💥💥💥💥
Deandra yang ikut ketiduran di Rumah sakit pun menatap jam yang melekat di tangannya, setelah itu ia berjalan mendekat ke arah Zera.
" Zer saya kerja dulu..kamu ngak perlu masuk jagain Mama kamu dulu aja."
Zera meletakan mangkuk yang ia pegang ke atas nakas samping brangkar tempat Mama nya berbaring, ia merasa tidak enak kepada Deandra.
" Apa engak apa-apa kalau aku engak masuk? aku janji kalau Mamaku sudah mendingan aku langsung bekerja."
Deandra tersenyum kenapa istrinya itu harus merasa takut untuk ijin bekerja padahkan Bossnya itu suaminya sendiri.
" Ya engak lah kan Bossnya suami kamu mau engak kerja lama pun saya engak akan marah." Deandra mengacak-acak rambut Zera kali ini ia melakukannya dengan sadar.
Rasanya denyut jantung Zera seperti berhenti berdetak karen baru pertama kali ada yang berani menyentuh rambutnya, seumur-umur Zera tidak pernah memiliki seorang kekasih.
Pacaranpun tidak pernah ia bayangkan sebelumnya apalagi ia langsung menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Risa yang memperhatikan interaksi antara anak dan menantunya tersenyum kecil, Risa sudah bisa melihat kalau menantunya itu sudah memiliki rasa pada anaknya walaupun masih terkesan canggung.
" Ma Dean pamit kerja dulu ya." sebelum ia pergi tak lupa Dean mencium tangan Mama mertuanya.
" Iya Nak terimakasih sudah mau menemani Mama dan Zera di sini."
" Mama tidak perlu berterimakasih sama Dean." balasnya lembut, tuhkan Dean itu memang sangat sopan kepada orang yang lebih tua darinya, apalagi kepada kedua orang tuanya.
" Yaudah kalau gitu Dean pergi dulu, Zer kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk telefon saya." pesan Deandra sebelum ia pergi meninggalkan kedua wanita itu.
Zera tersenyum " Terimakasih.." ucapnya seraya tersenyum.
Deandra pun berbalik saat ia baru menlangkahkan kakinya tiba-tiba Zera memanggilnya, ia pun langsung berbalik ke belakang tepat di mana Zera berada di belakangnya saat ini.
Deandra terpaku saat Zera menyalami tanggannya ini pertama kalinya setelah menikah Zera menyalami tangannya.
" Hati-hati." kata Zera singkat namun penuh makna bagi Deandra.
Deandra tersenyum sambil menganggukan kepala " Assalamualaikum."
" Waalaikum salam." balas Zera.
Sungguh pemandangan indah bagi Risa melihat interaksi keduanya, bukan karena ada Risa di sana yang membuat Zera mau menyalami tangan Deandra.
Tetapi Zera ingat janjinya kepada sang Mama untuk menjadi seorang istri yang baik.
***
Di perusahaan.
" Woi bro serius amat lu." ucap Gio teman dekat Deandra.
Deandra yang sudah biasa dengan sikap Gio kepadanya, hanya mampu menghela nafasnya perlahan.
" Kebiasaan deh lo Gi." balasnya namun pandangan matanya masih tetap fokus pada layar yang berada di hadapannya.
" Sorry, sorry serius amat lagian sih lo, eh iya lu beneran jadi nikah sama karyawan yang kerja di perusahaan lo ini?"
Deandra tidak menggubris ia masih sibuk dengan proposal yang berada di mejanya.
" Jawab dong Dean." ucapnya lagi karena tidak mendapatkan balasan dari Deandra.
" Bukan jadi tapi gue emang udah nikah sama tu cewek." jelas Deandra di sela-sela kerjanya.
" What!!" pekik Gio yang bisa membuat gendang telinga siapa saja yang mendegarnya pecah.
Ckk Deandra berdecak " Lo kalo ngomong selow aja udah kayak cewek tau gak."
" Iya deh Maaf lagian gue beneran kaget, yang mana sih gue jadi penasaran."
" Lo juga nanti tau kalo main ke apart gue." balas Deandra singkat.
Gio mengangguk tapi bagaiman dengan hubungan Gio dengan dengan Siska? bukannya status keduanya masih seorang kekasih?
" Eh gimana sama hubungan lo sama Siska?" tanya Deandra pasalnya hubungan di antara keduanya belum ada kata putus.
Kini pandagan Deandra beralih menjadi menatap ke arah Gio " Semenjak gue sah nikah sama Zera hubungan gue sama dia udah berakhir." balas Deandra tegas.
" Emang lo udah ngomong sama Siska?"
" Belum tapi secepatnya gue bakalan ngomong sama dia secara baik-baik." ujar Deandra kenapa dirinya malah mengobrol di saat jam kerja seperti ini? ah ini semua gara-gara Gio main ke perusahaanya.
Gio mengangguk paham " Tapi Gue yakin sih dia pasti nolak putus dari lo, gimana kalau di ngotot ngak mau putus dari lo?"
Deandra menarik nafasnya " Ya gue tetep akan kasih pengertian sama dia, lagian gue udah nikah ngak mungkin gue hianatin Zera yang sekarang udah sah jadi istri gue." terang Deandra.
Gio bertepuk tangan memberi oplos kepada Deandra yang sekarang pemikirannya sudah jauh lebih dewasa.
" Gue salut sama lo pasti cewek itu cewek baik-baik makanya lo sampe cinta banget."
Deandra tidak membalas ia menatap Gio sekilas sambil tersenyum tipis, ia pun langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat terjeda tadi.
***
Di Rumah sakit kini Zera tersenyum senang setelah mendegar kabar bahwa kondisi ibunya semakin membaik, dan Dokter yang menangani Risa pun telah membolehkan Risa untuk pulang ke rumah.
Saat Zera sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka siapa lagi kalau bukan Deandra suaminya.
" Assalamualaikum."
" Waalaikum salam." jawab kedua wanita itu kompak.
" Loh kok Mama dandannya rapi mau ke mana?" tanya Deandra heran saat melihat Risa sudah tidak mengenakan pakaian rumah sakit.
Zera menatap sekilas ke arah Deandra " Mama mau pulang." ucap Zera setelah merapikan barang-barang milik ibunya.
" Emangnya Mama udah boleh pulang?"
" Udah kata Dokter kondisi Mama udah semakin membaik." terang Zera lalu meletakan tas jinjing itu di atas ranjang kasur rumah sakit.
" Alhamdulillah.." ucap Deandra lega setelah mendegar kondisi Ibu mertuanya yang sudah pulih.
Risa tersenyum hangat kala melihat begitu perhatiannya menantunya itu kepadanya, apalagi kepada Zera nanti.
Risa berharap semoga hubungan keduanya dapat awet sampai maut yang akan memisahkan mereka berdua.
" Mmm Dean boleh ngak aku tinggal di rumah Mama dulu untuk beberapa hari? kalau ngak boleh juga ngak papa kok." ucapnya dengan berat hati.
Deandra tersenyum bagaimana bisa ia tidak mengijinkan Zera untuk menemani dan merawat Ibunya yang belum benar-benar sehat.
" Aku ijinin lah, aku juga ikut nemenin kamu ya takut ada apa-apa kalau di sana ngak ada cowok." balasnya.
Apa tadi katanya di bilang aku? aaa Zera tidak kuat mendegarkan suara lembut khas Deandra yang kini menjadi favoritnya.
" Yaudah kalau gitu kita pulang sekarang."
Zera tersenyum ia pun berjalan mendekat ke arah Risa untuk mamapahnya, sebab Risa itu belum sembuh sepenuhnya.
Deandra yang melihat Zera kerepotan langsung mengambil alih tas jinjing yang di sedang di pegang oleh Zera.
" Biar aku aja yang bawa." katanya kini tas jinjing itu telah berada di tangan Deandra.
Wanita itu pun mengangguk membiarkan Deandra yang membawa tas jinjing yang di dalamnya terdapat keperluan Ibunya.
Di luar Kevin yang melihat Tuan dan Nyonya mudanya keluar, langsung berdiri menunduk hormat ke arah tiga orang itu.
Zera dan Risa tersenyum begitupun juga dengan Deandra.
" Kev antarkan kami ke rumah Ibu mertua saya."
Hati Zera tersenyum senang saat Deandra mau mengakui Ibunya sebagi Ibu mertuanya.
" Baik Tuan." balasnya patuh, saat Kevin menatap pada tangan Deandra yang sedang menjinjing sesuatu ia pun meminta ijin kepada Tuannya itu untuk ia saja yang membawa tas itu.
" Biar saya saja Tuan yang memegangnya." ijin Kevin lebih dulu pada Deandra, Deandra pun mengangguk lalu ia pun membatu Zera untuk memapah Risa ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments