Gena membawa ibunya anindira ke kamar mandi dan menguncinya di sana.
"Bi, aku mohon berikan kuncinya kasian ibu belum makan."
"Kamu pikir aku bodoh, ini pelajaran buat kamu supaya kamu tidak membangkang."
"Aku akan menepati janjiku aku akan ikut bibi menemui mba aluna, tolong berikan kuncinya."
"Dasar anak sialan." gena mendorong anindira sampai terjatuh ke lantai dan dahi nya membentur tembok .
Meskipun dahi nya terluka dia tidak pantang menyerah dan terus memohon pada bibi nya, "kalau begitu, bibi bawa aku bertemu mba aluna sekarang, sebagai gantinya bibi harus membebaskan ibu ku, tolong.. aku mohon."
"Baiklah, sekarang juga kita berangkat."
"Tapi bibi harus janji, akan membebaskan ibu ku."
"Itu tergantung kamu patuh atau tidak."
"Aku patuh, aku patuh, aku akan patuh pada bibi."
"Bagus."
Gena menghubungi aluna untuk temu janji.
"Aku harus ngecek ayah dulu."
"Heii.. kamu mau kemana?"
"Aku mau melihat ayah sebentar"
"Dasar gadis kurangajar, kamu itu banyak mau nya."
"Sebentar saja bi."
"Alaaaahh.. banyak alasan ayo pergi"
"Jangan.. gena jangan lakukan itu pada anakku, aku mohon.. masa depan nya masih panjang, dia juga pasti menginginkan pernikahan yang normal."
Terdengar suara ibunya anindira dari dalam kamar mandi sambil memukukul-mukul pintu.
"Kamu harus nya bersyukur anak mu akan menikah dengan tuan muda kaya, dia seorang CO tampan dan mumpuni."
"Untuk apa menikah dengan seorang yang tampan dan kaya kalau hanya diatas kertas, dia juga sudah beristri, apa kamu sudah tidak punya tenggang rasa? anindira adalah keponakanmu."
"Diam.. kamu jangan ikut campur, justru karna dia keponakan ku, dia akan menghasilkan uang yang banyak, supaya dia bisa membayar hutang-hutang kalian pada ku." menyeringai.
"Jangan bawa-bawa anak ku dalam masalah hutang kami, aku sudah berusaha menyicil hutangku, kamu juga selalu mengambil uang dari hasil kerja keras anak ku."
"Uang segitu mana cukup.. kalian sudah menyeret ku dalam kesusahan, kalian harus tanggung konsekuensinya."
"Apa kamu tidak berfikir bagaimana anak ku akan menjalani kehidupannya setelah di buang dari keluarga itu? bagaimana kalau setelah itu tidak ada lagi pria yang mau menikahinya?" ibunya anindira menangis histeris.
"Itu bukan urusan ku.. cepat kita pergi, aluna sudah hampir sampai di tempat." Ucap gena sambil pergi.
"Kamu serakah gena.. itu sama saja dengan kamu menjual nya, demi uang kamu tega menjual keponakan mu sendiri."
Ibunya anindira meronta-ronta dan memukul-mukul pintu kamar mandi.
Anindira menangis terisak-isak mendengar ibunya histeris seperti itu.
" Ibu, tenanglah, aku janji, aku janji akan baik-baik saja."
Anindira mengusap air matanya, " Setelah ini, kita akan hidup bahagia. ibu tidak perlu memikirkan masa depan pernikahan ku."
"Memang nya kenapa kalau setelah itu tidak ada lagi yang mau menikahi ku? yang penting aku bisa terus bersama ibu dan ayah."
"Anindira, anak ku.. maafkan ibu, maafkan ibu nak." Sambil menangis terisak-isak.
"Hei.. gadis bodoh jangan membuang-buang waktu ku." Hardik gena.
"Bu.. aku pergi dulu, setelah pulang nanti aku akan mengeluarkan ibu dari sana."
"Tidak... tidak, jangan pergi anindira.. biarkan ibu menanggung semuanya, kita pasti akan menemukan jalan keluarnya, kita hadapi bersama-sama."
Anindira pergi sambil tak kuasa menahan kesedihnnya, meninggalkan ibu nya yang berteriak ingin menghentikan nya, tapi tidak bisa karna ibu nya terkurung di dalam kamar mandi.
"Anindira.. anak ku.. nak, nakkk..." Ibunya anindira memanggil-manggil anindira sambil memukul-mukul pintu dan kembali berteriak menangis histeris.
Ayah nya yang terbaring koma di gudang yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini, alam bawah sadar nya menangis dan meneteskan air mata.
...
Aluna meminta gena untuk bertemu di kafe terdekat.
" Apa kamu sudah menunggu lama aluna?" tanya gena.
"Tidak, aku juga baru sampai."
Aluna memesan makanan dan minuman untuk gena dan anindira.
"Dira, kenapa dengan dahi mu?" tanya aluna penasaran.
"Bukan apa-apa." Jawab anindira singkat.
"Terimakasih kalian sudah mau datang menemui ku."
"Apa kita bisa langsung ke intinya saja." ucap anindira merasa gelisah.
Gena mendelik mendengar ucapan anindira.
"Tidak bisakah kalian makan terlebih dahulu?"
"Baiklah, kita makan dulu." Ujar gena
"Tidak.. aku kesini bukan untuk makan, apa aku harus menandatangani surat kontrak?" tanya anindira.
Hari sudah malam, dia semakin merasa tidak tenang.
"Kenapa kamu sangat terburu-bur?" tanya aluna merasa aneh.
"Aku ada janji dengan ibu ku, aku tidak bisa berlama-lama."
Gena mencubit tangannya anindira.
"Bibi dan mba aluna bisa makan dulu di sini, tapi aku harus segera menemui ibu ku."
"Baiklah, baiklah. tenang dulu, ini bukan surat kontrak tapi surat perjanjian."
Aluna memberikan sebuah map berisi surat perjanjian.
"Surat kontrak maupun surat perjanjian, itu sama saja, tidak ada bedanya." ucap anindira sambil mengambil surat perjanjian itu.
"Aku harus tandatangan dimana?"
"Apa kamu tidak mau membaca nya terlebih dahulu?"
"Tidak perlu."
"Kamu sangat tergesa-gesa."
"Mba aluna tinggal bilang saja, aku harus tandatangan dimana? aku tidak bisa membuat ibuku menunggu lama."
"Iya, iya, tandatangan di sini, di sini dan di sini."
Tanpa berpikir panjang anindira langsung menandatangani surat perjanjian itu, karna yang ada dalam pikirannya saat ini adalah ibunya yang sedang terkunci di kamar mandi, dan ayah nya yang sedang koma, ditinggal sendirian di rumah, lebih tepat nya di gudang.
"Sudah selesai, apa aku boleh pergi sekarang?"
"Kalau itu berhubungan dengan ibu mu aku tidak bisa melarang." Jawab aluna.
"Kalau begitu aku harus segera pulang."
Anindira meminta kunci kamar mandi pada gena dengan isyarat, dia menyodorkan telapak tangannya.
"Anak kurangajar, dia memanfaatkan kesempatan untuk membuat ku terpojok." Hardik gena dalam hati.
Lalu gena terpaksa memberikan kunci itu, dan anindira langsung pergi dari sana.
"Kenapa dia terlihat gelisah?" aluna merasa aneh dengan sikapnya anindira.
"Dia memang anak yang aneh, sudah... jangan pikirkan itu ayo kita makan." ucap gena sambil tersenyum.
...
Aluna pulang ke rumah dengan berlari, penglihatannya kabur dan dia sempat terjatuh, tapi dia berusaha berdiri lagi dan berjalan pelan sampai rumah.
Tubuh nya terasa tidak bertenaga karna dia juga belum makan dari pagi, ditambah lagi dahinya yang terbentur membuat kepalanya sakit dan pusing.
...
Sampai rumah dia langsung membuka kunci kamar mandinya, terlihat ibunya yang tergeletak pingsan, kelelahan karna menangis, tangan nya lebam biru karna memukul-mukul pintu dan tubuhnya sangat dingin.
"Ibu.. ibu.. bangun bu aku sudah pulang, semuanya akan baik-baik saja." Ucap anindira panik sambil menangis tersed- sedu.
Lalu anindira menggendong ibu nya ke gudang dan menidurkan dia di sebelah ayahnya.
Gudang itu terlihat bersih dan lumayan nyaman untuk ditinggali, karna anindira dan ibunya selalu merawat dan membersihkan gudang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ita Zarah
sadis x saudara thor
2024-12-13
0
HIATUS
kenapa banyak bawang bombai si thoorr.. kamu masak apa? 😢🤭
2022-02-11
1
🧭 Wong Deso
ku dukung karya mu thor semangat
2021-11-18
1