Kisah Pilu Shanum

Kisah Pilu Shanum

part 1

Shanum putri anindya adalah gadis dua puluh lima tahun yang tumbuh tanpa sosok ayah sejak usianya masih dini, yakni tiga tahun. Sang ayah meninggalkan dirinya dan ibu yang tengah hamil tua. Wanita kaya menjadikan alasan sang ayah untuk meninggalkan mereka. Meskipun puluhan tahun hidup tanpa sosok ayah, bu Nawang berhasil menjadikan shanum dan sang adik menjadi perempuan yang mandiri, kuat dan ceria. Kini shanum telah bekerja di sebuah restoran. Ya, setelah lulus SMA shanum lebih memilih bekerja untuk membantu biaya sekolah sang adik.Tiada kata menyesal bagi Shanum meskipun harus mengubur cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter, yang terpenting sekarang Shanum harus berguna untuk sang ibu dan adik. Shanum harus bisa mewujudkan cita-cita sang adik yang ingin menjadi pebisnis sukses.

"Bu nanti aku pulang agak telat ya, soalnya di resto ada acara," ucap Shanum pada ibunya.

"Ya, hati-hati dan jaga diri, kamu ini perempuan pulang kerja malam terus," jawab bu Nawang.

"Kapan kamu mau kenalin pacar kamu ke ibu? jangan sendiri terus, jangan fokus sama kerja saja. Usia kamu sudah matang untuk menikah. Mau jadi perawan tua?" sambung bu Bawang panjang lebar.

"Ibu doanya jelek amat sih. Masak doain aku jadi perawan tua. Nanti kalau udah ketemu sama jodohnya pasti aku nikah. Sekarang masih fokus memperbaiki diri sendiri dulu sama mendekatkan diri ke Allah. Jadi ibu santai aja ya. Nggak perlu khawatir tentang jodoh. Ok Bu," ucap shanum sambil menyatukan jari telunjuk dan jempol membentuk bulatan sempurna.

"Ya udah bu, Shanum kerja dulu. Cuus sa kita berangkat," ucap shanum pada Salsa, sang adik.

"Assalamualaikum," ucap shanum sambil mencium punggung tangan Bu Nawang.

"waalaikumsalam."

Setelah lima belas menit membelah jalanan shanum sampai di restoran dan memulai pekerjaannya seperti biasa. Tujuh tahun sudah Shanum bekerja sebagai waiters, ia sangat menikmati profesinya yang sekarang. Karena dengan pekerjaan inilah yang bisa membuat Salsa kuliah hingga sekarang.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang yang artinya jam makan siang para karyawan kantor tengah dimulai. Restoran sangat ramai pengunjung hingga membuat semua karyawannya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Begitupun dengan Shanum yang berjalan kesana kemari untuk mengantar pesanan customernya. Karena saking sibuknya, tanpa disadari ada seorang pria yang tengah memperhatikan shanum dari jauh, memandang tanpa berkedip dan semacam terpesona dengan keangguan Shanum.

"Rob, cari tahu gadis berjilbab biru yang tengah sibuk mengantar pesanan. Cari tahu tentang dia sedetail-detailnya tanpa terlewat. Aku menginginkan gadis itu untuk menjadi ibu dari keturunanku," ucap pria itu tanpa menghentikan pandangan dari Shanum.

"Baik tuan," jawab Robin sang sekretaris pribadi tuan muda kaya, siapa lagi kalau bukan Davin Atmaja.

Seorang pria kaya yang sukses diusia muda membuat ia disegani banyak orang, apalagi dengan karakternya yang dingin, kejam dan angkuh membuat semua orang berpikir walaupun hanya untuk sekedar menyapa.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Saatnya untuk pulang. Lantaran ada acara para karyawan pulang lebih lambat dari biasanya.

"Num, dijemput nggak sama adek lo?" tanya Rianti teman kerja Shanum.

"Nggak, sengaja gue larang buat jemput. Udah malem gini. Mau naik ojol aja gue."

"Udah pesen?"

"Udah tapi nggak tau kenapa dari tadi nggak nyampe-nyampe juga," jawab Shanum khawatir karena waktu terus berjalan yang artinya menandakan malam sudah semakin larut.

"Ya udah nginep kos gue aja yuk, bahaya tau perempuan jam segini masih di luar," ajak Rianti.

Belum sempat Shanum menjawab tawaran Rianti tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka.

"kayak kenal mobilnya," batin Shanum.

Tak lama kemudian turunlah seorang pria dengan pakaian casualnya.

"Num kog belum pulang?" tanya sang pria.

"Ya, tadi ada acara di resto jadi pulangnya lambat, ini nungguin ojol aku persen dari tadi nggak nyampe-nyampe," jawab Shanum. "Eh lupa, kenalin ini Rianti temen kerja, Ri kenalin ini Alsyad sahabat gue dari SMA yang pernah gue ceritain ke lo," ucap Shanum memperkenalkan mereka berdua.

Ya, Shanum dan Alsyad sudah bersahabat semenjak mereka duduk di bangku SMA. Saat itu Shanum masih duduk di kelas sepuluh sedangkan Alsyad sudah kelas dua belas. Perbedaan usia yang tak jauh membuat mereka lebih gampang akrab.

"Ya udah aku antar pulang num, udah malem ini," tawar Alsyad.

"Ya udah boleh, yuk Ri sekalian biar dianter Alsyad," tawar Shanum.

"Apaan si orang kos gue tinggal nyebrang doang ngapain pakek diater segala. Udah lo buruan naik, capek ni gue berdiri dari tadi, ngantuk juga mau capcus tidur," jawab Rianti panjang lebar.

"Ya udah gue pulang dulu, lo hati-hati di jalan," pamit Shanum yang dijawab anggukan oleh Rianti

Tak membutuhkan waktu lama mobil Alsyad kini sudah terparkir cantik di depan rumah Shanum. Tampak ibu shanum duduk di teras rumah menunggu kepulangan anaknya. Melihat itu Shanum bergegas turun dan setengah berlari kearah ibunya.

"Bu maaf ya pulangnya telat banget, ibu pasti khawatir," ucap Shanum merasa bersalah.

"Assalamualaikum Bu," ucap alsyad seraya menyodorkan tangan untuk bersalaman.

"Waalikumsalam nak," jawab Bu Nawang

"Ini sudah tengah malam, sebaiknya kamu pulang dan istirahat. Terimakasih sudah antar Shanum sampai rumah dengan selamat. Kamu memang menatu idaman," ucap Bu Nawang.

Mendengar ucapan sang ibu refleks Shanum melongo.

"Ibu apaan sih, malu tahu."

"Nggak apa-apa num, aku ini memang menantu idaman para ibu dan juga calon suami idaman untuk para gadis. Kayak sama siapa aja malu-malu," ucap Alsyad percaya diri. "Ya udah aku pamit pulang ya bu, Num. Assalamualaikum," tambah Alsyad.

"Waalikumsalam," jawab Shanum dan ibunya

"Ya udah sana masuk istirahat," perintah bu Nawang.

Shamum masuk kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu beranjak ke kamar untuk istirahat. Seharian beraktivitas membuat Shanum lelah dan tak membutuhkan waktu lama Shanum sudah berlayar ke alam mimpi.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat kumandang adzan subuh bersahutan dari penjuru arah. Shanum segara mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat. Selesai shalat ia membantu sang ibu untuk memasak di dapur.

"Num, ibu mau nanya. Kamu yakin hubungan kamu sama Alsyad murni persahabatan?" tanya bu Nawang to the point begitu Shanum sampai di dapur.

"Ibu kenapa tiba-tiba nanya gitu? jangan bilang ibu mikir yang nggak-nggak ya."

"Ibu cuman ngrasa kalau Alsyad punya rasa sama kamu. Kamu ini jadi perempuan kok nggak peka banget."

"Perasaan ibu aja itu ma. Udah ya bu aku nggak pengen ibu bahas ini lagi. Ok. Ya udah aku mandi dulu ya bu, udah selesai juga masaknya."

Lima belas menit kemudian Shanum selesai dengan ritual mandinya dan bergegas menuju meja makan untuk sarapan bersama.

"Dek ada kelas nggak?" tanya Shanum pada adiknya.

"Nggak mbak, kenapa?"

"Jalan yuk, sekalian kita ke supermarket beli kebutuhan bulanan mumpung mbak lagi libur juga."

"Ok ayuk berangkat sekarang," ajak salsa

"Bu kita keluar sebentar ya, assalamualaikum," pamit Shanum pada ibunya.

"Waalaikumsalam, hati-hati."

Ditengah perjalanan tiba-tiba Shanum teringat akan pembicaraan ibunya tentang Alsyad hingga tidak menyadari bahwa lampu lalu lintas berwarna merah menyala dan

Bruuuaaaakkk

bersambung.

Terpopuler

Comments

D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐

D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐

Semangatttttt🤗

2021-12-26

0

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

hadirku kak.. ada typo di awal, sama perubahan nama Ibu Nawang jadi ibu Bawang, lanjut kak

2021-12-25

0

😚Pejuang Tangguh😚

😚Pejuang Tangguh😚

bagus Kak 🥰.
SEMANGAT 💪💪💪

2021-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!