Dengan tergesa gesa Abu Musa meninggalkan rumah Abu Daud menuju rumah Abu Hamid, sebuah rumah megah yang terketak tak jauh dari rumah abu Abu Daud.
****
"Apakah maksud pak RT mengundang Abu Hamid untuk meminjam mobilnya?" tanya Abu Daud.
"Iya benar saya pikir cuma mobil Abu Hamid yang bisa kita pinjam, jika Ambulan susah di hubungi" kata pak Rt.
"Terima kasih pak RT, semoga saja Abu Hamid berkenan meminjamkan mobilnya" kata Abu Daud agak spesimis.
"Setidaknya kita coba, sekalipun saya sendiri kurang yakin Abu Hamid bisa bermurah hati. Jika Abu Hamid tidak bisa memenjamkan mobilnya, abu Daud boleh menggunakan motor saya untuk membawa ibu Sarah ke rumah sakit" kata pak Rt lagi.
"terima kasih atas bantuan pak Rt" ucap abu Daud.
Beberapa saat kemudian Abu Musa kembali dari rumah Abu hamid, selang beberapa saat berikutnya abu Hamid juga muncul di dampingi istrinya. Abu Hamid duduk di samping pak RT sementara umi Zakiah istri abu Hamid juga duduk tak jauh dari mereka, seolah tak ingin ketinggalan dalam hal apapun yang akan di bicarakan suaminya dengan pak RT.
*****
"Pak Rt perlu dengan saya?" tanya abu Hamid setelah duduk di samping pak Rt.
"Iya pak Hamid, sudah lama kita tak jumpa bagaimana kabarnya?" tanya pak Rt.
"Baik, pak Rt bagaimana kabarnya?" tanya abu Hamid.
"Saya baik baik saja pak hamid, ooo iya saya mengundang Abu Hamid ke sini untuk keperluan yang sangat nendesak, keadaan ibu Sarah makin memprihatinkan dia harus di rujuk kerumah sakit, tapi ambulan tidak bisa di hubungi, karena itu saya atas nama Rt mengharapkan bantuan abu Hamid meminjamkan mobilnya untuk membawa ibu sarah kerumah Sakit" kata pak Rt.
Abu hamid memandang istrinya meminta pendapat.
"Bagaimana bu?" tanya Abu Hamid pada ibu Zakiah istrinya.
Ibu Zakiah terlihat linglung mau menjawab apa, di hatinya sangat keberatan meminjamkan mobilnya, namun dia tidak punya alasan untuk menolaknya. Tiba tiba ibu Zakiah ingat pembicaraan nenek Pairan dan umi kalsum yang di dengarnya tadi saat ikut mencacah tembakau milik ibu Lela, kalau anak kelahiran selasa legi merupakan anak pembawa sial.
"Mohon maaf pak Rt, Pak Abu Daud saya pernah dengar kalau anak yang lahir selasa legi adalah anak pembawa sial, hari ini adalah selasa legi coba pak rt perhatikan dari pagi matahari memancarkan cahaya kemerahan, suasana seharian juga terasa lain di banding biasanya, saya tidak ingin gara gara mobil kami mengatar ibu Sarah melahirkan anak pembawa sial, nanti keluarga kami malah juga akan ketiban sial" kata ibu Zakiah.
Pak Rt dan Abu Daud nampak sangat kecewa dengan penolakan ibu Zakiah.
"Tidak masalah jika ibu Zakiah tidak bisa meminjamkan mobilnya" kata Abu Daud.
Kakek Sultan Murod yang sudah berada di antara mereka terlihat sangat marah mendengar cucunya di katakan anak pembawa sial.
"Zakiah... sekarang ini adakah milinuim trendi semua anak yang di lahirkan pada awal milinium di sebut GENERASI MILINIUM TRENDI tak perduli mau lahir hari selasa atau rabu. Tidak ada yang membawa sial yang ada mereka akan menjadi generasi pemakmur bumi. Siapa yang bersama mereka akan hidup makmur" kata Sultan Murod emosi.
"Itu benar kakek Murod, yang saya ucapkan merupakan keyakinan yang sudah terbukti turun temurun" bantah ibu Zakiah.
"Abu Musa siapkan tandu, kita bawa Sarah dengan tandu ke rumah sakit" kata Sultan Murod memerintahkan anaknya menyiapkan tandu.
"Ingat Zakiah.. tuhan menciptakan manusia itu untuk tujuan yang sangat mulia, tidak ada yang lahir untuk di sia siakan, tidak ada yang di ciptakan sebagai pembawa sial" kata Sultan Murod garang.
"Kakek lihat aja sendiri, hari ini sangat buruk angin kencang tak hentinya berhembus sekarang langit di hiasi awan berwarna merah darah ini pertanda akan kelahiran Anak sial" kata Zakiah tak mau kalah.
"Jdaaaaaaarrrrrrrrr" suara petir menyambar, langit seakan kaget mendengar ucapan ibu zakiah.
Hampir saja Sultan Murod bangkit berdiri mau nenampar mulut ibu Zakiah, tapi tiba tiba awan hitam menyelimuti langit kota tapus, petir menyambar mengagetkan semua orang.
"Bruk bruk bruk" bumi berguncang seolah juga tidak terima dengan ucapan ibu zakiah, mengguncang permukaannya di mana ibu Zakiah berada, hingga terjadilah gempa bumi yang nerobohkan beberapa rumah termasuk rumah abu Hamid, yang suaranya tetdengar hingga ke rumah abu Daud, sementara rumah Abu daud tetap berdiri tegak tanpa cacat.
"Ahhhhh Aaaahh Aaaah" jerit tangis terdengar di mana mana, semua orang yang tadi bersembunyi dalam rumah sekarang berhamburan keluar rumah.
Sultan Murod menarik anaknya Abu Daud keluar rumah, Bidan desa, juga dukun beranak yang tadi merawat ibu Sarah tak ketinggalan menghabur keluar rumah meninggalkan umi sarah yang terbaring lemah sendirian.
Kota Tapus hiruk pikuk dengan raungan dan tangisan di mana mana. Abu Daud melolong histeris memanggil manggil Sarah istrinya.
"Sarah Sarah Sarah" teriak Abu Daud lalu pingsan di pangkuan Sultan Murod.
Tiap semenit terjadi gempa susulan menyebabkan orang yang ingin ke dalam membantu ibu Sarah kembali menghambur keluar rumah.
*****
Pintu kamar tempat ibu sarah tiba tiba tertutup kencang tak bisa terbuka lagi, setiap orang yang mencoba membuka, bahkan mencoba mendobrak pintu selalu gagal seolah mereka sedang mendobrak tembok yang sangat kuat.
Di ruangan bersalin ibu Sarah terbaring pasrah, hanya bibirnya yang bergerak tak hentinya mengucapkan kalimat tauhid. sebuah keajaiban terjadi pada ibu sarah, saat hari mulai gelap, di selimuti mendung, tiba tiba sebuah cahaya terang benderang tiba tiba menerangi kamarnya.
Lalu lima sosok perempuan setengah baya berpakaian serba putih turun secara ajaib dari langit langit kamarnya, lalu mereka duduk mengelilingi umi Sarah, ada yang duduk di dekat bahu sisi kiri dan kanan, ada yang duduk dekat pinggang sisi kiri dan kanan dan perempuan kelima duduk di antara dua kaki umi Sarah.
"Selamat umi Sarah kamu telah melahirkan anak yang di berkati Tuhan Yang Maha Esa" kata salah seorang wanita setengah baya yang duduk di dekat bahu kananya.
"Kumpulkan tenagamu lalu mengejan" kata wanita yang duduk di samping kiri umi sarah.
Wanita yang duduk di samping kiri lalu mengusap muka umi Sarah. tiba tiba umi Sarah merasakan tenaganya pulih kembali melebihi tenaga sebelumnya.
"Ayo umi mengejan yang keras" perintah dua orang wanita yang duduk di sisi kiri dan kanan pinggang umi Sarah. Lalu mereka seperti meraba perut umi sarah mengelus bayi yang ada di dalamnya.
"Hamba Allah keluarlah, bumi sedang membutuhkanmu" kata mereka.
Detik berikutnya ibu Sarah telah melahirkan anak laki laki, tanpa dia rasakan sesuatu yang menyakitkan.
"Oeek oeeek oeek" terdengar tangisan bayi nyaring sekali memenuhi kamar bersalin umi Sarah.
Wanita yang duduk di antara kedua kaki umi Sarah menyambut anak yang baru lahir lalu mengucapkan Azan di telinga kanan sang bayi, seketika bayi menjadi diam seolah sangat nyaman di pangkuan wanita setengah baya yang menyambut kelahirannya. Lalu bayi laki laki tersebut di bersihkan kemudian di balut kain putih. kenudian Sang bayi di baringkan di samping umi Sarah.
Sementara empat wanita yang lain merawat umi sarah, seluruh ruangan di bersihkan hingga tak setetespun darah tersisa di ruangan tersebut.
"Umi Sarah kami adalah dayang dayang Siti Hawa ibunya manusia, jangan katakan pada siapa siapa kalau kami pernah kesini" kata salah satu dari mereka.
Umi Sarah hanya mengangguk
"Terima kasih umi" ucap umi Sarah.
"Berjanjilah jika kamu tidak akan menceritakan kejadian ini kecuali hanya pada anak mu yang baru saja di lahirkan" kata mereka.
"Baik saya berjanji" kata umi Sarah.
Lalu kelima wanita itu kembali melalui tempat dimana mereka datang juga secara ajaib.
****
Jangan lupa komen kasih masukkan bagi penulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments