BAB 2

Like and Vote

💥💥💥💥

Beberapa menit yang lalu Zera dan Deandra mereka berdua sudah resmi menjadi sepasang suami istri.

Zera sekarang hanya bisa berdiam diri percuma saja jika ia menjelaskan kembali kejadian yang sesungguhnya Hera Mamanya Deandra tidak akan percaya juga.

Pernikahan yang di gelar pun hanya pernikahan agama dan hanya di hadiri orang-orang inti saja termasuk Ibu dari Zera, karena Papa Zera sudah meninggal sejak Zera masih kecil.

" Ma..maafiin Zera ya Ma..mama percaya kan kalau Zera engak ngelakuin hal hina itu?"

Risa tersenyum seraya mengelus pucuk kepala putri kesayangannya.

" Mama percaya kok.." ucapnya lembut.

Zera menaikan sebelah alisnya ia merasa bingung kalau Mamanya percaya kepadanya lalu kenapa Mamanya itu tidak membantu menjelaskan apa yang terjadi kepada Ibu dari Bossnya.

" Kalau Mama percaya kenapa Mama ngerestuin dan ngebiarin aku nikah sama Boss aku?" tanyanya heran.

" Nak mungkin ini jodoh kamu..dan karena Mama ngerasa kalau Boss kamu itu bisa ngelindungin kamu." terang Risa sembari tersenyum hangat kepada putrinya.

" Tapi Ma.."

" Sudah kemarilah.." Risa menyuruh Zera untuk lebih mendekat ke arahnya, Zera pun langsung mendekat ke arah Mama tercintanya.

Risa membawa tubuh Zera ke dalam dekapannya, air mata mengalir lolos begitu saja dari kedua mata Risa.

Kini jika ia di panggil oleh sang pencipta dirinya sudah ikhlas, sebab sekarang putrinya sudah ada yang melindunginya.

Walaupun Risa belum terlalu mengenal Boss dari anaknya, tetapi Risa dapat merasakan bahwa Boss anaknya itu orang baik.

Risa percaya jika suatu hari nanti jika ajal menjemputnya, Deandra bisa melindungi dan menyanyangi Zera sepenuh hati.

" Zera sayang Mama." Zera lebih mengeratkan pelukannya lagi pada tubuh sang Mama.

" Mama lebih dari kamu menyanyangi Mama." sahut Risa sembari mengelus punggung anaknya.

Sementara Hera dan Deandra yang melihat itu merasa terharu atas kedekatan Zera dan Ibunya, ia tidak salah memilih calon istri untuk putranya harapan Hera semoga keduanya bisa membuka hati mereka satu sama lain.

***

Setelah melaksanakan acara pernikahan mereka Deandra mengajak Zera untuk tinggal di apartementnya.

Tanpa membantah sedikitpun Zera menggikuti ucapan Deandra yang kini telah menjadi suaminya, rasanya Zera tidak percaya ia saat ini telah resmi menjadi seorang istri dari Ceo perusahaan tempat dirinya bekerja.

Beberapa saat kemudian mereka berdua telah tiba di apartement mewah milik Deandra, Zera menatap kagum sekeliling ruangan itu Denadra yang diam-diam memperhatikan Zera tersenyum kecil melihat tingkah karaywannya yang kini menjadi istrinya.

" Mmmm Tuan kalau boleh tau kamar saya di mana ya?" tanya Zera sopan saat keduanya telah tiba di sebuah kamar yang sudah ia pastikan pasti kamar ini milik Bossnya.

" Ini kamar kamu."

Zera menaikan sebelah alisnya " Ini kan kamar Tuan Boss masa saya tidur di sini sama Tuan Boss kan ngak sopan." seru Zera sambil menampilkan gigi rapinya.

" Iya ini kamar kamu dan saya." balasnya irit, ia masih gengsi untuk menunjukan rasa sukanya pada Zera.

Zera memelototkan kedua matanya " Jadi kita satu kamar gitu Tuan?"

" Hmmm.." dehemnya sebagai jawaban iya.

Zera pun tersenyum kikuk bagaimana bisa ia harus tidur satu ranjang dengan Bossnya, ini tidak mungkin Zera harap ini mimpi.

Zera menepuk pipinya dan terasa sakit berarti benar ini bukan mimpi ini sungguhan, Zera, Zera ada-ada saja ya Zera ini.

" Kamu bisa menaruh baju-baju kamu di sebelah lemari saya untuk sementara, nanti besok saya akan menyuruh asisten saya untuk membelikan lemari dan meja rias untuk kamu." terang Deandra.

" Ah iy-iya Tuan terimakasih kalau begitu saya ijin memasukan baju saya ke dalam lemari Tuan."

" Ya silahkan.."

Saat Deandra akan masuk ke dalam kamar mandi ia menghentikan langkahnya lalu berbalik menuju Zera.

" Jika di rumah seperti ini kamu jangan panggil saya dengan sebutan Tuan Boss ini rumah bukan tempat kerja." perintah Deandra.

" Terus saya harus panggil Tuan dengan sebutan apa dong?"

" Terserah yang penting jangan memanggil saya dengan sebutan Tuan Boss."

" Hmmm oke kalau gitu D--dean." ucapnya terbata ia merasa sangat-sangat malu untuk mengucapkan kata itu kepada Deandra. Kesannya Zera seperti sudah mengenal dekat Deandra saja.

Deandra pun melanjutkan berjalan kaki menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, Huft Deandra kira Zera akan menyebutnya dengan panggilan Mas, sayang atau mungkin suamiku.

Beberapa saat kemudian.

Zera keluar dari dalam kamar setelah selesai merapikan barang-barangya, Zera berjalan ke arah dapur untuk membuat makan malam untuknya juga untuk Bossnya.

Saat Deandra sedang memakai baju tiba-tiba indra penciumannya menyium wangi sedap yang sepertinya berasal dari arah dapur.

Ia pun segera menyisir rambutnya setelah itu Deandra keluar untuk melihat apa yang sedang istrinya itu masak.

" Eh Dean..maaf ya saya pake dapurnya ngak bilang-bilang." ucapnya sedikit malu, di tambah ia terpana menatap Deandra yang sangat tampan dengan rambut basahnya.

" Pakailah ini sekarang dapur milik kamu, kamu bebas melakukan apa saja pada dapur ini.'

Wah ternyata Bossnya itu tidak seperti yang di bayangkannya ya, Zera pikir dulu Bossnya itu galak tetapi tidak juga.

Apa karena Zera belum mengenal Deandra terlalu dekat ya? ah sudahlah lupakan pikir Zera.

Beberapa saat kemudian masakan buatan Zera telah siap dan sudah terhidang rapi di atas meja makan, Deandra yang melihat masakan buatan Zera semakin tidak sabar untuk mencicipinya.

" Mmm maaf ya Tua-- eh Dean saya cuma masak yang ada di dalam kulkas saja."

Oh ya Zera hanya membuat nasi goreng untuk menu makan malam ini, karena persedian di dalam kulkas Dean hanya ada telur juga sedikit sayuran yang masih tersisa jadinya Zera memanfaatkan sisa-sisa bahan itu untuk di jadikan nasi goreng saja.

" Tidak apa-apa..terimakasih karena sudah membuatkan saya makan malam.." ucap Deandra tulus dari hatinya yang paling dalam.

" Kamu tidak perlu berterimakasih kepada saya karena ini sudah menjadi kewajiban saya sekarang." sahut Zera.

Deandra tersenyum ternyata seperti ini ya rasanya memiliki seorang istri ada yang masakin ada yang nemenin tidur.

Mereka berdua pun langsung memakan nasi gorengnya dengan lahap, lidah Deandra tidak bisa berbohong masakan yang di buat oleh Zera benar-benar nikmat percis seperti masakan Ibunya.

Saat Zera akan mengangkat piring-piring kotor untuk di cucinya, tiba-tiba Deandra menahannya.

" Biar saya saja."

" Jangan saya saja lagi pula ini tugas saya kok."

" Sudah kamu kan tadi sudah memasak sekarang giliran saya yang cuci piring." Deandra langsung mengangkat piring-piring kotor itu ke dalam washtafel lalu mencucinya.

Sementara Zera ia merasa tidak enak kepada Deandra seharusnya dirinya yang melakukan pekerjaan itu bukan Deandra.

Terpopuler

Comments

Refiana Faza

Refiana Faza

baru nemuin novel ini. moga ceritanya gak banyak pelakornya ya? buat cerita dalam rumah tangga zera yg ringan ringan aja. semangat thooorr....💪💪

2022-01-01

0

Syifa Annufusiyah

Syifa Annufusiyah

aku mampir loh kak...sampai bab ini belum greget sih....aku lanjutby😊

2021-12-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!