Episode 5

Sherina menghampiri Fhadlan yang masih sembunyi di balik pintu kamar sambil membawa asoi berisi ayam chiken dari ibu Zakiah yang di peruntukkan buat Fhadlan.

"Nak" panggil Sherina lembut.

"Nak Fhadlan" pangil Sherina lagi.

"Fhadlan... Lihat apa yang ibu bawak nak" kembali Sherina memanggil Fhadlan namun Fhadlan tak kunjung menyahuti panggilannya.

Sherina menutup daun pintu tempat Fhadlan ngumpet.

"Astagfirullah .... " ucap Sherina setengah berteriak saat melihat Fhadlan jatuh bersamaan dengan tergesernya daun pintu tempat senderanya.

"Kamu telah tertidur nak" ucap Sherina lalu memanggul Fhadlan, kemudian memindahkannya ke tempat tidur.

Sherina meneteskan air mata saat mengenang betapa takutnya Fhadlan pada ibu Zakiah hingga tertidur dalam persembunyiannya.

"Aduhai anakku, tak pernah ibu melihat bayi setampan dirimu, tidak juga ibu pernah dengar ada ada bayi yang baru di lahirkan lalu di benci dan di perlakukan sebagai musuh besar oleh seseorang" tangis Sherina di samping Fhadlan.

Sherina tidak pernah membedakan perlakuannya terhadap Fhadlan dari Rania anak kandungnya. Sherina menangis pilu sambil mendekap Fhadlan hingga dia sendiri tertidur di sampingnya.

Saat hampir Azan magrib Sherina terbangun dari tidurnya, di lihatnya Rania anaknya juga sudah tertidur di sampingnya tangannya masih memeluk asoi chiken pemberian ibu Zakiah. Pelan pelan sherina bangun seakan tidak ingin membangunkan kedua anaknya yang sedang tidur lelap.

Di ruang keluarga di lihatnya suaminya sedang merokok dengan segelas kopi di depannya.

"Sudah pulang pa, kenapa gak bangunin Sherina tadi, biar di buatkan kopi" ucap Sherina.

"Papa juga kasiann kamu Rin, dari pagi ngurusin dua anak yang macam macam tingkahnya, lagian bikin kopi apa susahnya" kata Perdinan menyebut nama kecil istrinya.

"Yah gak apa apa kok pa, emang itu tugasnya ibu. Ooo iya katanya kajek mau tinggal sama kita, kapan mau kesini" tanya Sherina.

"Iya, sudah di kamarnya di lantai atas kok Rin" kata Perdinan.

Emang rencananya Perdinan akan membawa ayahnya untuk membantu istrinya merawat anaknya, katena istrinya Sherina akan kebuka warung manisan di desanya. Kontrak mereka dengan keluarga abu Daud sudah berakhir dan berkat tabungan Sherina dari sebagian gaji yang di berikan abu Daud selama dua tahun menyusui Fhadlan mereka mampu mbangun sebuah warung sederhana di pinggir jalan memasuki desa mereka.

Perdinan berjanji membawa ayahnya yang sudah renta ke kediaman barunya. setelah dua minggu menrmpati rumah barunya, Perdinan memenuhi janjinya membawa ayahnya tinggal bersamanya dan hari ini Perdinan membawa untuk tinggal di rumaahnya.

Rumah yang di bangun Perdinan sesuai standar rumah di desa mereka, berupa rumah panggung dengan enam belas tiang. Separo bagian di bawah rumah, mereka jadikan warung manisan sebagai kegiatan istrinya Sherina dan kamar untuk mereka. Sedangkan separuh ruangan bawah mereka jadikan sebagai ruang tamu sekalian ruang keluarga dan dapur sedangkan Wc di buat terpisah tapi masih nyambung dengan bangunan induk.

Di ruang atas terdiri dari tiga kamar ruang keluarga dan dapur juga dengan wc yang terpisah tapi juga nyambung dengan bangunan induk. Jadi fungsi rumah mereka sudah mirip ruko.

"Yah kasian sama kakek sendirian di atas, apa tidak sebaiknya kita pindah ke kamar atas juga pa?" tanya Sherina.

"Gak harus gitu, kita bisa pakai kamar atas juga untuk kamar Rania, karena kita pasti sering di kamar bawah jika warung sudah di buka" ucap Perdinan.

"Iya deh, sekarang papa mandi sehabis Magrib kita makan, mama sudah masakkan sop ceker kesukaan papa" ucap sherina.

****

Sehabis magrib dan makan malam Perdinan, Sherina dan kakek Ammar ayah Perdinan duduk di ruang keluarga, Kakek Ammar terlihat seperti tidak bahagia, seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat. Sherina yang dari tadi cukup perhatian dengan ayah mertuanya bertanya.

"Kurang nyaman di sini yah?" tanya Sherina.

"Sangat nyaman nak" kata kakek Ammar.

"Ayah seperti mikir sesuatu apa ada yang salah Perdinan?" tanya Sherina lagi.

"Gak nak, ayah cuma kepikiran alangkah lamanya ayah hidup, ayah sudah tak pengen hidup lebih lama lagi" kata kakek Ammar.

"Ha ha ha," Sherina tertawa lucu mendengar jawaban ayah martuanya.

Saat itu Rania keluar kamar membawa asoi berisi ayam chiken pemberian ibu Zakia, di ikuti Fhadlan di belakangnya.

"Ma, ayam dedek ma" ucap Rania menarik baju ibunya.

Sherina bangun mengambil asoi berisi ayam chiken pemberian ibu Zakiah untuk Fhadlan.

"Ma makan, Rania makan sama dedek lan ya ma" ucap rania lagi.

"Iya mbak Rania dan dedek Fhadlan duduk dekat kakek ya" perintah Sherina lalu mendudukan Rania berjajar dengan kakek Ammar.

Sherina mengambil dua piring nasi lalu di berikan pada Rania dan Fhadlan.

"Cuci tangannya dulu" sherina mencuci tangan dua anaknya.

"Sekarang baca doa sebelum makan" kata sherina.

"Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannar." Serempak mereka baca doa setelah dapat komando ibunya.

"Sekarang boleh makan, habiskan nasinya jagan ada yang tersisa" ucap sherina.

Rania dan Fhadlan seperti berlomba makan dengan lahap, Selera makan mereka sangat besar maklum habis di sapih pikirannya makan dan makan. Namun baru separo menghabiskan ayam chiken nya Fhadlan tiba tiba jatuh terkulai lemas. Ayam chickennya terjatuh di depan kucing peliharaan mereka, ayam chiken Fhadlan langsung di sambar seekor kucing yang ada di dekatnya.

"Meooog"

Kucing yang menjilati ayam chiken bekas Fhadlan lalu melompat tinggi di udara meraung keras, lalu jatuh mati dengan cairan keluar dari mulutnya.

Sejenak mereka terdiam melihat kejadian yang tiba tiba.

"Ini racun ganas" ucap kakek Ammar melihat bangkai kucing dan Fhadlan yang tergeletak.

"Sherina buang chiken anak mu" kata kakek Ammar lalu berlari kearah peti kayu yang tadi di bawanya, kebetulan masih ada di ruang keluarga belum di pindahkan Perdinan ke kamarnya di lantai atas.

Mereka jadi heboh Rania terpekik berlari ke pelukan Sherina, Perdinan membersihkan bekas makan anak anaknya. Kakek amar mengeluarkan sebuah bungkusan dari timah hitam dari peti kayu miliknya.

"Perdinan ambilkan jeruk nipis dan air putih" teriak kakek Ammar.

Kakek Ammar membuka bukusan terbuat dari timah hitam, di dalamnya terdapat pil bulat berwarna coklat, dengan sedikit air putih pil di larutkan lalu dengan sendok teh larutan sedikit demi sedikit di minumkan ke Fhadlan. Namun tak ada reaksi dari Fhadlan bahkan napasnya mulai deras tak teratur.

"Ini jeruk nipisnya ayah" ucap Perdinan memberikan jeruk nipis.

"Abilkan pisau juga" Pinta kakek Ammar pada Perdinan.

"Ini yah" kata Perdinan memberikan sebuah pisau dapur istrinya pada kakek Ammar.

Kakek Ammar menerima pisau lalu memotong jeruk nipis menjadi dua lalu di peras, lalu kakek Ammar meneteskan air perasan jeruk ke bibir Fhadlan.

"Alhamdulillah" kata kakek Ammar setelah melihat Fhadlan menelan ludahnya.

Kembali kakek Ammar meminumkan larutan obat mengenakan sendok kembali terlihat Fhadlan nenelan ludahnya. kembali kakek Ammar kegirangan.

"Anak ajaib, bisa bertahan dari racun seganas ini" kata kakek Ammar.

Setelah agak lama kakek Ammar menyodorkan sendok berisi larutan obat pada Fhadlan kembali, lalu memastikan kalau Fhadlan meminumnya. Kakek Ammar melakukannya berulang ulang hingga larutan obat di habiskan Fhadlan.

Terpopuler

Comments

Suandra

Suandra

terima kasih suport nya

2022-03-14

0

ayuna

ayuna

Chyntia rollercoaster kehidupan mampir nih....

mari saling support 💪💓✅

2022-02-19

1

Adwa FarzanaAyunindya

Adwa FarzanaAyunindya

1 vote kesini...

2021-11-29

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Bom Waktu Dan Pusaka Raja Nusantara
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Bom Waktu Dan Pusaka Raja Nusantara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!