Istri Kedua CEO Gondrong
Brakkkk!
Suara pintu yang ditutup paksa.
Lisha membalikkan badannya cepat kala terkejut dengan suara pintu yang terdengar begitu keras di telinganya. Saat itu juga Lisha melempar alat penyedot debu yang tadinya dia bawa, Lisha langsung berlari menuju pintu yang telah terkunci rapat.
"Tolong! Siapa pun tolong buka pintunya. Ada apa ini? Kenapa saya dikunci di dalam sini? Saya mohon jangan bercanda. Cepat buka pintunya, saya mohon," Teriak Lisha histeris. Kamar yang kedap suara, entah siapa yang akan mendengarkan teriakan gadis malang itu.
"Ya ampun, apa yang terjadi?" Batin Lisha ketakutan.
"Aaaakh!" Jerit Lisha kala kaget dengan seorang lelaki tampan tanpa busana yang tiba-tiba menyentuh bahunya yang bergetar. Lisha dapat melihat jelas wajah penuh n*fsu itu yang tertimpa cahaya sinar lampu yang begitu terang di dalam kamar suite room itu.
Seorang pria berpenampilan berantakan dengan rambut gondrong, bertubuh kekar, garis wajah yang tegas, hidung mancung tegak berdiri, serta bibir tipis atas dan tebal seksi di bagian bawahnya, pria dengan mata merah berkilat n*fsu itu terus memeluk Lisha dengan eratnya, membuat Lisha tidak nyaman ketika tubuhnya dan tubuh pria itu bersatu dalam pelukkan.
"Lepaskan saya!" Teriak Lisha lagi saat lelaki tampan dengan wajah sendu itu memeluknya begitu erat.
"Tuan, saya mohon lepaskan saya!" Teriak Lisha benar-benar percuma, karena tak sedikit pun di gubris oleh pria itu.
"Lona, aku sangat mencintaimu. Kenapa kamu selalu ingin pergi dariku? Aku mohon maafkan kesalahanku, aku akan melakukan apa pun agar kamu mau kembali kepadaku," ucap pria tanpa busana itu menggenggam wajah Lisha dengan begitu erat, membuat gadis malang itu kesulitan membuka mulut guna mengeluarkan suara.
"Tuan, saya Lisha. Saya bukan Lona seperti yang Tuan katakan, saya mohon lepaskan saya!" Teriak Lisha walau bersusah payah.
"Lihatlah wajahmu yang menderita ini. Aku tau kamu pasti akan sangat menderita tanpa aku di sisimu. Jadi, aku mohon kembali-lah kepadaku," racau pria itu yang sepertinya tengah mabuk berat.
"Tuan, saya buka Lona. Saya Lisha!" Teriak Lisha berusaha berontak.
"Kamu menolakku!" Bentak pria itu sambil mengeratkan cengkeramannya di dagu Lisha, hingga meneteskan darah segar yang mengalir dari sudut bibir gadis malang itu.
"Kamu menolakku, maka jangan salahkan aku bila berbuat tidak sopan padamu!"
"Hemp!" Lisha berontak ketika pria itu ******* bibirnya dengan begitu kasar.
Huffff ....
Lisha langsung mengambil napas saat pria itu melepaskannya yang hampir kehabisan napas.
Aaaakh!
Teriak Lisha karena pria berambut gondrong itu mengangkat tubuhnya ala bridal, lalu melemparkannya ke atas ranjang.
"Tuan saya mohon jangan," pinta Lisha sambil beringsut mundur sedangkan pria itu semakin maju mendekatinya dengan mata merah pertanda nafsu yang membuncah.
"Kali ini aku tidak akan pernah melepaskamu, kamu harus menjadi milikku seutuhnya!" Bentaknya lalu menarik kasar kaki Lisha hingga kini Lisha sudah berada di bawah kuk*ngan lelaki itu.
Lagi dan lagi, lelaki bertubuh kekar itu mencium bibir Lisha dengan segala kekasarannya.
"Ya Tuhan, apa yang saat ini terjadi? Takdir seperti apa ini? Aku hanya ingin bekerja untuk mendapatkan uang demi membiayai pengobatan Ibuku, kenapa sekarang jadi begini? Aku mohon bantu aku melepaskan diri dari pria brengsek ini, hanya dirimu yang dapat membantuku saat ini," batin Lisha serta menangis.
"Aku tidak akan melepaskanmu," pria itu menyeka perlahan air mata Lisha yang terus mengalir.
"Saya mohon lepaskan," mohon Lisha pilu, tak lagi dapat berontak. Tenaganya sudah hampir habis, pria yang kini menguk*ngnya begitu kuat. Lisha tidak akan mampu melawan tenaga pria kekar itu.
"Apa kamu tidak pernah mencintaiku?" Tanyanya dengan nada suara melembut.
"Saya bahkan tidak mengenal, Anda. Bagaimana mungkin saya mencintai orang yang tidak saya kenal," jawab Lisha sendu.
"Aku tetap akan melakukannya!" Ucap pria itu menekan kalimatnya. Lalu merobek baju kumal Lisha dengan sekali tarikan. Lisha hanya dapat mengiba berharap pria itu mau melepaskannya. Namun tidak mungkin kala merasakan napas pria itu semakin berat.
Matanya membulat sempurna kala melihat dua gundukkan Lisha yang sintal dan padat. Tak sabaran pria itu langsung merem*snya kasar. Membuat Lisha memejamkan matanya merasa geli.
"Tuan, saya Lisha bukan Lona. Saya mohon lepaskan saya," ucap Lisha dengan suara yang begitu pelan bahkan hampir tak terdengar.
"Malam ini kamu adalah milikku, Lona." Jawabnya lalu kembali menarik bra Lisha ke atas. Kini, dua gundukkan putih itu berdiri tegak menantang pria itu. Tanpa mempedulikan teriakkan Lisha, dia langsung memberikan tanda kepemilikan di sana. Bekas merah bahkan keunguan Lisha dapatapkan.
Suara erotis Lisha lolos begitu saja membuat Lisha merasa sangat membenci dirinya sendiri. Sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, seakan membutakan hatinya.
"Kamu menyukainya," sautnya kembali bermain di atas sana.
Kini Lisha tak lagi berontak. Tenaganya benar-benar telah habis. Bahkan dia tidak sangup menahan suara erotisnya agar tidak lolos.
tangan pria itu bergerilya ke mana-mana, Lisha hanya dapat menelan kepahitan karena tidak dapat menghentikan tubuhnya untuk tidak menikmati.
Lisha melihat senyuman smirik dari pria itu kala berhasil mempoloskan tubuhnya. Kini keduanya sama-sama polos, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi area inti masing-masing. Lisha menggelengkan kepalanya kala pria yang berada diatasnya, mengusap pelan area intinya.
Pria itu tersenyum menatap Lisha yang kini mengigit bibirnya untuk menetralkan rasa tak karuan di bawah sana.
"Tu-an, ah ... Lepaskan!" Racau Lisha kala gelenyar aneh itu naik hingga ke otaknnya, tubuhnya seakan melayang di udara, membuatnya lemas seketika.
"Kamu milikku, Lona." Ujarnya langsung mencium bibir Lona dengan kasarnya. Di bawah sana, Lisha merasakan ada sesuatu yang keras mengusap pelan daerah intinya.
"Saya bukan Lona, harus berapa kali saya katakan kalau saya bukan Lona, tapi saya Lisha," saut Lisha pilu dengan rentetan air mata yang terus mengalir deras.
"Setelah ini kau adalah milikku," ujarnya langsung mengarahkan senjata pusakanya ke area inti Lisha. Lisha memejamkan matanya, mengepal seprei erat hingga tangannya memutih. Dia telah pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya. Menyesal pasti, apalagi jijik.
Lisha yang semula dipinta sang atasan untuk membersihkan kamar yang sudah begitu bersih dan rapi. Harus menelan kepahitan bahwa dirinya pasti telah dijebak. Karena jelas, Sebelum-sebelumnya Lisha bahkan tidak diberikan izin untuk membersihkan kamar ini. Cukup aneh, karena kini dia yang disuruh membersihkan kamar mewah itu. Tanpa sedikit pun rasa curiga, Lisha memberanikan diri masuk ke dalam kamar di mana kini dia harus kehilangan kesucian yang direngut secara paksa.
Setelah ini, Lisha tidak tau apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Tapi satu yang pasti, Lisha akan tetap melanjutkan hidupnya yang malang. Masih ada Ibu yang sangat membutuhkan dirinya, juga satu adik yang bahkan tidak pernah bosan menyambut dirinya pulang kerja, karena menanti makan malam yang biasanya selalu Lisha bawa.
.
.
.
.
Hallo reader tercinta Semuanya 😍
Othor kembali dengan cerita baru nih🙌
Kalau reader semua menyukai kisah ini, mohon dukungannya dengan cara like, komen, vote, hadiah❤️
Terima kasih banyak, lope reader semua🙏😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-07-10
0
Susan Susanah
lanjut Thor,,,sekelian judul Vano Ama kalina
2023-01-26
0
FUZEIN
SEBELUM BACA..AKU SUKA SCROLL DULU SAMPAI EPISODE AKHIR..TAMAT KE TAK..SELALU KENA PRANK...ATAS TULIS SELESAI...EHHH...TERGANTUNG SEPI PASTU--ok....kita mula baca...sebab betul2 tamat ceritanya🥰🥰tq ya thor
2022-12-13
0