Fatimah masih saja menatap Rudi dan Audy dengan tatapan kesalnya, dia merasa tak suka melihat kebersamaan mereka.
"Ck! Memangnya ngga ada tempat lain apa? Kenapa harus mesra-mesraan di depan umum? Kalau ada kolega atau keluarga yang lihat bagaimana? Dasar sinting!" maki Fatimah.
Fatimah terlihat menghela napas panjang, kemudian dia pun berbalik. Dia memutuskan untuk pergi saja dari sana, rasanya berlama-lama di sana membuat mood'nya jelek.
Akan tetapi, baru saja Fatimah berbalik dan hendak keluar dari Caffe tersebut. Matanya langsung membulat karena ada Aksa dan juga Najma yang sedang berjalan masuk ke dalam Caffe tersebut.
Fatimah pun dengan cepat berlari ke arah Rudi dan duduk tepat di pangkuannya. Rudi terlihat kaget, begitu pun dengan Audy.
"Kamu ngapain main duduk aja di pangkuan aku?" tanya Rudi kesal.
Bukannya menjawab Fatimah langsung memeluk Rudi dan berbisik tepat di telinganya.
"Ada Ayah sama Bunda, lagian kalau mau pacaran jangan di tempat umum!" ucap Fatimah pelan tapi penuh dengan penekanan.
Rudi langsung mengedarkan pandangannya, benar saja kata istrinya, tak jauh dari sana dia melihat kedua mertuanya yang sedang masuk ke dalam Caffe.
"Yang, kamu pergi dulu. Ada mertua aku, nanti aku temuin kamu." Ucap Rudi dengan nada perintah.
Audy terlihat kesal, dia langsung bangun lalu meninggalkan Fatimah dan juga Rudi dengan langkah kesal.
"Ehm, mentang-mentang pengantin baru masih pangku-pangkuan aja." Kata Aksa yang ternyata sudah berada di samping Rudi.
Fatimah langsung bangun dan duduk di samping Rudi.
"Ayah sama Bunda tumbenan jalan ke Mall?" tanya Fatimah.
Aksa terlihat tertawa, sedangkan Najma terlihat cemberut.
"Bunda kenapa?" tanya Fatimah.
"Ayah bosen, di rumah kita cuma berdua. Ayah sengaja ngajakin Bunda buat kencan, mengenang masa muda yang hampir terlupakan." Kata Aksa dengan tawa di bibirnya.
"Bukannya bagus diajak kencan, kok Bunda malah terlihat kesal?" tanya Rudi.
"Gimana ngga kesel, Ayah laganya kaya anak muda. Bunda di ajak nonton, malu tahu.... "
Najma langsung mencebik kesal, walaupun usianya sudah setengah abad tapi dia tetap terlihat masih sangat cantik.
"Jangan marah dong, Sayang. Sekarang kita tinggal berdua saja, semua anak-anak kita sudah menikah. Hanya ini cara Ayah agar tak merasa sedih dan sepi." Kata Aksa.
"Yah, tapi kan Kakak Icha sering banget nginep." Kata Fatimah.
"Hem, tetep beda. Kamu kapan nyusul?" tanya Aksa.
Fatimah nampak kebingungan dengan pertanyaan dari Aksa, "nyusul apa?" tanya Fatimah.
"Ck, apa milikmu itu tak bisa mengeluarkan bisa? Ini sudah satu bulan, apa belum ada tanda-tanda?" tanya Aksa.
Rudi yang menyadari arah pembicaraan Aksa pun langsung berusaha untuk mencari alasan, sedangkan Fatimah hanya diam karena dia tak mengerti.
"Ehm, mungkin yang di atas belum mempercayakan kami untuk menjadi orang tua." Kata Rudi.
Deg!
Hati Fatimah terasa mencelos dengan apa yang dikatakan oleh Rudi, Fatimah langsung menatap Rudi dengan tatapan tak percaya.
"Gimana mau hamil kalau melakukan itu aja engga, tiap malem tidur bareng. Tapi, cuma pelukan doang. Bahkan, ciuman aja aku belum pernah." Gumam Fatimah.
Najma melihat kesedihan di mata putrinya, dia mengira Fatimah sedih karena belum dikaruniai seorang anak.
Najma langsung duduk di samping Fatimah dan memeluknya sambil mengelus lembut puncak kepala Fatimah.
"Sabar ya, Sayang. Mungkin belum waktunya," kata Najma menghibur.
Fatimah tersenyum getir, hatinya sedih karena pernikahannya ternyata hanya karena saham 20% yang di janjikan Tuan Aleandro terhadap Rudi.
"Iya, Bunda. Do'akan yang terbaik buat aku," kata Fatimah.
"Pasti, Sayang." Ucap Tulus Najma.
" Oiya, Sayang. Malam ini menginaplah di rumah, ini kan malam minggu. Pasti akan sangat ramai, apa lagi nanti kakak kamu sama anak-anaknya bakalan nginep." Ajak Aksa.
Fatimah menatap Rudi, dia tak mungkin memutuskan sendiri. Karena Rudi sudah bilang jika dia akan menikahi Audy.
Rudi seolah paham dengan tatapan. mata dari Fatimah, "maaf, Yah. Kita sudah ada acara, maaf."
Aksa nampak tersenyum, "tak apa, kami mengerti. Pasti kalian mau menghabiskan banyak waktu untuk berdua," kata Aksa.
Rudi terlihat tersenyum, begitupun dengan Fatimah. Senyum penuh kepalsuan.
"Bukan acara kita berdua, Mas. Tapi acara kamu sama Audy. Acara yang sudah kamu tunggu sekian lama, acara yang sangat penting untuk kamu. Sampai kamu tega nikahin aku demi saham yang akan kamu hadiahkan pada Audy." Gumam Fatimah dalam hati.
"Bunda, Ayah. Kita berdua harus segera pulang," pamit Fatimah.
Dia tak mau berlama-lama di sana, dia takut akan semakin banyak kebohongan lagi yang akan dia ucapkan.
"Iya, Bunda mengerti. Hati-hati," ucap Najma seraya mengecup kening Fatimah.
"Iya, Bunda." Kata Fatimah.
Fatimah juga tak lupa berpamitan pada Aksa, Aksa langsung mengecup kening Fatimah. Sedangkan Rudi langsung mencium punggung tangan Najma dan juga Aksa.
Setelah berpamitan kepada Najma dan juga Aksa, Fatimah dan juga Rudi langsung pulang ke kediaman Tuan Aleandro yang kini sudah di tempati oleh fatimah.
Mereka pulang dengan mobil masing-masing, karena memang mereka datang pun tidak berbarengan. Saat mereka tiba di rumah, Fatimah langsung masuk ke dalam kamarnya.
Begitupun dengan Rudi, dia langsung mengikuti Fatimah dan memeluk Fatimah dari belakang. Fatimah mencoba memberontak, akan tetapi Rudi tak melepaskan Fatimah begitu saja, dia malah mengeratkan pelukannya.
"Lepasin, Mas." Pinta Fatimah.
"Kenapa? Kamu istri sah aku, kenapa tak boleh?" tanya Rudi.
"Tapi... besok kamu mau nikahin Audy, aku ngga mau...."
Rudi pun paham dengan penolakan dari Fatimah, padahal saat Fatimah duduk di pangkuannya dan memeluknya dengan erat. Dia merasa ada sesuatu yang...Rudi pun tak tahu.
Yang pasti dia merasa sangat nyaman, apa lagi saat mencium wangi tubuh Fatimah yang terasa candu untuknya. Karena memang setiap malam mereka tidur bersama dengan saling memeluk.
"Maaf, karena aku telah menyakiti kamu. Aku tahu apa yang aku lakukan salah, aku ngga bisa menghindar karena ada yang harus aku pertanggungjawabkan." Kata Rudi tulus.
"Tak apa," jawab Fatimah.
"Ra, aku boleh kan peluk kamu sambil tiduran? Aku lelah, kepala aku terasa sakit." Kata Rudi.
Dia sangat cape mempersiapkan pernikahan dadakannya dengan Audy, sehingga membuat kepalanya terasa sakit.
Fatimah pun mengiyakan, Rudi langsung merebahkan tubuhnya begitupun dengan Fatimah. Mereka tidur dengan posisi saling memeluk. Bahkan Rudi tidur sambil menenggelamkan wajahnya di dada Fatimah.
Fatimah tak merasa risih, karena itu sudah biasa Rudi lakukan setiap malamnya. Rudi pun terlelap dalam pelukan Fatimah.
*/*
Rudi mengerjapakan matanya, rasanya dia sudah sangat lama tertidur. Tangannya mengusap tempat tidur yang terasa kosong, tak ada Fatimah di sana.
Rudi segera bangun dan mengedarkan pandangannya, tak juga dia melihat istrinya. Rudi pun memutuskan untuk mandi dia mengambil handuk dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Saat Rudi membuka pintu kamar mandi, langkahnya langsung terhenti. Karena dia melihat sesuatu yang selama ini tak pernah dia lihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
neng ade
mungkinkah si Maudy itu hamil anak nya Rudi atau jangan2 hanya jebakan aja ..
2024-02-27
0
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
dah mulai sadar nih Rudi atas apa yg di perbuat nya
2022-10-11
0
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
malah bagus arra...jadi di saat kalian berpisah kamu tu masih virgin
rugi kali kamu berikan kejormatanmu utk orng munafik seperti rudi...
walaupun dia suami...tapi menikahimu hanya demi saham
2022-10-11
0