Sinar matahari pagi bersinar dengan cerah. Berbanding terbalik dengan hati Shanum yang nampak redup.
"Ya Allah gimana caranya aku mengganti uang 10 juta itu? Ini mulut juga asal banget ngomongnya. Aku nggak mau nikah sama orang kaku kayak gitu, nggak ada romantis-romanatisnya," gerutu Shanum yang tengah bingung.
"Apa aku minta bantuan sama Alsyad aja ya?" pikir Shanum
Setelah sekian lama berpikir akhirnya Shanum memberanikan diri untuk menghubungi Alsyad.
Dengan cekatan Shanum mengetik nama kontak Alsyad.
Tuuut tuuuut
Terderngar nada tersambung di ponsel Alsyad, tapi ia tak kunjung mengangkatnya. Sedetik kemudian
"Assalamualaikum num," jawab Alsyad.
"Waalikumsalam, lagi sibuk Al?" tanya Shanum
"Nggak, ntar sore baru berangkat rumah sakit. Kenapa?"
"Sebenernya aku butuh bantuan, kita ketemu ditaman biasa. Sekarang ya. Sekalian aku berangkat ke resto. Aku tunggu disana. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Dengan segera Alsyad mengambil kunci motor lalu melesat ke taman tempat biasa mereka bertemu. Lima belas menit kemudian Alsyad sampai di taman. Ternyata Shanum sudah sampai lebih dulu dan duduk santai di sebuah bangku.
"Num, sorry nunggu lama. Ada apa? Kenapa mukanya kayak gitu?" tanya Alsyad yang nampak khawatir.
"Nggak lama kok, baru sampai. To the point aja ya Al, aku butuh uang sepuluh juta untuk bayar ganti rugi mobil orang. Jadi sebulan lalu tu aku nggak sengaja nabrak mobil orang sampe penyok dan orang itu minta ganti rugi sepuluh juta. Kemarin aku udah nyicil buat ganti, eh malah tu orang nolak uang aku dan ngajak aku nikah. Kamu bisa bantu aku kan Al? Aku nggak mau lah nikah sama orang yang nggak aku kenal," jelas Shanum panjang lebar.
"Menikah?" ulang Alsyad.
Seketika hati Alsyad terasa ngilu mendengar ada seorang pria yang berterus terang ingin menikahi gadis pujaan hatinya.
Ya, Alsyad jatuh cinta dengan Shanum sejak SMA. Ia mencintai Shanum dalam diam. Diam-diam menyebut namannya dalam doa hingga sekarang. Alsyad akan menyatakan cintanya disaat yang tepat.
"Ya udah pakai uang aku aja dulu. Aku transfer di atm kamu aja ya. Kamu cairin sendiri ntar," ucap Alsyad
"Makasih banget ya Al, aku janji kalau ada uang aku ganti. Sekali lagi makasih ya" ucap Shamum senang.
Saking senangnya Shanum refleks ingin memegang tangan Alsyad, dengan cepat Alsyad menghindar. Ya, Alsyad adalah pria sholeh yang berusaha untuk tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya. Sembilan tahun persahabatan mereka kulit Alsyad dan Shanum tak pernah bersentuhan.
"Oh sorry, refleks Al, sorry banget ya" ucap Shanum malu.
Setelah urusan mereka selesai Alsyad pamit untuk pulang dan Shanum pun berangkat ke tempat kerjanya.
"Num sorry banget nggak bisa nganter, aku nggak bawa mobil" ucap Alsyad
"Yah ela kayak sama siapa aja, santai. Aku udah pesen ojol."
Tak berapa lama ojol pesanan Shanum sudah sampai dan mereka pun berpisah untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.
Sementara ditempat lain Davin tengah sarapan bersama sang istri dan ibu tercintanya.
"Vin, mama nggak ikut kamu ke rumah Shanum ya," ucap bu Estu ditengah-tengah menyantap sarapan.
"Kenapa ma?"
"Nggak apa-apa, setelah melihat foto Shanum dan keluarganya waktu itu, sepertinya ibu Shanum adalah teman mama waktu sekolah. Dan mama ada sedikit masalah di masa lalu. Takutnya kalau mama ikut nanti ibu Shanum malah menolak lamaran kamu, karena masa lalu kita yang kurang baik," ucap bu Estu panjang lebar.
Robin sang sekretaris Davin benar benar bisa diandalkan. Begitu diperintah untuk mencari tahu latar belakang Shanum, dengan secepat kilat Robin bisan mendapatkan informasi sedetail-detailnya. Hingga foto Shanum dengan ibunyapun ia dapat. Kerja yang luar biasa bukan.
"Oh ya? Memang masalah apa ma? Lagi pula itu hanya masa lalu dan mungkin saja ibu Shanum sudah tak mengingatnya," ujar Davin
"Mama nggak mau ambil resiko Vin. Tidak apa-apa kamu nanti nglamar dan menikahi Shanum tanpa mama. Bilang saja mama sedang di luar negeri. Lagi pula pernikahan ini hanya sementara."
Ya, hanya sementara. Karena mereka hanya menginginkan anak dari Shanum. Setelah mendapat apa yang mereka mau, mereka akan mendepak Shanum dari kehidupan mereka.
***
Tak terasa langit sudah gelap menandakan malam telah tiba. Kini Shanum tengah siap-siap akan pulang ke rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Num dapet pesen dari adek lo. Suruh cepetan, katanya ada tamu di rumah," ucap rianti memberi tahu.
"Ya ini gue udah selesai, gue duluan ya," ucap Shanum berpamitan
Dengan langkah lebar Shanum menuju tempat adiknya menunggu.
"Siapa sih tamunya, pakek suruh cepet lagi. Kayak tamu penting aja," gerutu Shanum
Tak lama kemudian sampailah Shanum di tempat adiknya.
"Dek ada tamu siapa sih?" tanya Shanum tanpa basa basi.
"Orang. Ya udah buruan naik. Ntar sampai rumah juga tau," jawab Salsa.
Tak membutuhkan waktu lama mereka sudah masuk pelataran rumah. Ada mobil terparkir cantik di halaman. Shanum turun dari motor tanpa berhenti menatap mobil itu.
"Mobil siapa?" batin Shanum
Dengan segera Shanum dan Salsa masuk rumah. Shanum penasaran siapa gerangan pemilik mobil yang mahal nan mewah. Begitu sampai di ruang tamu Shamum terpengarah dan refleks membuka mulutnya lebar.
"Ngapain bapak kesini?" tanya Shanum ketus
"Nak kamu ini apa-apaan sih. Masuk rumah bukannya salam," sela bu Nawang.
Dengan segera Shanum teringat uang sepuluh juta yang harus ia berikan pada davin. Shanum merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sepuluh juta hasil pinjaman dari Alsyad.
"Ini kes dan pas sepuluh juta, saya sudah tidak ada tanggungan lagi pada bapak. Jadi bapak boleh pergi sekarang, pintu keluarnya ada disebelah sana," ucap Shanum dengan menunjuk pintu keluar.
"Shanum bicara yang sopan kamu," ucap Bu Nawang dengan sedikit lebih keras.
"Kenapa bu? Dia ini kesini pasti minta uang ganti rugi atas kerusakan mobilnya kan. Sekarang Shanum udah bayar lunas, jadi urusannya selesai kan," kata Shanum sedikit emosi.
"Saya kesini untuk melamar kamu," jawab Davin santai.
Shanum terkejut dengan yang diucapkan Davin. Dengan cepat ia menolak lamaran Davin.
"Nggak, saya nggak menerima lamaran kamu. Kita tidak mengenal satu sama lain bagaimana bisa kamu mau nikahin saya?" tolak Shanum
"Kalau begitu kita bisa mengenal satu sama lain mulai dari sekarang."
"Nak, apa yang dikatakan pak Davin benar. Kalian bisa mengenal dulu." Sela bu Nawang.
"Tapi bu..."
Belum selesai Shanum bicara sudah dipotong oleh Davin.
"Shanum saya serius, saya ingin menikahi kamu karena saya merasakan sesuatu yang berbeda setelah pertemuan pertama kita. Saya ingin selalu di dekatmu, saya selalu teringat kamu. Sepertinya saya jatuh cinta sama kamu," ucap Davin serius.
Shanum diam tak menjawab, ia masih mencerna apa yang baru saja ia dengar. Ia ragu dengan apa yang di ucapkan pria di depannya.
"Nak, cobalah untuk membuka hati. Niat pak Davin baik," ucap bu Nawang
"Aku nggak bisa jawab sekarang, tapi akan aku pikirkan. Aku permisi ke belakang," jawab Shanum dan berlalu pergi.
Sungguh Shanum merasa bingung dengan apa yang terjadi. Otaknya sama sekali tidak bisa mencerna apapun saat ini. Bagaimana seorang Davin yang terkenal kaya raya bisa jatuh cinta pada gadis sederhana sepertinya.
Tok tok tok
Ceklek
"Masuk bu."
"Nak, ibu tahu ini terlalu mendadak buat kamu. Ibu serahkan semua keputusan padamu. Ibu memang tak mengenal Davin. Tapi melihat dia berbicara pada ibu dan padamu, ibu merasa dia serius nak. Davin sudah menceritakan semua pada ibu. Semenjak pertemuan pertama kalian, Davin mencari tahu latar belakangmu. Dan lihatlah sekarang, setelah tau kamu hanya gadis sederhana ia tetap ingin kamu jadi istrinya. Itu artinya ia menerimamu apa adanya," jelas Bu Nawang panjang lebar.
"Apa ibu yakin Davin pria yang baik? Bu, sangat sulit untuk mendalami karakter seseorang yang baru kita kenal. Bahkan selama inipun Shanum belum kenal dengan laki-laki yang benar-benar tulus dengan dengan Shanum. Kecuali..." Belum selesai Shanum bicara Bu Nawang sudah memotongnya.
"Aslyad. Ya ibu tahu, Alsyad sangat baik. Ibu sudah tak meragukannya lagi. Dia sangat banyak membantu keluarga kita. Jika ibu bisa memilih ibu akan lebih memilih kamu menikah dengan Alsyad. Ibu sudah menyerah berharap pada Alsyad untuk menjadi menantu ibu. Karena hingga sekarang pun status kalian tidak berubah," jelas Bu Nawang
"Entahlah apa yang membuat Alsyad hingga sekarang tak jujur padamau. Ibu dengan jelas melihat bahwa pandangan mata Alsyad saat bertemu sangatlah dalam dan menyiratkan jika Alsyad jatuh cinta padamu," batin bu Nawang
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Anisnikmah
nanti bucin ya Thor
2022-04-26
0
Mutia Kim🍑
Geram deh sama Davin, pengen ku bejek aja rasanya😒
2021-12-27
1