satya mendengkus melihat penampilan rekan kerjanya, Bu Melda. Sudah tua tapi penampilannya kayak bocah, jika saja kerja sama dengan Bu Melda bisa di batalkan. Mungkin Satya tidak akan bertemu dengan Bu Melda yang selalu tersenyum lebar, selebar dia membuka kakinya. 😴
"Maaf harus membuat Anda menunggu lama Bu Melda." ucap Satya setelah duduk di kursi tempat mereka janjian.
"Tidak apa apa Satya... Dan jangan panggil Aku Ibu, aku bukan Ibumu... Panggil saja Aku Melda, usia kita tidak jauh beda kan." ucap Bu Melda yang umurnya sudah tiga puluh lima itu dengan senyum menggoda.
Satya pun balas tersenyum walaupun dalam hati dia mengumpat kasar. Beda sepuluh tahun! tidak jauh bagimana coba?!
Alya yang ikut karena paksaan Satya pun menutup mulutnya menahan tawa yang akan meledak melihat itu semua. Lalu Alya pun berheham... "Hmm sebaiknya Saya cari tempat duduk lain saja."
"Al---
"Iya tidak apa-apa."
"Saya duduk di pojokan sana jika Anda sudah selesai bisa panggil Saya."
Alya langsung memutar balik badannya menuju tempat yang dia tunjuk.
Alya duduk di kursi dekat kaca pembatas masih dengan senyum tertahannya. Lalu memesan makanan.
"Hah."
Setelah makanan datang dan memakan habis apa yang Alya pesan dengan sesekali melihat Satya yang nampak gelisah bersama Bu Melda.
"Dasar bocah, tidak tahu tempat kalau mau mesum." dengus Alya saat melihat keluar lestoran dan tidak sengaja melihat dua orang manusia berseragam SMA sedang berciuman.
"Eh itu kok kaya Rama ya."
"Rama siapa?" tanya Satya yang sudah berdiri di depan Alya ikut melihat ke mana arah pandangan Alya di luar restoran.
"Risa." ucap Satya saat melihat seorang gadis dengan seragam yang Risa kenakan tadi pagi.
Tidak mempedulikan Alya, Satya langsung keluar dari restoran tersebut.
"Ke mana bocah itu." ucap Satya clingak clinguk mencari Risa.
Satya tidak mungkin salah liat, walau hanya dari belakang tapi Satya yakin jika itu Risa karena ada warna pink di rambutnya.
"Nyari apa sih?" Tanya Alya yang ikutan clingukan. Tengok kanan tengok kiri, padahal tidak tau apa yang di cari😢.
"Nyari Bu Melda ya?"
Satya mendelik kearah Alya, enak saja dia di bilang nyari Bu Melda. Yang ada malah Satya selalu berusaha menghindar kalau ada Bu Melda.
*** Istriku Bocah SMA ***
jangan lupa favoritekan, like atau komentar... bagi poin juga kalau boleh :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Christina Hartini
lanjut
2024-12-24
0
𝐆𝐞𝐦𝐨𝐲😚
😍😍😍😍😍
2023-12-28
0
dite
lhah si satya baru 25tahun? 😨😨😨
bahasanya kek umur 35an
25 sih masih abg 😷
2022-07-26
0