💥💥💥
Di perusahaan saat Zera sedang merapikan berkas-berkas yang telah ia susun dengan rapig di atas meja, tiba-tiba dering telepon dari sakunya.
Zera menaikan sebelah alisnya kala melihat siapa yang menelepon bukan nomor yang di kenalnya, Zera pun memutuskan untuk menganggkat telelponnya barang kali itu telepon penting.
[ Ap--apa Mama saya pingsan?] ucapnya pada seseorang yang meneleponnya di sebarang sana.
[ Kalau gitu saya ke rumah sakit sekarang ] Setelah mengakhiri percakapannya, Zera segera memasukan ponselnya ke dalam tasnya .
" Zer Mama kamu kenapa?" tanya Sania yang tidak sengaja mendegar percakapan Zera dengan seseorang di telepon tadi.
" Aku juga engak tau San..tolong bilangin ya aku kerja setengah hari dulu."
" Yaudah hati-hati ya kalau ada apa-apa kasih tau aku ya."
" Pasti kalau gitu aku pergi dulu ya." Zera pun mengambil tasnya yang berada di atas meja lalu memakainnya, setelah itu ia keluar ruangan dengan tergesa-gesa.
" Mama Zera harap Mama baik-baik aja." batin Zera setelah ia memberhentikan taxi ia pun langsung masuk ke dalam dan menyuruh supir untuk segera melajukan mobil ke rumah sakit medika.
Kembali perusahaan saat Deandra berkunjung ke ruangan istrinya untuk pertama kalinya semua orang terheran-heran ada apa dengan Ceonya itu yang masuk ke dalam ruangan tempat Zera dan Sania bekerja.
Sania yang melihat siapa yang datang langsung berdiri dan menunduk hormat kepada Deandra, Deandra yang tidak melihat keberadaan Zera di dalam ruangan itu hatinya bertanya-tanya kemana wanita itu dan kenapa tasnya juga tidak ada di atas meja.
" Sania ke mana Zera pergi?" tanyanya heran karena melihat meja Zera kosong.
" Oh tadi Zera ijin kerja setengah hari Tuan, karena Mamanya tiba-tiba masuk ke rumah sakit." seru Sania.
" Ke Rumah sakit Medika Tuan." tambahnya barangkali Bossnya itu ingin tahu atau mungkin kepo xixi.
Deandra yang mendegarkan penuturan dari Sania segera pergi untuk menyusul istrinya ke rumah sakit, tapi Deandra juga tidak lupa mengucapkan kata terimakasih pada Sania terlebih dahulu.
" Kevin ayo kita ke Rumah sakit Medika sekarang ." ajaknya pada sang asisten.
" Baik Tuan, tapi kalau boleh tau siapa yang sedang sakit? apakah Nyonya Hera?"
" Ibunya istri saya sedang sakit."
Kevin mengangguk dan langsung dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Deandra, setelah itu giliran dirinya yang masuk ke dalam mobil.
" Ternyata Tuan muda Dean bisa langsung jatuh cinta pada Nyonya muda, iya sih siapa juga yang ngak tertarik sama Nyonya Zera cantik sih saya juga mau kalau di jodohin sama Nyonya Zera mah." batin Kevin seraya tersenyum di sela-sela menggemudinya.
Akhirnya Deandra pun telah tiba di Rumah sakit tak butuh waktu lama bagi Deandra untuk menemukan ruangan di mana Ibu mertuanya sedang di rawat.
Saat membuka pintu pemandangan yang Deandra lihat yaitu wajah istrinya yang terlihat begitu kusut, ia pun masuk ke dalam lalu merangkul pundak Zera yang sedang terduduk di kursi.
" Jangan nangis Mama kamu akan baik-baik aja." ucap Deandra, Zera yang kaget mendengar dan mendapat rangkulan di pundaknya segera menoleh ke samping.
" Dean? eh-- mm Tuan kenapa bisa tau saya ada di sini?" tanya seraya buru-buru menghapus air matanya dari pipi, ia tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain terutama di depan Deandra suaminya.
" Kamu ngak perlu tau saya tau dari mana." balasnya.
Keadaan hening seketika menerpa keduanya, sekarang mereka berdua benar-benar cangung berada di situasi seperti saat ini.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan nampaklah Kevin yang datang dengan membawa paper bag di tangannya.
" Ini Tuan pesanannya." ujar Kevin seraya memberikan paper bag itu kepada Deandra.
" Ya terimakasih ya Vin." Deandra mengambil alih paper bag itu dari tangan Kevin.
Setelah itu Deandra menyuruh Kevin untuk keluar, Kevin pun mengangguk lalu keluar dari ruangan itu untuk menunggu Tuannya di luar ruangan itu.
Deandra menggeluarkan kotak makanan itu dari dalam paper bag untuk di berikannya kepada Zera, ia tahu pasti Zera tidak sempat makan makannya iya tadi menyuruh Kevin untuk membeli makanan di restaurant yang tidak jauh dari area Rumah sakit itu.
" Nih makan dulu.." Deandra memberikan kotak itu pada Zera, Zera menatap kotak itu lalu beralih menatap manik-manik mata Deandra.
" Tap--"
" Udah makan aja, nanti kalau kamu juga ikut sakit siapa yang bakalan jaga Mama kamu?" ucapnya menakut nakuti Zera agar ia tidak menolak dan mau memakan makanan yang i berikan padanya.
" Makasih." balas Zera lalu mulai membuka bungkusan itu dan memakannya.
Saat Zera sedang makan tiba-tiba rasa gatal ingin mengikat rambut Zera yang terurai menggebu gebu, entah keberanian dari mana Deandra mendekat ke arah Zera lalu mengikatkan rambutnya menggunakan ikat rambut yang berada di atas meja itu.
Zera yang sedang makan pun berhenti dari kegiatannya kala merasakan seseorang sedang mengikatkan rambutnya.
Deandra yang hapal Zera sedang menatapnya tersenyum " Biar rambutnya ngak ngalangin kamu makan."
Degg
Degg
Jantung Zera berpacu dengan cepat saat Deandra berada di dekatnya dan berucap seperti tadi, demi Tuhan ternyata Deandra bisa se so sweet itu batin Zera.
Zera tersenyum kikuk ia pun melanjutkan lagi acara makannya " Kamu mau?" tawar Zera.
Deandra menerbitkan senyum termanisnya yang siapa saja yang melihatnya bakal langsung meleleh di buat oleh senyuman itu.
" Kamu aja tadi saya sudah makan." ucapnya lembut.
Zera pun mengangguk ia pun langsung memakan kembali makanannya dengan sedkit rasa malu karena Deandra sedari tadi menatapnya.
***
Saat Zera sedang mengenggam tangan Mamanya tiba-tiba tangan itu bergerak sangat pelan, Zera yang merasa pergerakan tangan Risa pun segera membuka matanya.
" Mama.." ucap Zera binar lalu memeluk tubuh Mamanya dari samping, Deandra yang melihat itu pun ikut beranjak dari sofa yang ada di ruangan itu.
Risa tersenyum menatap anak dan menantunya.
" Mama..kenapa ngak bilang sama Zera kalau Mama sakit? kalau Zera tau Mama sakit Zera ngak bakalan ninggalin Mama sendirian di rumah." ucapnya panjang lebar.
" Mama engak apa-apa kok cuma pusing sedikit aja." bohong Risa ia tidak ingin membuat sang anak cemas tentang kondisi yang sebenarnya.
" Engak mungkin Ma..kalau pusing biasa ngaj mungkin Mama sampe pingsan kayak gini untung aja tadi tetangga di rumah telefon Zera."
Deandra yang melihat itu segera menghentikan perdebatan kecil antara istri dan mertuanya.
" Udah Zer kasihan Mama kamu kalau kamu tanya-tanya terus, meningan kamu suapin Mama kamu makan." ujar Deandra menegahi.
Ah benar juga yang di katakan oleh Deandra barusan ia pun langsung mengambil makanan yang berada di atas meja yang telah pihak rumah sakit sediakan.
" Yaudah maafiin Zera ya Ma..sekarang Mama makan dulu ya Zera suapin Mama." Zera pun langsung menyuapkan satu suapan ke dalam mulut Risa, ia tersenyum melihat anaknya yang kini sudah tumbeh dewasa dan memiliki seorang suami.
Walaupun keduanya menikah tanpa rasa cinta Risa yakin rasa cinta itu akan tumbuh di antara keduanya walaupun tidak sekarang pasti nanti.
Jangan lupa tinggalkan jejak terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjut baca
2021-12-20
1