Aldo dan Jo tidak menghiraukan perkataan bapak itu lagi, Meskipun dengan susah payah mereka berdua berhasil mengeluarkan motor tersebut dari kali.
"Sebaiknya kita bawa langsung ke bengkel terdekat Jo." ucap Aldo.
"Baiklah."
"Davina, maafya karena telah membuat mu menunggu. boleh ngak kita antar Jo menuju bengkel dulu." ucap Aldo.
"Terserah." ucap Davina berusaha bersikap acuh, untuk menjaga image nya dihadapan asisten barunya itu.
Davina yang duduk manis menunggu dalam mobil, menghubungi Vita dan Natasya, sambil menceritakan kejadian siang ini yang menimpa Jo dan Farrel. yang sontak membuat Natasya dan Vita tertawa guling-guling memegangi perutnya.
"Natasya, kamu makin hari makin aneh ya Mama merhatiin." Mama berdiri dihadapan kamar anak kesayangannya.
"Maaf ma, tadi Tasya habis telpon-telponan sama Davina yang cerita lucu. jadi Tasya ngak bisa ngobrol diri buat ketawa." balas Natasya sambil garuk-garuk kepalanya yang ngak gatal.
Sementara Davina masih setia menunggu kedua sahabat barunya.
"Berapa pak satu juta lima ratus?" ucap Jonathan syok membayangkan uang sebanyak itu untuk biaya perbaikan motor yang dipinjamnya, untuk sekedar membeli barang untuk keperluan nya yang tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah.
"Aku menyesal Aldo minjam motor pak satpam, mana orang tuaku dikampung belum transfer lagi, karena kebun belum panen." ucap Jo gusar sambil mengusap wajahnya kasar.
"Orang tua ku juga belum transfer Jo, kemungkinan besok." Aldo mengeluarkan dompet nya. mengeluarkan sejumlah uang dan menyisakan lima puluh ribu, setelah digabungkan dengan uang Jonathan masih kurang seratus ribu untuk perbaikan motor.
"Bagaimana ini Do, masih kurang seratus ribu lagi." ucap Jonathan.
Dari dalam mobil Davina memperhatikan tingkah Aldo dan Jonathan yang saling bisik-bisik sambil memegangi uang kertas. Davina paham jika kedua nya tengah kesulitan keuangan, karena dia melihat Aldo mengeluarkan ponselnya dan memberikan pada pemilik bengkel.
Davina turun dari mobil berjalan mendekati mereka, namun Aldo dan Jonathan tidak mengetahui jika Davina sudah berada dibelakang mereka berdua.
"Pak uang kami tidak cukup, bagaimana jika saya tinggal kan ponsel ini dulu. besok setelah orang tua saya mengirimkan uang, saya akan kesini lagi untuk mengambilnya." ucap Aldo.
"Baiklah nak." ucap pemilik bengkel mengambil ponselnya Aldo.
"Tidak perlu pak, biar saya saja yang membayar semua nya." ucap Davina tiba-tiba.
Aldo refleks menoleh, karena dia berfikir Davina masih menunggu nya di mobil.
"Maaf Davina, tidak usah. kamu mau menunggu kami saja sudah cukup baik, apa lagi harus mengeluarkan uang." ucap Aldo sungkan.
"Tidak masalah, aku ikhlas membantu temanmu itu Al." ucap Davina tersenyum manis sambil mengeluarkan dompetnya. dan menyerahkan sejumlah uang kepada pemilik bengkel.
"Terimakasih dek." ucap pemilik bengkel, yang diikuti juga oleh Aldo dan Jojo mengucapkan terimakasih pada gadis cantik dan baik hati itu.
"Sama-sama pak." balas Davina.
Setelah semua selesai, keheningan kembali hadir diantara Aldo dan Davina. mereka terlihat canggung seiring dengan mobil Aldo yang sudah memasuki teras utama Rumah mewah Arya.
***
Farrel melemparkan anak panah dengan kekesalan yang memuncak, sekian lama dia mengincar Davina, namun tidak pernah mendapatkan balasan, bahkan Davina terlihat enggan untuk melirik nya.
"Kurang apa aku coba, tampan, mapan dan lebih dari anak baru itu?, tapi malah Davina lebih memilih dekat dengan nya." Umpat Farrel meluapkan kekesalannya.
"Aku ada ide brilian" suara bariton sahabat sekaligus ajudan nya Gilang, mengagetkan Farrel yang tengah galau tingkat dewa, memikirkan cara bagaimana menaklukkan Davina.
"Ide apaan sih, palingan idemu itu makan gorengan lima, tapi ngakunya dua buah kepada ibu pemilik kantin sekolah ?" Dirga ikut menimpali percakapan Farrel dan Gilang itu.
"Kali ini ideku benar-benar markotop, dan beda dengan sebelumnya, yang selalu Gagal" ujar Gilang tida mau disalahkan.
"Banyak omong Lo dari tadi, cepat katakan idemu itu" Farrel melonggos kesal melihat kedua sahabatnya yang seakan ingin memperolok nya saja.
"Begini...loe dekatin cewek temannya Davina itu, dengan begitu loe bakal dapat banyak informasi mengenai gadis pujaan hati loe itu, sekalian jadi jembatan hubungan mu nanti" ucap Gilang.
Farrel manggut-manggut mendengar ucapan Gilang, yang kali ini masuk akal juga.
"Okey aku terima idemu itu, besok aku akan mulai dekatin tuch cewek" ucap Farrel sambil tersenyum penuh misteri
Paginya Farrel sengaja tenar pesona namun kali ini lebih ditujukan kepada Vita, sambil tersenyum memasang wajah ramah, menyapa Vita menatap takjub ketampanan nya. dan juga melongo melihat perubahan sikap Farrel yang terlihat begitu tiba-tiba.
Farrel sengaja mempercepat langkahnya, saat melihat Davina dan Aldo datang. dan tiba-tiba ..... brugghhh...dia menabrak sesuatu dihadapannya.
"Aduuuuuh, bresengsek sejak kapan tiang ada disini?" Farrel refleks memegangi jidatnya yang terdapat benjol, akibat kecerobohan nya berjalan tanpa fokus dengan benda yang berada dihadapannya, sehingga Farrel menabrak tiang yang sudah berdiri selama puluhan tahun itu.
"Ha...Ha....Ha..." semua mata tertuju pada Farrel sambil mentertawakan kecerobohan nya tersebut. muka Farrel memerah, kedua tangannya mengepal menahan gejolak emosinya.
"Bresengsek kalian semua." bentak Farrel berlalu pergi menuju kelas, tawa mereka terhenti beberapa saat, setelah itu mereka kembali membayangkan wajah Farrel yang kemerahan antara marah dan sangat malu.
Jam pelajaran matematika yang sangat membosankan bagi sebagian murid, berlalu begitu saja. hingga bel jam istrahat membuat semangat mereka kembali menggebu-gebu berebut meninggalkan kelas.
"Davina, cepetan aku udah haus banget gara-gara ngerjain tugas matematika yang sulit ketulungan, sampai kepalaku rasanya masih mutar-mutar ditempat ini karena ngak nemuin jalan untuk kabur." ucap Natasya asal.
"Kalau kepala mu kabur, kelas ini pasti heboh karena ketakutan, mengira kamu itu sejenis makhluk astral iiihs takuuut." Davina dan Vita langsung bergidik ngeri membayangkan.
"Sudah-sudah jangan ngomong yang serem lagi," Natasya bergidik sendiri. mereka berjalan menuju kantin. sementara Aldo dan Jojo sudah sampai duluan di kantin.
"Davina, ngak nyangka ya Kamu bisa dekat gitu sama Aldo, sumpah...gue merasa masih gemas banget sama tuch Cowok, mana gue sempat-sempatnya meraba benda keramatnya" ucap Vita salah satu teman Davina yang paling genit di antara mereka bertiga.
"Hu...hu..ha...ha...ha...." suara tawa Davina dan teman-temannya pecah, mengisi keheningan kantin tempat para penghuni sekolah maupun asrama untuk sarapan pagi sebelum proses belajar dimulai.
"Gila lu Ca...otakmu benar-benar mesum" Celetuk Davina menggelengkan kepalanya pelan.
"Habis dia tuch yang mulai, main masuk-masuk saja ke toilet wanita. rasain dikeroyok cewek-cewek cantik kayak kita" Natasha teringat kembali kejadian pertemuan pertama mereka dengan Aldo. sambil memainkan anak rambut nya
"Tapi kasian banget dech, liat wajah tuch Cowok habis kita lukis, seperti badut Pancoran saja" mereka kembali tertawa.
"Kita? loe berdua kali. aku nggak ikut-ikutan ya." ucap Davina terlihat kesal.
Davina dan teman-temannya tidak menyadari, dimeja yang berlawan arah dengan mereka. Aldo telah menunduk malu menyembunyikan wajahnya mengunakan buku besar dan tebal. Aldo kembali teringat insiden memalukan saat hari pertama nya menginjakkan kaki disekolah ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Nur Lizza
lanjut
2024-02-07
0
Angga Prastio
sex
2021-12-05
0
💕Leyka Gallardiev 💕
Duh cewek2 genit kasian tuh si aldo kan malu di ingetin wktu pertama di kerjain farel😏
2021-11-16
2