"Gadis xxxxxku," Batin Garvin sambil berjalan menuju ranjang di mana Lisha terbaring lemah. (Sensor gesss, biar misterius 🙈. Ada yang bisa nebak?😗).
"Bangunkan saja dulu, Kak," saran dr. Kelvin.
"Tidak perlu, sepertinya dia sangat lelah," jawab Garvin tidak tega bila harus membangunkan gadis malang itu.
"Hati-hati, Kak," imbuh dr. Kelvin mendapat anggukan dari Garvin. Di perjalanan menuju mobil, Lisha tampak mengerjabkan matanya.
"Ah, maaf, Tuan. Turunkan saja saya. Maaf jadi merepotkan, Tuan." Ujar Lisha mencoba untuk turun, namun urung kala di cegah oleh Garvin.
"Sebentar lagi sampai mobil, nona tidak perlu turun, tanggung." Saut Garvin yang kini sudah berada di tempat parkir mobilnya.
Di tangah malam yang sepi, sangat jarang ada orang. Tapi walaupun ada, mereka tidak akan berani ikut campur urusan CEO ternama itu. Sekali mereka mengambil gambar, Maka besoknya, mereka akan kehilangan suatu hal yang paling berharga bagi mereka. Pekerjaan, misalnya.
"Maaf, Tuan, tadi saya ketiduran. Maaf saya jadi merepotkan." Ujar Lisha yang kini telah di dudukkan di samping kursi kemudi.
"Sudah sepatutnya, Nona. Karena saya memang harus bertanggungjawab akan kesalahan saya." Saut Garvin lembut.
"Oh, iya. Ini ada beberapa makanan untuk Nona dan Adik Nona di rumah, tadi sempat saya orderkan," ucap Garvin mengulurkan sebuah papar bag yang berisi beberapa kotak yang terdapat makanan restoran termahal di dalamnya.
"Terima kasih banyak, Tuan. Terima kasih banyak," ujar Lisha berterim kasih.
"Sama-sama Nona. Sudah seharusnya, saya juga minta maaf karena hampir mencelakakan nyawa Nona," sambung Garvin. "Oh iya, rumah Nona di sebelah mana?" Tanya Garvin yang tidak tau tempat tinggal Lisha.
"Lurus saja, Tuan. Setelah itu berhenti di simpang depan sana," jawab Lisha sambil menunjuk jari telunjuknya ke depan sana.
"Baik, Nona." Jawab Garvin mengerti.
"Apa kaki Nona masih sakit?" Tanya Garvin memecah lenggang.
"Tidak lagi, Tuan. Sudah agak mendingan. Sudah tidak sakit lagi saat menginjak," jawab Lisha jujur.
"Panggil saja nama saya, Nona. Nama saya Garvin Vience. Panggil saja Garvin," pinta Garvin.
"Baik, Tu ... eh, Garvin," ralat Lisha membuat Garvin tersenyum.
"Kalau boleh tau, nama Nona siapa?"
"Nama saya Ageela Glisha, panggil saja saya Lisha, Tuan, eh Garvin." Jawab Lisha.
"Kita sudah sampai, rumah Nona Lisha yang mana?" Tanya Garvin sambil melirikkan matanya ke luar sana.
"Di belakang gedung itu, Garvin." Tunjuk Lisha yang mulai terbiasa menyebutkan nama Garvin.
"Oh, mari saya bantu Nona," jawab Garvin segera ke luar dari Mobil, kemudian membantu Lisha berjalan hingga tiba di depan gubuknya yang miring hampir ambruk.
"Kakak, aku lapar, kenapa kakak lama sekali?" sambut Casey sang adik yang berusia 6 tahun.
"Maaf, sayang. Kakak terlambat pulang, ini, bawalah makanan ini ke dalam." Ujar Lisha sambil memberikan makanan yang tadinya Garvin berikan untuknya. Adik kecilnya langsung berlari masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan terima kasih.
Garvin tampak memasang wajah iba—kala melihat keadaan rumah Lisha yang begitu memprihatinkan.
"Terima kasih bantuannya, Garvin." Ujar Lisha tulus.
"Sama-sama, Nona Lisha. Kalau begitu saya permisi pulang," imbuh Garvin yang mengerti dengan kalimat Lisha yang tersirat permintaan agar dia segera pulang.
"Sekali lagi terima kasih banyak, Garvin." Ujar Lisha lagi. Garvin menganggukkan kepalanya sambil terus berjalan masuk ke dalam mobilnya.
"Kakak! Tolong!"
.
.
.
.
Jika reader semua menyukai cerita ini, mohon dukungannya dengan memberikan like, komen, hadiah, dan juga vote, koin juga boleh, terima kasih banyak 🙏❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Aqiyu
ada apa lagi....
2022-05-25
0
Surtinah Tina
panti ibunya kenapa" tuh...
2022-01-13
0
gua ganteng
terbaik
2022-01-07
0