" Coklatnya..." Ucap Jenna lirih.
Jenna berusaha untuk mengambil coklat - coklat yang telah dia buat sejak dini hari tadi yang sudah tercerai dimana-mana, tetapi Aiden menahan tubuhnya.
" Biarkan cokelat-cokelat itu, aku akan mengambil nya nanti..."
" Jangan khawatir, aku akan tetap memakannya " Lanjutnya.
" Tapi...Tuan .." Jenna menghela nafasnya.
" Tenang saja nona, kau membungkus cokelat-cokelat kecil itu dengan plastik.."
Tanpa sadar Aiden belum juga melepaskan pelukannya dari tubuh Jenna.
" Maksudku...Bisakah tuan melepaskan pelukannya? dan mengenakan pakaian?"
Menyadari kekonyolannya Aiden melepaskan pelukannya dengan cepat dari tubuh Jenna, menurut nya meski tubuh gadis terbilang kecil tetapi tangannya bisa merasakan otot-otot tubuh Jenna.
" Maafkan saya nona Jenna "
Aiden berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil baju untuk dia kenakan dibalik pintu lemari, agar tidak terlihat oleh Jenna.
Sementara diluar pintu kamar Lolita masih menggedor pintu sambil memanggil nama Aiden.
" Bagaimana ini? Aku harus pulang tuan Aiden..."
" Tunggu sampai wanita itu pergi " Jawab Aiden.
" Eh...." Jenna terkejut karena Aiden tiba-tiba berjongkok didepannya.
Satu demi satu cokelat yang tercerai dilantai kamar diambil oleh pria itu untuk dimasukkan kembali kedalam kotaknya, melihat hal itu Jenna langsung berinisiatif untuk menolong Aiden untuk mengambilkan cokelat buatannya.
" Nona...apa kamu bisa mengambilkan cokelat yang ada didalam sana ?"
Posisi mereka sekarang seperti bayi yang sedang merangkak. Jenna merangkak menghampiri Aiden dan melihat posisi cokelat terakhir yang ada di bawah tempat tidur.
" Sepertinya bisa tuan " Jenna mulai merapatkan tubuhnya dilantai, lalu bergerak merayap ke kolong tempat tidur.
" Yeah dapet!" Pekik Jenna
Dug!
"Awwwchhh....!"
Saking senangnya Jenna lupa jika dirinya masih berada dikolong ranjang saat tanpa dia sadari dia mengangkat kepalanya.
Secepat kilat Aiden menarik kedua kaki gadis itu agar tubuh mungilnya keluar dari sana.
" Kamu tidak apa-apa Jenna ?" Aiden terlihat cemas saat melihat Jenna mengelus belakang kepalanya sambil meringis menahan sakit.
" Aku tidak apa-apa tuan..." Masih meringis.
" Panggil aku Aiden... Sebentar aku ambilkan es batu "
Tak lama Aiden kembali duduk bersila didepan Jenna sambil menempelkan handuk kecil yang sudah ada es batu didalamnya ke kepala belakang gadis itu, Jenna kembali bisa mencium wangi tubuh pria yang ada dihadapannya saat ini.
Wangi tubuhnya bikin aku nyaman....-Jenna
Wangi rambutnya aku suka...wangi coklat...- Aiden.
Menyadari kecanggungan nya masing-masing, mereka saling menjauhkan diri.
" Sepertinya wanita tadi sudah pergi tuan "
" Aiden...tidak pakai tuan " Kekeh Aiden. Semakin kikuk semakin lucu pikir Aiden.
" Ahh iya maaf...Boleh saya pergi sekarang? Saya harus pulang " Pinta Jenna.
Sejenak Aiden berpikir, entah kenapa dirinya tidak rela jika Jenna meninggalkan nya sendirian disana. Tetapi tiba-tiba suara menyeramkan memecahkan keheningan yang sedang terjadi, seketika tawa Aiden pecah saat menyadari sumber suara.
" Maafkan aku Aiden..." Ucap Jenna malu.
" Kamu ingin cepat-cepat pulang karena belum makan?" Aiden masih tertawa.
" Hehe....Iya " Jenna menggaruk kepalanya menahan malu.
" Tunggulah, aku akan memesan makanan untukmu " Aiden berdiri dari duduknya.
" Tidak usah Aiden..aku...."
" Kenapa? Anggap saja ini sebagai permohonan maaf ku karena peristiwa tadi "
Aiden meminta makanan yang dipesan nya untuk Jenna agar diantarkan ke kamarnya, pria itu memang berniat untuk menahan Jenna lebih lama lagi dikamarnya. Aiden ingin mengenal Jenna lebih jauh lagi, terbukti saat mereka sedang menunggu pesanan tiba Aiden terus saja bertanya tentang diri Jenna.
" Jadi sudah lama yah kamu membeli toko cokelat itu?" Aiden membuka kembali plastik cokelat dan memasukan nya kedalam mulutnya, ini entah cokelat yang ke berapa kalinya dia makan.
" Hemmm..." Angguk Jenna.
" Kamu suka sama cokelat Aiden ?" Melihat plastik pembungkus cokelat yang sudah teronggok disalah satu dus kosong.
" Iya...Ini makanan favorit ku, dan kamu tahu? Dari semua cokelat yang aku makan, cokelat buatan kamu lah yang paling enak Jenna "
Ini tidak main-main bagi Aiden, pria itu bahkan sempat berkeliling dunia hanya untuk menikmati cokelat-cokelat khas dari berbagai negara yang dia kunjungi.
" Oia...? " Wajah Jenna merona.
" Terimakasih..." Lanjutnya.
Tok...Tok...Tok...
" Room service...! " Teriak seseorang dari balik pintu kamar, dengan cepat Aiden membukakan pintu itu dan meminta agar pelayan tadi menaruh makanan pesanannya di meja makan.
" Makanlah..." Pinta Aiden saat pelayan sudah meninggalkan kamar Aiden.
" Kamu tidak makan?" Tanya Jenna ketika dia menyadari bahwa makanan yang dipesan hanya untuk satu orang.
" Aku sudah memesan makan malam ku "Jawabnya sambil kembali memakan cokelat favorit barunya. Kali ini pilihannya tertuju pada cokelat dengan rhum didalamnya.
Ada kenikmatan tersendiri saat dia menggigit cokelat berisikan liquor didalam nya itu, sensasi yang dia dapatkan di lidah nya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perpaduan rasa manis cokelat yang lembut bertemu dengan rhum yang pahit dan wangi dengan kandungan alkohol yang cukup membuat rasanya semakin sempurna di lidah Aiden.
" Kau pandai sekali membuat cokelat-cokelat ini Jenna " Berkata sambil memejamkan matanya.
Kenikmatan cokelat ini sampai ke dalam hatiku Jenna...- Aiden
.
.
.
" Hufftthhh... Cape !" Jenna menjatuhkan dirinya diatas ranjang, saat ini dia sudah kembali ke rumahnya. Lebih tepat rukonya, karena Jenna tinggal di lantai dua toko cokelat miliknya.
" Sepertinya pelanggan setiaku akan bertambah satu lagi " Pikiran Jenna tertuju pada kata-kata terakhir Aiden saat dia akan meninggalkan kamarnya
" Sepertinya ini kota tujuan terakhir ku untuk menghabiskan akhir pekan dan seperti pencarian cokelat ku berakhir disini "
Saat itu Jenna hanya tersenyum, gadis ini belum bisa mencerna perkataan Aiden. Dia hanya menyimpulkan bahwa Aiden adalah pelanggan setia baru nya, dan dia pasti akan membeli cokelat buatannya jika dia berkunjung kembali ke kota ini.
Tanpa terasa Jenna terlelap dalam tidurnya dengan masih mengenakan pakaian yang sama, entahlah wangi tubuh laki-laki itu sepertinya masih menempel di bajunya hingga rasa nyaman itu langsung membuainya.
Kembali ke Sanremo Dream Hotel, satu-satunya hotel terbesar dikota itu didalam sebuah kamar yang terletak dilantai dua gedung tersebut.
" Kurang aja Aiden! Berani-beraninya dia mengkhianati ku dengan wanita murahan seperti dia!" Lolita membanting apa saja yang dapat dia raih.
" Aku harus mendapatkan Aiden kembali! Dia hanya milikku..!" Lanjutnya.
Sementara di dalam kamar Aiden, pria itu terlihat sedang termenung.
" Aku harus memastikan agar Lolita tidak bisa mendekati ataupun menyakiti Jenna..." Aiden menghela nafasnya. Dia sangat tahu akal licik wanita yang sudah sangat lama dia kenal itu, dia tidak segan-segan akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.
" Sepertinya aku akan kembali berkunjung ke toko kecil mu itu Jenna..." Seketika senyuman mengembang diwajahnya.
.
.
.
To be continued 😉
Hai kakak-kakak terimakasih udah meninggalkan jejak kalian disini yah 😘
Happy reading 🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mida
oh ya maaf saran, kalau buat novel lagi namanya jgn sama dong Thor biar gak terbawa ke novel sultan. N satu lagi, AQ nagih janji ya, kpn nih sang penakluk lanjut? tanggung ceritanya nggantung gitu
2022-01-08
1
Mida
banting aja semua, ntar tinggal totalan sama pihak hotel, dia hrs ganti rugi brp 🤣🤣🤣
2022-01-08
1
Etina
woi thor yang baik jgn bikin kita pusing dehh
aku aja binggung ini gmna ceritanya
apa ini hubungan nya dgn keluarga si pak Sultan
2021-12-09
1