My Ceo Is My Husband
Jangan lupa berikan dukungan untuk novel ini dengan cara memberi like,komen serta votenya terimakasih.
💥💥💥💥
" Zer.." panggil seseorang yang tak lain adalah Sania teman dekat sekaligus patner bekerja Zera.
Zera yang sedang mengutak atik komputernya langsung mendongkakkan wajahnya menghadap Sania.
" Iya kenapa San?"
Sania tersenyum ia pun berjalan ke arah meja Zera.
" Kamu di panggil sama Tuan Boss." beritahu Sania pada Zera.
Wanita itu pun menaikan sebelah alisnya ada apa Bossnya itu memanggilnya untuk yang pertama kalinya.
Apakah dirinya berbuat kesalahan sehingga ia di panggil oleh Bossnya? tetapi Zera tidak merasa dirinya berbuat kesalahan.
" Hei kok malah bengong." ucap Sania lagi.
Zera meregangkan otot-otot tangannya terlebih dahulu sebelum ia memulai berbicara.
" Kenapa San Tuan Boss manggil aku? apa aku buat kesalahan ya?" Zera masih menerka-nerka.
Sania menggelengkan kepalanya seraya terkekeh kecil melihat tingkah sang teman.
" Engak kok..aku juga ngak tau ada apa yang penting sekarang kamu temuin dulu Tuan Boss daripada nanti kamu kena marah." titah Sania dengan nada lembut bicaranya.
" Yaudah deh kalau gitu aku temuin dulu Tuan Boss ya.." Zera pun bangkit dari kursinya ia mulai berjalan keluar ruangan menuju ke ruangan Bossnya.
Baru beberapa langkah ia berjalan ia berbalik dan berjalan kembali ke belakang ke arah Sania.
" Doain aku semoga aku ngak di cincang-cincang." bisik Zera tepat di telinga Sania.
" Kamu ini ada-ada aja, udah ah sana nanti kena marah baru tau rasa." ujar Sania sambil terkekeh kecil.
" Iya,Iya.." Zera pun berjalan keluar meninggalkan Sania seorang diri di dalam ruangan.
Saat ia akan menaiki lift pikirannya masih belum berhenti memikirkan kenapa dirinya bisa di panggil ke ruangan Bossnya itu.
Sejak dua taun yang lalu Zera bekerja di sini baru pertama kalinya Bossnya itu memanggilnya, ya doakan saja semoga Bossnya itu baik dan akan menaikan gaji Zera pikir Zera masih berusaha positif thinking.
Pintu lift pun terbuka Zera pun langsung keluar dari dalam lift, ia berhenti berjalan sejenak sebelum masuk ke dalam ruangan Tuan Bossnya.
"Oke bismillah Zer pasti kamu mau di naikin gaji." Zera berucap dengan dirinya sendiri ia tersenyum setelah itu ia pun membuka knop pintu ruangan Tuan Bossnya.
Zera menoleh ke depan seraya tersenyum " Selamat siang Tuan." Zera menutup pintunya kembali setelah itu ia berjalan ke depan Tuan Bossnya.
Deandra selaku Boss muda perusahaan H.E Group langsung mempersilahkan Zera untuk duduk tanpa menatapnya sedikpun.
Zera yang mengerti dengan isyarat dari Boss mudanya itu segera mendudukan tubuhnta di atas kursi yang telah tersedia.
Seketika itu juga hawa di ruangan itu menjadi hening seperti di kuburan.
" Apa kamu yang bernama Zerania Florenza?" tanya Deandra memastikan.
Zera yang seperti sedang di intimidasi itu pun menganggukan kepalanya.
" Iya Tuan itu saya mm..ada apa ya Tuan? kalau saya berbuat kesalahan saya minta maaf Tuan asal jangan pecat saya." tutur Zera tanpa menjeda kalimatnya.
Deandra mendongkakkan kepalanya menatap wajah cantik karyawannya itu, demi apa kenapa baru sekarang ia mengetahui bahwa karyawannya ada yang secantik ini.
" Siapa juga yang mau pecat kamu." sahut Deandra singkat.
Zera membulatkan hurupnya membentuk hurup O setelah itu ia tersenyum lalu menggelus dadanya, syukurlah kalau dirinya tidak di pecat.
" Kalau gitu saya pamit keruangan ya Tuan." pamit Zera saat ia akan melangkahkan kakinya,tiba-tiba langkahnya terhenti.
" Siapa yang suruh kamu keluar?"
Zera berbalik menatap Bossnya sambil tersenyum kuda " Engak ada Tuan." balasnya masih sambil bercengir kuda.
Deandra pun beranjak dari kursi kebesarannya di usianya yang masih sangat muda ia harus bisa memimpin perusahaan besar peninggalan Almarhum Papanya.
Deandra membawa setumpuk berkas-berkas yang berada di atas mejanya lalu menyerahkannya kepada Zera.
" Bawa ini keruangan kamu." ucapnya sambil menyerahkan setumpuk berkas-berkas itu pada Zera.
" Semuanya Tuan?" tanyanya mana bisa ia membawa berkas sebanyak ini, walaupun hanya berkas-berkas tetapi lumayan berat juga bagi Zera yang memiliki tubuh yang kecil.
" Hmm..." dehem Deandra sebagai jawaban.
Zera pun akhirnya mulai berjalan keluar ruangan dengan membawa setumpuk berkas-berkas di kedua lengannya.
Lagi-lagi langkah Zera terhenti saat Boss mudanya itu memanggilnya lagi.
Saat Zera berbalik Deandra langsung menaruh cangkir kopi di atas tumpukan berkas-berkas yang berada di pangkuan Zera.
" Sekalian.." ucapnya.
Zera tersenyum walaupun jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia dongkol dengan Bossnya itu.
Saat ia akan berbalik tiba-tiba cangkir yang berada di tumpukan berkas-berkas itu jatuh ke samping mengenai kemeja yang di pakai oleh Deandra, kebetulan Deandra berada di sebelah Zera sehingga tumpahan sisa-sisa kopi itu mengenai baju Deandra.
" Mamp*s" batin Zera ia pun segera menaruh berkas-berkas itu di sembarang tempat, setelah itu Zera mengambil tisu yang berada di atas meja Bossnya.
" Ma-maaf Tuan saya tidak sengaja." ucap Zera terbata-bata seraya membersihkan noda yang menempel di kemeja Bossnya.
Ckkk Deandra berdecak ia pun langsung membuka kamejanya tanpa merasa malu sedikitpun di hadapan Zera.
Wow Zera langsung menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya, benar-benar tubuh Bossnya ini seperti pria-pria yang berada di drakor-drakor yang sering ia tonton.
" Ngapain kamu tutup mata segala?"
" Saya takut mata saya ternodai." sahut Zera.
" Sudahlah kamu bawa kemeja saya lalu cuci di bawah." Deandra memberikan kemejanya kepada Zera.
Tanpa membantah sedikitpun Zera langsung mengambil kemejanya.
Tiba-tiba pintu ruangan Deandra terbuka terpangpanglah sesosok wanita paruh baya yang masih terlihat muda menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam.
" Dean apa yang kamu lakuin kamu udah.." perkataan Hera Mama Deandra terpotong kala Deandra mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada Mamanya.
" Engak Ma..Dean ngak ngapa-ngapain kok.." Deandra mencoba menjelaskan kepada Hera namun Hera tidak percaya dengan ucapan putranya itu.
" Jangan bohong ngak mungkin kalian engak ngapa-ngapain." Hera menatap sang anak yang bertelanjang dada lalu menatap ke arah Zera dengan tatapan tajamnya.
Zera menatap ke arah Bossnya dengan perasaan gugup mengelinjangi tubuhnya " Bu maaf kalau saya lancang tapi benar apa yang di katakan oleh Tuan Dean kami berdua tidak melakukan apa-apa." Zera mencoba menjelaskan kepada Hera semoga saja Hera lebih percaya kepada ucapannya..
" Mama engak mau tau pokoknya kalian berdua harus menikah sekarang." perkataan yang barusan keluar dari mulut Hera membuat kedua orang itu terpaku.
Bagaimana bisa mereka berdua menikah tanpa di dasari rasa suka satu sama lain.
" Mama apa-apaan sih main nikah-nikahin aja orang kita berdua ngak ngapa-ngapain." Deandra berusaha menolak ucapan sang Mama, walaupun Deandra sendiri tahu ucapan yang keluar dari mulut Mamanya tidak bisa terbantahkan sedikitpun.
" Iya Bu saya dan Tuan Dean kami berdua tidak melakukan hal-hal yang tidak-tidak." Zera membantu Bossnya itu untuk menjelaskan kepada Mamanya.
Hera menarik nafasnya" Pokoknya Mama engak mau tau sekarang kalian berdua ikut Mama.." Hera menarik lengan putranya juga lengan Zera ia akan menikahkan kedua orang itu walaupun tanpa persetujuan keduanya.
Sebenarnya Hera percaya kepada Deandra putranya, Hera tau putranya itu tidak mungkin melakukan hal-hal menjijkan seperti itu.
Hanya saja Hera merasa jika Deandra sangat cocok jika menikah dengan Zera wanita yang akhir-akhir ini ia selidiki asal usulnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Refiana Faza
ah ....akal akalanya si bos aja ya biar ketauan mama.tu lagian si bos suka kan kalau di nikahin...🤭🤭🤭
2022-01-01
0
Dadah Mahmudah
aihh... si ibu.. kayak detektif aja main selidikin segala
2021-12-18
0