“Assalamu’alaikum Bunda.” ucap Senja pada bunda di seberang telepon.
“Wa’alaikumsalam, Mbak lagi apa?” tanya Bunda.
“Lagi siap-siap mau ke rumah ustadzah Bunda.” jawab Senja. “Bunda sendiri lagi apa?” lanjutnya bertanya pada bunda.
“Lagi telponan sama anak Bunda.” Jawab bunda.
“Ih.. Bunda nih, iya lah Senja tau Bunda lagi telponan sama Senja, maksud Senja kegiatan lain selain telponan sama Senja apa Bunda?” tanyanya lagi.
Terdengar suara kekehan pelan di seberang telpon. “Bunda lagi bersihkan kelapa.” Jawabnya.
“Mbak mau apa ketemu sama ustadzah?” tanya bunda.
“Mau silaturahim aja Bunda, sudah lama Senja tidak silaturahim sama ustadzah.” jawab Senja.
“Hati-hati di jalan, kabari Bunda jika terjadi sesuatu.” ucap Bunda.
“Siap Bunda.”
“Yasudah Bunda tutup yah, Mbak siap-siap lah.” ucap Bunda.
“Eum, dah Bunda, assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”
Senja mematikan handphone miliknya, kemudia memasukkannya ke dalam tas selempang miliknya. Ia keluar dari kamar kosannya, dan segera pergi menuju tempat janjiannya dengan ustadzah.
***
“Sudah 1 tahun berlalu Rey, kamu tidak mau mencari yang lain?” tanya seorang pria pada sahabat dekatnya yang bernama Reyhan.
“Aku masih menunggunya Rik, setidaknya sampai aku tahu siapa dia, dan apa alasannya telah memutuskan ta’aruf sepihak denganku.” ucap Reyhan.
“Masih banyak wanita-wanita lain di luar sana yang bersedia menikah denganmu, sedangkan gadis itu telah menolak ta’aruf darimu Rey, bahkan sebelum kalian saling bertatap muka secara langsung.” ucap temannya Reyhan yang bernama Riko itu.
“Dia berbeda Rik, walaupun aku hanya sempat mendengar suaranya, tapi hal itu sudah bisa membuatku tertarik, ada magnet yang membuatku menginginkannya.” ucap Reyhan.
“Bagaimana jika alasannya adalah karena dia sudah menikah dan dia bahagia dengan pernikahannya?’ tanya Riko.
“Aku akan melepaskannya, setidaknya aku tahu bahwa ia bahagia dengan pernikahannya.” jawab Reyhan yang membuat Riko menghela napasnya dengan pelan.
“Sudah tanyakan pada ustadz Kamil?”
“Sudah, bahkan aku sudah meminta CV lain gadis itu, tapi ustadz Kamil tidak pernah memberikannya.” jawab Reyhan, matanya menerawang ke depan.
“CV lain?”
“Iya, karena isi alamat di dalam CV yang pertama sudah berbeda, aku pernah mendatangi rumahnya, tapi menurut penuturan tetangganya mereka sudah pindah, dan tidak ada yang tahu dimana mereka sekarang.” jelas Reyhan.
“Terus apa hubungannya dengan ustadz Kamil?” Riko kembali mengerutkan keningnya.
“Karena aku yakin istri ustadz Kamil mengetahuinya, dan tidak mungkin ustadz Kamil tidak mengetahuinya.” jawab Reyhan.
“Rumit sekali, mungkin akan menjadi lebih mudah jika kamu bisa move on dari gadis itu Rey, kalian baru sekali bertemu, itupun dengan sekat penghalang, dan didampingi oleh ustadz Kamil dan istrinya, tapi kenapa kau seperti terkena guna-guna.” keluh Riko setelah mendengar semua penjelasan Reyhan.
“Ngawur kamu, mana ada aku diguna-guna, tutur kata dan bahasanya yang membuatku menyukainya Rik.” ucap Reyhan dengan tersenyum mengingat suara lembut gadis ta'arufnya.
“Cinta itu benar-benar gila, sampai membuatmu menjadi seperti ini Rey, move on, move on Rey, tante udah nanyain calon kamu terus, gak pusing kamu dengar celotehan tante.” ucap Riko sembari bangkit dari duduknya.
“Urusan mama biarin aja Rik, entar kalau udah capek mama bakal diam sendiri.” ucap Reyhan.
“Siapa nama gadis itu?” tanya Riko.
“Kepo! Mau apa kamu?” ucap Reyhan dengan tatapan menyelidik.
“Mau membantu, siapa tahu aku bisa bantu kamu cari tuh gadis.” jawab Riko tak kalah sengitnya.
“Gak usah, aku mau berjuang dengan caraku.” ucap Reyhan.
“Pret! Bilang saja kau takut aku menikungmu kan? Dan gadis itu tergila-gila denganku.” ucap Riko dengan percaya diri.
“Playboy cap kapak, mana selera gadisku denganmu, dahlah sana pulang, hush hush.” ucap Reyhan dengan mengibaskan tangannya.
“Dosen gesrek!” ucap Riko sambil berlari keluar ruangan Reyhan.
“Kau yang gesrek Riko!” sahut Reyhan dengan wajah kesalnya.
Reyhan masih melamun memikirkan gadis yang ia cari.
“Maura, dimana aku bisa menemukanmu.” gumamnya. “Izinkan aku berjumpa dengannya Ya Allah.” do’a Reyhan dengan tulus.
Muhammad Reyhan Alfarisi. Dosen di salah satu perguruan tinggi. Usianya kini adalah 26 tahun, usia yang sudah cukup matang untuk ia menikah. Bertubuh tegap, bak atletis, dengan tinggi 180 cm. Memiliki kulit sawo matang dengan wajah yang tampan. Menjadi salah satu idola di kampus tempat ia mengajar. Tak jarang hampir setiap hari ia selalu mendapatkan surat cinta dari para mahasiswi di sana. Namun hal itu tidak membuatnya tertarik, walaupun banyak gadis dan wanita cantik yang menginginkan dirinya. Sampai detik ini ia masih menginginkan sosok gadis 1 tahun yang lalu. Gadis yang berta’aruf dengan dirinya melalui perantara seorang ustadz dan ustadzah. Gadis dengan suara yang mampu memikat dirinya. Tutur kata yang halus dan sopan menjadi daya tarik dari gadis itu.
***
“Assalamu’alaikum.” salam Senja pada ustadzah yang ia temui.
“Wa’alaikumsalam Bila.” Ustadzah itu bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Senja dengan tersenyum bahagia.
“Maaf lama Ustadzah.” ucap Senja.
“Jangan panggil ustadzah deh, panggil Kakak saja, lupa yah udah lama tidak bertemu.” ustadzah itu pada Senja.
Senja tersenyum lembut dengan menganggukan kepalanya.
“Ayo duduk dulu Bil, kamu pesan dulu makanan atau minuman yang kamu mau.” ucap ustadzah.
“Eumm iya Kak Hana.” ucap Senja.
“Bila apa kabar? Udah 1 tahun Kakak lost kontak dengan Bila, untung Kakak tahu akun sosial media Bila, jadi Kakak langsung menghubungi Bila.” tanyanya.
“Alhamdulillah sehat Kak, maaf yah udah hilang komunikasi dengan Kak Hana.” ucap Senja tak enak hati.
“Jangan meminta maaf lah, Kakak paham Bila lagi butuh waktu untuk sendiri.” ucapnya dengan tersenyum lembut. “Gimana kuliahnya?” lanjutnya bertanya.
“Lagi proses penyusunan skripsi Kak, doain Bila bisa menyelesaikannya dengan cepat yah.” Jawab Senja dengan tersenyum.
“MasyaAllah, udah sampe skripsi aja, semoga dipermudah segala urusannya oleh Allah SWT.” ucap Hana.
“Aamiin.”
Perbincangan masih berlanjut sampai matahari mulai tenggelam. Bila kembali ke kosan setelah pertemuannya dengan ustadzah Hana atau yang kerap di panggil kak Hana oleh Senja.
Hana merupakan seorang ustadzah yang sudah Senja kenal sejak 2 tahun yang lalu. Mereka berdua bisa saling mengenal ketika Senja mengikuti acara seminar yang di selenggarakan kampus, dan kebetulan Hana merupakan narasumber utama di dalam seminar itu. Dan hubungan mereka menjadi semakin dekat semenjak Hana meminta Senja mengajar di salah satu yayasan sekolah milik keluarga Hana. Senja menerima tawaran Hana, ia mengajar part time di sekolah tersebut, sekaligus tinggal di asrama yang disediakan sekolah. Sebenarnya Hana telah meminta Senja untuk tinggal bersamanya, namun Senja menolaknya, karena di rumah itu hanya ada Hana dengan suaminya, yang membuat Senja tidak enak hati jika harus tinggal bersama Hana.
Keakraban itulah yang membuat Hana menganggap Senja seperti adiknya sendiri. Ia bahkan meminta Senja untuk menghilangkan panggilan ustadzah dan menggantinya dengan Kakak. Namun sudah 1 tahun lamanya Hana kehilangan kontak Senja, Senja bak di telan bumi karena menghilang tiba-tiba. Ketika mengetahui alasan di balik hilangnya kabar dari Senja, Hana memakluminya, ia juga tidak menghubungi Senja, memberikan waktu untuk Senja, sampai waktu yang tepat.
***
“Bagaimana tadi Ummu?” tanya sang suami pada Hana.
“Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar Bi.” Jawab Hana.
“Kira-kira Senja ingin melanjutkan yang tertunda dulu tidak yah?” tanyanya kembali.
“Ummu rasa belum Bi, bisa bertemu dan berbincang dengan Senja saja sudah bersyukur.” Jawabnya. “Ummu lihat, Senja masih menjaga jarak dengan sekitarnya, dengan Ummu saja masih terlalu kaku Bi, Ummu takut kalau Ummu menawarkan hal itu kembali Senja malah menjauhi Ummu.” Lanjutnya dengan helaan napas panjang.
“Yah Abi pikir juga begitu, lagipula perjalanan Senja masih panjang, insyaAllah Allah masih memberikan kita waktu.”
“Aamiin.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Atoen_
boleh gak usul tinggi badannya ditambahi, biar tambah gagah, kayaknya kl 170 cm masih standar 🤭✌️
2022-05-28
2